Akuntansi Archives - RDN Consulting


No more posts

March 18, 2024
front-view-travel-agent-sitting-her-working-place-with-laptop-notepad-indoors-map-agency-service-managers-assistant-ticket-world-global-1.jpg

Kesalahan pembukuan masih kerap terjadi meski padahal pembukuan menjadi salah satu hal yang sangat vital bagi kelangsungan bisnis. Banyak perusahaan yang masih melakukan kesalahan dalam proses pembukuan mereka. Kesalahan-kesalahan ini bisa berakibat fatal bagi keuangan perusahaan dan bahkan dapat mengancam kelangsungan bisnis secara keseluruhan.

Padahal pembukuan yang baik dan akurat merupakan pondasi penting bagi keberhasilan sebuah bisnis. Melalui pembukuan yang tepat, perusahaan dapat memantau arus kas, menganalisis kinerja keuangan, dan membuat keputusan strategis yang tepat waktu. Namun, seringkali kesalahan-kesalahan kecil dalam proses pembukuan dapat mengakibatkan dampak yang besar bagi keuangan perusahaan.

Dalam artikel ini, kami akan membahas beberapa kesalahan pembukuan yang sering terjadi dan bagaimana menghindarinya.

Kesalahan #1: Mengabaikan Rekonsiliasi Bank

Salah satu kesalahan pembukuan yang sering terjadi adalah mengabaikan proses rekonsiliasi bank. Rekonsiliasi bank adalah proses membandingkan catatan transaksi perusahaan dengan laporan yang dikeluarkan oleh bank. Dengan mengabaikan proses ini, perusahaan bisa kehilangan track record transaksi keuangan yang penting, seperti pembayaran yang belum tercatat atau biaya bank yang tidak diidentifikasi. Hal ini dapat menyebabkan kesalahan dalam laporan keuangan dan membuat perusahaan sulit untuk memantau arus kas dengan tepat.

Kesalahan #2: Tidak Mencatat Pengeluaran Kecil dengan Tepat

Jangan anggap remeh sesuatu yang kecil karena kesalahan lain yang sering terjadi adalah tidak mencatat pengeluaran kecil dengan tepat. Meski terlihat sepele, pengeluaran kecil seperti biaya makanan atau transportasi dapat berkontribusi secara signifikan terhadap pengeluaran total perusahaan. Jika pengeluaran ini tidak dicatat dengan tepat, perusahaan bisa kehilangan visibilitas terhadap pengeluaran mereka secara keseluruhan, yang pada akhirnya dapat mengganggu perencanaan keuangan dan menghambat pertumbuhan bisnis.

 

Kesalahan #3: Tidak Memisahkan Keuangan Bisnis dan Pribadi

Kesalahan lain yang sering terjadi adalah tidak memisahkan keuangan bisnis dan pribadi. Terutama dalam bisnis kecil atau milik perseorangan, seringkali terjadi pencampuran antara dana pribadi pemilik dengan dana perusahaan. Hal ini tidak hanya mempersulit proses pembukuan, tetapi juga dapat menyebabkan masalah hukum dan pajak di masa depan. Dengan tidak memisahkan kedua entitas keuangan ini, perusahaan kehilangan transparansi dan akuntabilitas dalam pelaporan keuangan mereka.

Kesalahan #4: Tidak Melakukan Pemantauan Berkala

Kesalahan terakhir yang sering terjadi adalah tidak melakukan pemantauan berkala terhadap proses pembukuan. Pembukuan bukanlah tugas yang selesai begitu saja setelah laporan keuangan disusun. Perusahaan perlu secara teratur memantau dan meninjau proses pembukuan mereka untuk mengidentifikasi dan mengoreksi kesalahan dengan cepat. Tanpa pemantauan yang berkala, kesalahan-kesalahan kecil dapat bertumpuk dan menjadi masalah yang lebih besar di kemudian hari.

RDN Consulting Membantu Pembukuan Perusahaan Tanpa Khawatir Kesalahan

Untuk menghindari kesalahan-kesalahan pembukuan yang telah disebutkan di atas, disarankan bagi perusahaan untuk menggunakan jasa konsultan, salah satunya RDN Consulting. RDN Consulting menyediakan layanan pembukuan yang canggih dan terpercaya, memastikan bahwa setiap transaksi dicatat dengan akurat dan tepat waktu. Dengan bantuan RDN Consulting, perusahaan dapat memfokuskan energi mereka pada pertumbuhan bisnis tanpa khawatir tentang kesalahan pembukuan yang merugikan.

Layanan yang ditawarkan meliputi, jasa laporan keuangan untuk neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas. Perusahaan yang memerlukan kepatuhan dan pelaporan juga bisa memanfaatkan jasa RDN Consulting guna memenuhi persyaratan pelaporan keuangan perusahaan yang sesuai dengan Persyaratan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Selain itu, RDN Consulting juga melayani jasa pendampingan akuntansi menggunakan sistem akuntansi digital terkini dan mutakhir sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

 

Konsultasi Gratis mengenai Masalah Pembukuan Perusahaan di Sini

Kesimpulan

Dalam dunia bisnis yang kompetitif saat ini, pembukuan yang tepat adalah kunci untuk mencapai kesuksesan jangka panjang. Dengan menghindari kesalahan pembukuan yang umum, perusahaan dapat memastikan bahwa keuangan mereka terkelola dengan baik dan dapat digunakan sebagai alat untuk membuat keputusan strategis yang tepat. Dengan bantuan jasa konsultan keuangan seperti RDN Consulting, perusahaan dapat mengoptimalkan proses pembukuan mereka dan menghindari risiko kesalahan yang dapat merugikan.


March 17, 2024
asian-woman-working-through-paperwork-1.jpg

Dalam dunia bisnis dan akuntansi, menjaga akurasi dan keakuratan catatan keuangan merupakan hal yang sangat penting. Salah satu alat yang digunakan untuk memastikan keakuratan tersebut adalah jurnal koreksi. Dalam artikel ini, kami akan membahas secara detail tentang apa itu jurnal koreksi, manfaatnya, serta kesalahan pencatatan yang sering terjadi yang memerlukan pembuatan jurnal koreksi.

Apa itu jurnal koreksi?

Jurnal koreksi atau correction entry adalah catatan akuntansi yang digunakan untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi dalam pencatatan transaksi keuangan, baik itu kesalahan angka atau kesalahan akun.

Ketika kesalahan terdeteksi dalam buku besar atau neraca, jurnal koreksi digunakan untuk mencatat dan mengoreksi kesalahan tersebut. Jurnal koreksi juga bisa disebut dengan jurnal pembetulan, sebagaimana fungsinya membetulkan jurnal yang sudah terlanjur salah dibuat.

Jurnal koreksi biasanya disusun pada akhir periode pelaporan, seperti bulan atau tahun, untuk memastikan bahwa laporan keuangan akhir mencerminkan transaksi yang sesuai dan akurat.

Manfaat jurnal koreksi

Penggunaan jurnal koreksi memiliki sejumlah manfaat yang penting bagi perusahaan, antara lain:

1. Melacak riwayat transaksi

Jurnal koreksi memungkinkan perusahaan untuk memiliki rekaman lengkap dari setiap transaksi yang terjadi. Dengan memiliki histori transaksi yang terdokumentasi dengan baik, perusahaan dapat melakukan analisis lebih mendalam tentang aktivitas keuangan mereka.

2. Struktur kerja yang lebih tertata

Dengan menggunakan jurnal koreksi, rangkaian pekerjaan di departemen akuntansi menjadi lebih terstruktur dan sistematis guna membantu meningkatkan efisiensi dalam proses pencatatan dan pengelolaan keuangan perusahaan.

3. Pekerjaan yang lebih terstruktur

Praktik penggunaan jurnal koreksi membiasakan tim akuntansi untuk menyelesaikan pekerjaan secara lebih terstruktur dan teratur. Ini dapat mengurangi risiko kesalahan dan kekurangan dalam pencatatan transaksi.

4. Mendorong teliti dalam pencatatan

Proses penyusunan jurnal koreksi mengajarkan pentingnya ketelitian dalam melakukan pencatatan transaksi akuntansi di perusahaan. Proses ini membantu mengembangkan kebiasaan kerja yang cermat dan akurat di antara tim akuntansi.

5. Perbaikan kesalahan pencatatan

Salah satu manfaat utama jurnal koreksi adalah kemampuannya untuk membantu memperbaiki kesalahan pencatatan. Dengan memperbaiki kesalahan tersebut, data yang dihasilkan menjadi lebih konsisten dan dapat dipercaya, menghindari kebingungan dan kesalahan interpretasi dalam pengambilan keputusan manajemen.

Kesalahan pencatatan yang sering terjadi

Kesalahan pencatatan pada jurnal dapat menyebabkan ketidakcocokan antara saldo buku besar dan saldo aktual, sehingga memerlukan pembuatan jurnal koreksi untuk memperbaiki kesalahan tersebut. Tanpa jurnal koreksi, kesalahan tersebut dapat menyebabkan informasi yang salah dalam laporan keuangan dan mengganggu proses pengambilan keputusan manajemen.

Beberapa kesalahan pencatatan yang sering terjadi yang memerlukan pembuatan jurnal koreksi, di antaranya:

  1. Kesalahan dalam periode berlangsung yang umum terjadi karena adanya kesalahan dalam mengklasifikasikan akun atau mencatat jumlah transaksi ke dalam jurnal. Contohnya, kesalahan dalam mengalokasikan transaksi ke akun yang salah atau mencatat jumlah yang tidak tepat.
  2. Kesalahan dalam periode yang berbeda terjadi ketika adanya kesalahan dalam pencatatan terdeteksi pada periode sebelumnya namun baru diidentifikasi pada periode berikutnya. Biasanya, hal ini terjadi karena tidak dilakukannya penutupan buku dengan benar, sehingga kesalahan tersebut tidak terkoreksi dan terbawa ke periode selanjutnya.
  3. Kesalahan dalam mengalokasikan transaksi ke akun yang salah, kesalahan dalam menghitung jumlah transaksi, dan kesalahan dalam mencatat transaksi secara lengkap atau tidak lengkap. Misalnya, seringkali terjadi kesalahan dalam mencatat transaksi non-tunai seperti tagihan yang belum dibayar atau penerimaan uang muka dari pelanggan.

Baca Juga: Jasa Apakah yang Diberikan Oleh Akuntan Publik?

Kesimpulan

Dalam menjaga keakuratan dan keteraturan laporan keuangan, penggunaan jurnal koreksi sangatlah penting. Jurnal koreksi memungkinkan perusahaan untuk memperbaiki kesalahan pencatatan yang terjadi, memastikan kepatuhan terhadap standar akuntansi, dan menghindari ketidakcocokan dalam laporan keuangan. Dengan demikian, pemahaman yang baik tentang jurnal koreksi dan penggunaannya dapat membantu perusahaan dalam manajemen keuangan yang efektif dan transparan.


December 11, 2023
work-with-magnifying-glass-calculator-papers-1.jpg

Dalam dunia bisnis yang terus berkembang, transparansi dan akuntabilitas keuangan perusahaan menjadi kunci utama untuk mencapai kesuksesan jangka panjang. Salah satu alat penting dalam kontek ini adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan atau yang lebih sering disingkat dengan PSAK. Lalu, apa itu PSAK, apa saja manfaatnya bagi perusahaan, dan bagaimana cara efektif penerapannya? Semuanya akan dibahas lengkap dalam artikel berikut ini.

Apa itu PSAK?

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan atau PSAK merupakan seperangkat prinsip, aturan, dan panduan yang ditetapkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia (DSKA-Indonesia). PSAK digunakan sebagai panduan untuk menyusun laporan keuangan perusahaan.

PSAK bertujuan untuk menciptakan konsistensi, transparansi, dan kredibilitas dalam pelaporan keuangan. Standar ini dirancang untuk memberikan informasi yang relevan dan dapat diandalkan oleh pemangku kepentingan perusahaan.

Ada 5 jenis PSAK yang berlaku di Indonesia dan masing-masing digunakan oleh badan usaha berdasarkan jenis usaha dan organisasinya, yaitu PSAK-IFRS untuk penyusunan laporan keuangan perusahaan yang tergolong dalam perusahaan publik, SAK-ETAP untuk perusahaan yang belum atau tanpa akuntabilitas publik dalam menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal, PSAK-Syariah untuk badan usaha yang memiliki kebijakan syariah dalam menjalankan bisnisnya, SAK-EMKM berlaku bagi pemegang usaha mikro, kecil, dan menengah, dan yang terakhir SAP, yaitu standar akuntansi yang digunakan oleh instansi pemerintah dalam menyusun laporan keuangan.

5 Manfaat PSAK bagi Perusahaan

PSAK menjadi landasan kritis yang membantu perusahaan dalam mencapai tingkat kredibilitas dan kepercayaan tinggi dari pemangku kepentingan. Dalam konteks ini, penting untuk memahami dan mengapresiasi lima manfaat PSAK bagi perusahaan, di antaranya:

1. Peningkatan Transparansi

PSAK bukan hanya serangkaian aturan, tetapi juga kunci untuk membuka pintu transparansi dalam pelaporan keuangan. Dengan mengikuti standar ini, perusahaan dapat memberikan pemangku kepentingan, termasuk investor dan kreditor, pandangan yang lebih jelas tentang kesehatan finansial mereka. Ini membantu membangun kepercayaan dan mengurangi ketidakpastian di pasar.

2. Meningkatkan Kredibilitas

Komitmen terhadap praktik akuntansi yang baik, seperti yang ditunjukkan melalui penerapan PSAK, membawa dampak langsung pada kredibilitas perusahaan. Investor dan pemangku kepentingan lainnya lebih cenderung percaya pada perusahaan yang menjalankan operasinya dengan standar etika tinggi dalam hal pelaporan keuangan.

3. Kepatuhan Hukum

PSAK bukan hanya panduan internal, tetapi juga sesuai dengan peraturan dan hukum akuntansi yang berlaku. Menerapkan PSAK adalah langkah nyata menuju kepatuhan hukum. Ini tidak hanya melindungi perusahaan dari potensi konsekuensi hukum, tetapi juga menciptakan fondasi keuangan yang kokoh.

4. Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik

Informasi keuangan yang dihasilkan melalui penerapan PSAK bukan hanya sekadar angka-angka. Ini adalah dasar yang lebih kuat untuk pengambilan keputusan. Para pemimpin perusahaan dapat menggunakan data yang lebih akurat dan lengkap untuk membuat keputusan yang lebih informasional dan strategis.

5. Akses ke Modal yang Lebih Mudah

Kepercayaan investor dan kreditor adalah kunci untuk mendapatkan akses mudah ke modal. Dengan menerapkan PSAK, perusahaan tidak hanya menunjukkan kualitas pelaporan keuangan yang baik tetapi juga membuka pintu bagi investasi dan pembiayaan yang lebih mudah diperoleh baik melalui ekuitas maupun pinjaman.

Dengan memahami dan mengintegrasikan manfaat-manfaat ini, perusahaan dapat meningkatkan kinerja keuangan mereka sambil membangun reputasi yang solid di pasar. Berlanjutnya pemahaman dan penerapan PSAK juga dapat menjadi keunggulan kompetitif dalam lingkungan bisnis yang semakin kompleks.

Bagaimana Cara Menerapkan PSAK?

PSAK merupakan salah satu strategi penting untuk mencapai keberhasilan keuangan jangka panjang. Proses penerapan PSAK memerlukan pemahaman yang mendalam, integrasi yang cermat, serta kedisiplinan dalam pemantauan dan evaluasi. Berikut langkah-langkah kunci yang diperlukan untuk efektif menerapkan PSAK dalam lingkungan perusahaan:

1. Pahami standar PSAK yang relevan

Langkah awal yang krusial dalam menerapkan PSAK adalah memahami standar yang relevan dengan bisnis perusahaan. Identifikasi standar PSAK yang berlaku untuk industri dan ukuran perusahaan Anda. Pemahaman mendalam terhadap standar ini akan membantu memastikan bahwa perusahaan Anda dapat mengadopsi praktik akuntansi yang sesuai dengan konteksnya.

2. Integrasikan PSAK dalam proses akuntansi

Integrasi prinsip dan aturan PSAK dalam proses akuntansi harian adalah langkah kunci untuk menjaga konsistensi dan kepatuhan. Pastikan setiap transaksi dan kegiatan tercatat sesuai dengan standar PSAK yang berlaku. Ini tidak hanya menciptakan dasar yang kuat untuk pelaporan keuangan, tetapi juga membudayakan budaya kepatuhan di seluruh organisasi.

3. Sertifikasi dan pelatihan

Keberhasilan penerapan PSAK sangat bergantung pada pemahaman yang mendalam dari tim akuntansi. Pastikan bahwa tim Anda tidak hanya tahu tentang PSAK secara umum tetapi juga memahami bagaimana menerapkan standar tersebut dalam konteks praktis perusahaan. Lakukan sertifikasi dan pelatihan secara berkala untuk memastikan kepatuhan yang berkelanjutan terhadap perubahan dan perkembangan dalam PSAK.

4. Audit internal

Langkah penting dalam menjaga kepatuhan adalah melalui audit internal yang rutin. Proses audit ini membantu memastikan bahwa penerapan PSAK berjalan dengan efektif dan sesuai. Identifikasi potensi perbaikan dari hasil audit dan lakukan tindakan korektif yang diperlukan untuk terus meningkatkan proses penerapan PSAK.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, perusahaan dapat membangun fondasi yang kuat untuk penerapan PSAK yang tidak hanya memenuhi persyaratan hukum tetapi juga meningkatkan efisiensi, transparansi, dan integritas dalam pelaporan keuangan mereka. Implementasi yang baik tidak hanya menjadi tanggung jawab tim akuntansi tetapi juga menjadi investasi strategis dalam kesuksesan bisnis secara keseluruhan.

RDN Consulting bantu perusahaan Anda untuk menerapkan PSAK

RDN Consulting menawarkan layanan konsultasi ahli dalam menerapkan PSAK. Dengan tim yang berpengalaman, RDN Consulting dapat membantu perusahaan Anda mengidentifikasi kebutuhan spesifik dan mengembangkan strategi penerapan yang efektif.

RDN Consulting menyediakan pelatihan karyawan untuk memastikan bahwa tim akuntansi Anda memiliki pengetahuan yang cukup untuk menerapkan PSAK dengan benar dan efisien. Selain itu, RDN Consulting juga menyediakan layanan audit dan pemantauan berkelanjutan untuk memastikan bahwa penerapan PSAK berjalan secara efektif seiring waktu.

Konsultasi Gratis di sini!

Kesimpulan

Dengan menerapkan PSAK, perusahaan dapat mengalami sejumlah manfaat signifikan, mulai dari peningkatan transparansi hingga akses yang lebih mudah ke modal. Dalam menghadapi kompleksitas bisnis modern, RDN Consulting hadir sebagai mitra strategis yang dapat membantu perusahaan Anda menjalani proses penerapan PSAK dengan sukses. Dengan demikian, investasi dalam praktik akuntansi yang baik tidak hanya memberikan kepatuhan hukum, tetapi juga menjadi landasan bagi pertumbuhan dan keberlanjutan perusahaan Anda. Segera booking jasa konsultasi Anda dengan RDN Consulting sekarang!


November 6, 2023
accountant-calculating-profit-with-financial-analysis-graphs-1.jpg

Menjalankan bisnis akan sulit bila tidak ada contoh pembukuan usaha. Mengapa demikian? Perusahaan sekecil apa pun wajib mempunyai pembukuan untuk mencatat laporan keuangan mereka dengan rapi serta akurat. Bahkan, Anda tidak perlu menjadi seorang akuntan untuk melakukan hal ini.


Apa itu Pembukuan Usaha?

Pembukuan usaha adalah pencatatan dengan tujuan mengumpulkan informasi serta data keuangan. Data keuangan yang dimaksud berupa: modal, aset, kebutuhan, biaya produksi, serta harga. Semuanya digabung menjadi laporan keuangan. Dalam laporan keuangan terdapat perhitungan untung-rugi serta neraca keuangan perusahaan.


Tujuan Pembukuan Usaha

Pembukuan usaha bertujuan menghindari kerugian dan meningkatkan strategi bisnis agar semakin berkembang. Pengalokasian modal dan dana jadi terasa lebih mudah dan jelas, karena terlacak berkat catatan detail dalam pembukuan ini.


Contoh Pembukuan Usaha

Berikut adalah contoh pembukuan usaha yang dibuat oleh pebisnis pada umumnya:

1. Pembukuan pengeluaran.

Pembukuan ini mencatat semua pengeluaran, seperti biaya operasional, pembelian bahan baku, gaji karyawan, proses produksi, pajak, hingga pengeluaran darurat.

2. Pembukuan pemasukan.

Pembukuan ini mencatat semua pemasukan, seperti: penjualan produk, piutang terbayar, dan keuntungan lainnya.

3. Pembukuan kas.

Pembukuan kas merupakan gabungan antara pembukuan pengeluaran dan pemasukan. Dari sini pengusaha bisa tahu jumlah kerugian serta keuntungan.

4. Pembukuan laba-rugi.

Pembukuan ini berisi kesimpulan dari kondisi finansial perusahaan yang memuat seluruh pendapatan serta beban perusahaan dalam waktu tertentu. Pembukuan ini harus rapi dan sedetail mungkin agar dapat memperkirakan strategi bisnis berikutnya.

Baca Juga: Membuat Laporan Laba Rugi Sederhana dengan Bentuk & Format Berbeda

5. Pembukuan stok barang keluar dan masuk.

Pembukuan ini berfungsi sebagai monitor keluar dan masuknya barang yang diperjualbelikan perusahaan. Tujuannya adalah agar tidak terjadi kerugian, seperti kehilangan barang maupun kecurangan dari supplier.


Bagaimana Cara Pembukuan Usaha?

Beginilah cara membuat pembukuan keuangan usaha kecil:

1. Membuat catatan pengeluaran.

Tidak hanya jumlah pengeluaran, tanggal terjadinya pengeluaran juga harus dicantumkan. Hal ini dapat menjadi rujukan untuk melacak waktu dan jumlah pengeluaran yang ada.

2. Mencatat semua transaksi.

Catat transaksi penjualan dan pembelian secara terpisah. Misalnya: transaksi pembelian bahan baku, operasional, serta gaji karyawan dapat disatukan – sementara transaksi penjualan dibuat terpisah.

3. Membuat buku kas utama.

Buku kas utama berisi data-data uang yang masuk maupun keluar. Anda bisa mengontrol, memonitor, serta menganalisis dan mengidentifikasi sumber uang dalam bisnis. Buku ini termasuk wajib dimiliki semua pengusaha.

4. Membuat buku persediaan barang.

Buku ini berfungsi sebagai pencatat barang-barang yang tersedia. Anda dapat memantau stok barang lebih akurat berkat buku ini, selama catatan tetap akurat.

5. Mencatat inventaris barang.

Inventaris barang adalah barang dan produk perusahaan siap jual, termasuk bahan baku produksinya.

6. Membuat buku laba dan rugi.

Buku ini berisi total pengeluaran dan pemasukan bisnis dalam periode tertentu. Dari sini, profit dapat diperkirakan sebelum menentukan strategi bisnis selanjutnya.


August 30, 2023
christina-wocintechchat-com-ftCWdZOFZqo-unsplash-1-1-1280x854.jpg

Laba tahun berjalan adalah tujuan pokok mendirikan sebuah usaha. Saat mengetahui seberapa besar laba tahun itu maka perusahaan bisa mengetahui seberapa baik perusahaan berjalan. Untuk itu sebagai akuntan Anda sudah harus paham bagaimana cara menghitung dan unsur apa saja yang menentukan perhitungan tersebut.

Definisi Laba Tahun Berjalan

Ada dua istilah laba yang seringkali disebut oleh pegawai keuangan saat membuat laporan keuangannya yaitu laba tahun berjalan atau current year earning  dan laba ditahan. Keduanya merupakan laba yang dihasilkan oleh perusahaan hanya saja perlakuannya berbeda. 

Seperti namanya laba bersih tahun berjalan adalah laba yang dihasilkan oleh perusahaan selama setahun periode akuntansi. Bisa dimulai pada bulan apa saja tergantung kesepakatan dari manajemen perusahaan. Untuk itu tidak semua perusahaan tutup buku pada akhir tahun.

Secara definisi current year earning  merupakan selisih positif yang dihasilkan oleh perusahaan. Selisih ini berasal dari pengurangan hasil pendapatan dengan beban yang melekat padanya. Selain itu current year earning  juga merupakan hasil bersih setelah pengurangan pajak.

Laba ditahan sendiri merupakan current year earning  tahunan yang tidak dibagikan kepada pemilik perusahaan. Umumnya laba ditahan dipergunakan untuk kepentingan ekspansi perusahaan pada skala yang lebih tinggi. Tentu saja laba ditahan harus mendapat persetujuan dari pemilik modal.

Unsur yang Mempengaruhi current year earning 

Pada current year earning  ada beberapa unsur yang sangat mempengaruhinya misalnya saja:

  1. Penjualan. Ini adalah tolok utama bagaimana perusahaan bisa memutar modal yang dimiliki
  2. Biaya/Beban. Semua beban yang ikut kedalam proses produksi barang harus dikurangkan untuk menghasilkan laba. Ini termasuk biaya depresiasi peralatan, mesin, kendaraan yang berumur lebih dari 1 tahun.
  3. Biaya pajak. Penjualan yang dikurangi beban merupakan laba kotor sehingga harus dikurangi pajak untuk menghasilkan laba bersih tahun berjalan.

Contoh laba tahun berjalan pada perusahaan yang sudah masuk bursa saham yaitu akan membagikan keuntungannya dalam bentuk dividen.

Baca Juga: Kenali Fungsi Laba Ditahan dalam Laporan Keuangan

Menghitung Laba Tahun Berjalan (current year earning )

Untuk dapat melaporkan berapa keuntungan yang diperoleh maka Anda harus tahu bagaimana rumus laba tahun berjalan. Rumusnya cukup mudah yaitu:

(Total pendapatan – Total Pengeluaran) – Beban Pajak = Current Year Earning 

Sebagai contoh perusahaan A pendapatan tahunan $ 20.000 dengan pengeluaran diangka $ 15.000. Pajaknya 25%. Maka cara menghitung laba tahun berjalan perusahaan A adalah sebagai berikut:

= ($20.000 – $15.000) – 20% 

= ($ 5.000) – ($ 5000*20%)

= $ 5.000 – $ 1.000

= $ 4.000

Jadi laba tahun berjalannya adalah $ 4.000

Penutup

Laba tahun berjalan adalah hak pemilik dan investor yang menyetorkan modal sehingga ditahan atau dibagikan merupakan hal prerogative dari pemilik. Namun jika ingin melihat perusahaan lebih berkembang tidak ada salahnya untuk menahan laba selama jangka waktu tertentu.


August 28, 2023
christina-wocintechchat-com-4GpcEI8cqUk-unsplash-1-1280x854.jpg

Dalam siklus akuntansi dikenal ada 11 tahapan dalam pembuatan laporan keuangan. Pada tahapan kelima ada sebuah tahapan yaitu penyusunan neraca sisa/neraca saldo/trial balance. Proses ini harus dilakukan karena memiliki fungsi yang cukup besar dalam penyelesaian laporan keuangan.

Manfaat Neraca Sisa

Dalam perkembangannya neraca saldo harus dikerjakan oleh para akuntan saat menyelesaikan laporan keuangan. Hal ini dikarenakan neraca sisa memiliki manfaat yang cukup besar. Anda bisa melihat keseluruhan manfaat dari pembuatan neraca saldo berikut ini:

  1. Fungsi untuk Koreksi. Pada neraca saldo ada satu fungsi yang paling utama yaitu untuk mengoreksi jurnal yang telah dikerjakan sebelumnya. Bila saldo pada neraca sisa tidak seimbang maka bisa dipastikan ada kesalahan pada jurnal maupun buku besar.
  2. Fungsi kedua: Mencatat. Seperti prinsipnya akuntansi merupakan sebuah proses mencatat seluruh kejadian yang berhubungan dengan proses finansial. Untuk itu neraca saldo dipergunakan untuk mencatat seluruh saldo dari buku besar agar memudahkan perhitungan selanjutnya.
  3. Fungsi Persiapan, dari neraca saldo akuntan bisa mempersiapkan saldo yang akan dipergunakan untuk pembuatan laporan keuangan setelah melakukan jurnal penyesuaian, penutup dan pembalik 
  4. Fungsi Pengawasan, setelah fungsi koreksi trial balance juga berfungsi untuk mengawasi saldo dari buku besar. Memungkinkan saldo terawasi dengan baik sehingga tida ada kesalahan di pelaporan lapran keungan.

Jenis Trial Balance

Ada beberapa jenis trial balance yang dikenal yaitu:

    1. Neraca Saldo Sebelum Disesuaikan. Ini adalah neraca sisa yang berasal dari buku besar. Gunanya untuk mempersiapkan akun-akun yang perlu disesuaikan pada jurnal penyesuaian.
    2. Neraca Saldo Setelah Disesuaikan. Ada beberapa akun yang perlu disesuaikan secara berkala misalnya saja akun depresiasi pada kendaraan, peralatan dan bangunan yang mungkin bebannya terbagi dalam 12 bulan periode akuntansi serta pendapatan atau beban yang diterima/dibayar dimuka. Penyesuaian untuk memberikan saldo nyata keadaan keuangan perusahaan.

 

  • Post Closing Trial Balance. Ringkasan Saldo akhir ini akan menjadi saldo awal periode selanjutnya sehingga akun beban dan pendapatan harus ditutup pada ikhtisar L/R. Ikhtisar L/R kemudian masuk ke akun modal. Jadi yang tersisa saldonya adalah akun-akun Aktiva, Passiva dan Modal saja

Baca Juga: Cara Membuat Neraca Saldo, Contoh, Fungsi & Manfaat

Sumber Neraca Sisa

Format neraca sisa tidak terlalu kompleks hampir sama formatnya dengan jurnal. Dalam neraca sisa berisi nomor akun, nama akun, debet dan kredit untuk setiap akun. Sedangkan sumber neraca sisa berasal dari buku besar. 

Seluruh saldo akun buku besar akan dipindahkan ke dalam trial balance. Untuk itu jangan sampai salah dalam hal pemindahan debet dan kreditnya agar neraca saldo tidak mengalami ketidakseimbangan.

Penutup

Trial balance merupakan salah satu tahapan siklus yang harus dikerjakan. Selain untuk memudahkan langkah ini berguna untuk proses koreksi dari buku besar dan sebagai sumber jurnal penyesuaian dan jurnal penutup. Sehingga dalam akuntansi dikenal juga dengan neraca saldo sebelum disesuaikan, neraca saldo setelah disesuaikan dan post closing trial balance.


August 25, 2023
luis-villasmil-4V8uMZx8FYA-unsplash-1.jpg

Modal menjadi kunci utama sebuah perusahan berdiri. Untuk Perseroan Terbatas (PT) dikenal 3 jenis modal yaitu modal dasar, modal ditempatkan dan juga modal disetor. Pembahasan kali ini membahas lengkap mengenai modal yang disetor dan bagaimana jurnalnya.

Definisi Modal Disetor

Berdasarkan undang-undang terbaru, PT kini memiliki hak untuk menentukan seberapa besar modal dasar yang dimiliki. Namun tentu saja harus tetap mengedepankan rasionalitas dalam penentuannya. Modal dari PT sendiri kebanyakan berasal dari beberapa pihak yang sepakat untuk membuat sebuah badan usaha.

Untuk bentuk badan usaha PT keunggulannya adalah pemisahan kekayaan antara pemilik dan perusahaan. Sehingga jika sewaktu-waktu PT collaps, harta pemilik tidak ikut tersita. Pemilik yang sepakat mendirikan PT akan mengesahkan ke notaris untuk membuat akta perusahaan.

Dalam akta ini tertulis juga besaran modal yang para pendiri sanggupi untuk disetorkan yang dinamakan modal ditempatkan. Perundang-undangan memfasilitasi bahwa modal dasar bisa dibayar 25% dulu dan sisa 75% pembayaran modal bisa dicicil oleh para pendiri. 

Kegiatan inilah yang disebut dengan modal disetor. Secara definisi berarti modal disetor adalah pelunasan atas modal yang sudah disanggupi untuk dimiliki pada modal dasar. Setelah pemilik saham menyetorkan keseluruhan modal pada rekening perusahaan maka dia sudah sepenuhnya sah menjadi pemilik perusahaan tersebut.

Jadi perbedaan modal dasar dan modal disetor adalah bahwa modal dasar merupakan modal yang berasal dari saham yang dikeluarkan perusahaan sedangkan modal yang disetor adalah modal yang berasal dari pelunasan dari modal yang ditempatkan oleh pendiri usaha.

Baca Juga: Pengertian dan Contoh Laporan Perubahan Modal secara Umum

Jurnal untuk Modal Disetor 

Untuk lebih memudahkan penggambaran berikut contoh modal disetor dalam suatu kasus sederhana.

Tuan Adi dan Candra sepakat mendirikan sebuah PT A dengan modal Rp 200.000.000 dengan pembagian yang sama. Saat pendirian Tuan Adi membayar keseluruhan modal dan Tuan Candra baru Rp 75.000.000. Sisa modal yang belum dibayar akan dilunasi pada bulan ke-3 tahun depan. Pelunasan inilah yang disebut dengan modal yang disetor.

Kasus diatas dapat di-breakdown menjadi:

Modal dasar: Rp 200.000.000

Modal ditempatkan Tuan Adi: Rp 100.000.000

Modal ditempatkan Tuan Chandra Rp 100.000.000

Modal yang disetor Tian Chandra: Rp 75.000.000

Maka saat pelunasan Rp 25.000.000 bagian akunting bisa mencatat hal tersebut pada akun modal yang disetor. Jurnal modal disetor bisa terangkai pada uraian berikut ini.

Kas/Bank Rp 25.000.000

   Modal disetor Tuan Chandra Rp 25.000.000

Penutup

Berkaitan dengan modal yang disetor maka para pendiri juga harus berbesar hati bila suatu saat sahamnya ditarik karena tidak melunasi janji membayar modal PT. Hal ini karena modal disetor adalah suatu hal yang tidak bisa disepelekan. 


August 19, 2023
WhatsApp-Image-2023-08-18-at-3.03.09-PM-1280x787.jpeg

Dalam laporan keuangan suatu perusahaan, ada satu komponen yang tak dapat diabaikan yakni laba ditahan. Nah, sudahkah Anda mengetahui apa yang dimaksud dengan laba ditahan dan apa fungsi laba ditahan bagi perusahaan?

Laba ditahan adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan jumlah keuntungan yang tidak dibagikan kepada pemegang saham perusahaan atau ditransfer ke rekening laba bersih. 

Laba ditahan biasanya terjadi ketika perusahaan memutuskan untuk tidak membayarkan semua laba yang dihasilkan kepada pemegang sahamnya dalam bentuk dividen. Sebagai gantinya, laba tersebut dikembalikan ke perusahaan untuk digunakan dalam operasi sehari-hari atau untuk investasi jangka panjang.

 

Mengenal Fungsi Laba Ditahan Bagi Perusahaan

Laba ditahan memegang peranan penting bagi jalannya cash flow perusahaan. Secara spesifik, sebetulnya apa saja fungsinya? Mari kita simak di sini.

 

1, Sumber Pendanaan Internal

Laba ditahan digunakan sebagai sumber pendanaan internal perusahaan. Laba yang tidak dibagikan kepada pemegang saham dapat digunakan untuk mendanai investasi, memperluas bidang usaha, membayar utang, atau memenuhi kebutuhan keuangan lainnya pada perusahaan. Dengan adanya komponen ini, perusahaan tidak perlu bergantung pada sumber pendanaan eksternal.

 

2. Investasi untuk Pertumbuhan Jangka Panjang

Laba ditahan dapat diinvestasikan kembali dalam perusahaan untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang. Perusahaan dapat menggunakan laba ditahan untuk pengembangan produk baru, ekspansi pasar, akuisisi perusahaan lain, atau investasi dalam aset produktif lainnya. Perusahaan dapat memperluas operasinya dan meningkatkan penjualan pada masa mendatang.

 

3. Financial Security

Laba ditahan dapat digunakan sebagai cadangan keuangan untuk menghadapi masa-masa sulit. Jika perusahaan mengalami kerugian di masa depan atau menghadapi tantangan ekonomi yang tidak terduga, laba ditahan dapat digunakan untuk menutupi kerugian tersebut dan menjaga keberlangsungan bisnis. Laba ditahan dapat memberikan perlindungan keuangan dan stabilitas bagi perusahaan.

 

4. Pembayaran Dividen Masa Depan

Laba ditahan juga dapat digunakan untuk membayar dividen kepada pemegang saham di masa depan. Jika perusahaan saat ini tidak mendistribusikan seluruh laba bersihnya sebagai dividen, maka bagian yang tidak dibagikan tersebut akan masuk ke laba ditahan. 

Perusahaan kemudian dapat menggunakan laba ditahan ini untuk membayar dividen di masa mendatang ketika laba mungkin lebih rendah atau ketika perusahaan ingin meningkatkan dividen.

Baca Juga: Pajak Dividen, Tarif Pajak hingga Contoh Perhitungannya!

 

5. Peningkatan Nilai Saham

Laba ditahan yang digunakan dengan bijak untuk mendukung pertumbuhan dan investasi perusahaan dapat memberikan dampak positif terhadap nilai saham.

Jika laba ditahan digunakan untuk menghasilkan produk yang memberikan keuntungan yang berkelanjutan dan mampu meningkatkan kinerja perusahaan, maka nilai perusahaan dan harga sahamnya dapat meningkat.

Begitu penting fungsi laba ditahan bagi perusahaan. Maka dari itu, penting bagi para pebisnis untuk senantiasa memperhatikan komponen ini dalam laporan akuntansi perusahaan.


August 18, 2023
WhatsApp-Image-2023-08-18-at-2.41.21-PM-1280x854.jpeg

Laba ditahan adalah bagian dari laba bersih suatu perusahaan yang tidak dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau digunakan untuk membeli kembali saham perusahaan. Laba ditahan juga dikenal sebagai ekuitas ditahan, laba yang direalisasikan, atau saldo laba.

Alasan Mengapa Perusahaan Perlu Memiliki Laba Ditahan

Perusahaan umumnya memilih untuk menahan sebagian dari laba bersih mereka sebagai laba ditahan untuk berbagai alasan. Apa saja? Ini dia beberapa alasan mengapa perusahaan harus memiliki laba ditahan dalam laporan keuangan.

1. Reinvestasi

Perusahaan dapat menggunakan laba ditahan untuk membiayai proyek pengembangan, investasi modal, riset dan pengembangan, atau akuisisi perusahaan lain. Laba ditahan memungkinkan perusahaan untuk memperluas operasinya atau meningkatkan nilai perusahaan sehingga keuntungan pun dapat berlipat di masa yang akan datang.

2. Stabilitas Keuangan

Laba ditahan juga dapat digunakan sebagai cadangan keuangan untuk menghadapi masa-masa sulit atau ketidakpastian di masa depan. Dengan memiliki laba ditahan yang cukup, perusahaan dapat menghadapi penurunan pendapatan atau biaya tak terduga tanpa harus mengambil pinjaman atau mengurangi dividen.

3. Pembayaran Hutang

Laba ditahan juga dapat digunakan untuk membayar hutang perusahaan. Jika perusahaan memiliki utang yang harus dibayar, laba ditahan dapat digunakan untuk membayar utang tersebut dan mengurangi beban bunga perusahaan. Laba di masa mendatang pun dapat digunakan untuk alasan yang lebih produktif.

4. Dividen di Masa Depan

Laba ditahan dapat digunakan untuk membayar dividen di masa depan. Jika perusahaan tidak membagikan semua laba bersihnya sebagai dividen saat ini, laba ditahan tersebut dapat digunakan untuk membayar dividen kepada pemegang saham di kemudian hari.

Laba ditahan dicatat dalam laporan keuangan perusahaan sebagai bagian dari ekuitas. Jumlah laba ditahan dapat bertambah setiap tahun jika perusahaan menghasilkan laba bersih atau dapat berkurang jika perusahaan mengalami kerugian bersih.

Baca Juga: Mengenal Definisi dan Komponen Ekuitas Pada Perusahaan

 

Bagaimana Cara Menghitung Laba Ditahan?

Ada beberapa tahapan untuk menghitung laba ditahan. Yang pertama, Anda harus menemukan informasi laba bersih perusahaan. Periksa informasi mengenai laba bersih dari periode yang ingin Anda hitung.

Kemudian, temukan laba ditahan awal pada laporan modal pemilik atau neraca keuangan. Jika ada, catat jumlah laba ditahan yang dilaporkan pada akhir periode sebelumnya.

Setelah menemukan laba ditahan, Anda dapat melakukan pengurangan dengan pembagian laba untuk menemukan laba ditahan terakhir. Pembagian laba ini harus mematuhi peraturan dan persyaratan hukum yang berlaku di negara tempat perusahaan beroperasi. Dalam banyak negara, perusahaan harus mematuhi aturan yang ketat mengenai pembagian laba dan melaporkannya secara transparan kepada otoritas yang berwenang dan pemegang saham.

Rumusnya adalah sebagai berikut:

Laba Ditahan= Laba Ditahan Awal + Laba Bersih-Pembagian Laba

Secara sederhana, inilah cara untuk menemukan laba ditahan. Perhitungan laba ditahan sebaiknya dilakukan dengan cermat dan teliti agar semua stockholders bisa memperoleh haknya dengan tepat dan keuangan perusahaan dapat berjalan dengan lancar.


August 11, 2023
WhatsApp-Image-2023-08-06-at-4.39.08-PM-1280x854.jpeg

Ekuitas atau modal pada perusahaan memiliki peran penting bagi berdirinya perusahaan. Nah, apakah Anda sudah tahu definisi ekuitas dan komponen ekuitas?

Ekuitas atau equity of ownership mengacu pada nilai bersih atau hak pemilik dalam suatu perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Berdasarkan PSAK No. 21, apabila perusahaan dijual dan semua kewajiban sudah dibayarkan, sisa dari nilai aset akan menjadi milik pemilik atau pemegang saham perusahaan dan hal itu disebut ekuitas.

Merujuk kepada definisi tersebut, rumus dari ekuitas adalah sebagai berikut:

Ekuitas = Aset – Liabilitas

Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (2007), ekuitas wajib dilaporkan supaya sumber dan perhitungannya jelas. Selain itu, laporannya harus sesuai dengan akta dan aturan yang telah diterapkan.

Apa Saja Komponen Ekuitas?

Komponen ekuitas merujuk pada elemen-elemen yang membentuk modal pemilik dalam suatu perusahaan. Berikut adalah beberapa komponen umum dalam struktur ekuitas:

Common Stock

Modal saham mewakili jumlah investasi yang dilakukan oleh pemilik perusahaan dalam bentuk saham biasa. Seperti yang yelah dijelaskan sebelumnya, pemegang saham  memiliki hak kepemilikan dan klaim atas laba perusahaan setelah semua kewajiban terpenuhi.

Additional Paid-in Capital

Tambahan modal disetor merupaka  jumlah yang diterima perusahaan dari pemegang saham di atas nilai nominal saham.  Tambahan modal ini akan ada saat saham dijual dengan harga di atas nilai nominalnya.

Retained Earnings

Laba ditahan merupakan akumulasi laba bersih yang tidak dibagikan kepada pemegang saham selaku dividen. Laba ditahan adalah sumber utama pertumbuhan modal perusahaan. Pasalnya, ia dapat digunakan untuk membiayai investasi atau membayar dividen di masa mendatang.

Other Comprehensive Income (OCI)

OCI mencakup seluruh pendapatan dan beban yang tidak termasuk dalam laba bersih. OCI juga termasuk perubahan nilai pasar investasi tersedia untuk dijual, penyesuaian atas manfaat pensiun, serta selisih kurs pada mata uang asing.

Current Year Earnings (CYE)

CYE adalah laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan selama periode pelaporan yang sedang berjalan. Laba tahun berjalan akan dikonsolidasikan ke dalam laba ditahan pada akhir tahun.

Treasury Stock

Saham yang dibeli kembali adalah saham yang perusahaan beli kembali dari pemegang saham. Saham ini tidak dianggap sebagai saham beredar dan dihapus dari perhitungan laba per saham.

Minority Interest

Jika perusahaan memiliki anak perusahaan yang tidak sepenuhnya dimiliki, bagian kepemilikan anak perusahaan oleh pihak ketiga disebut minoritas di luar ekuitas. Minority interest biasa muncul di laporan keuangan konsolidasi perusahaan induk.

Equity Allocations

Komponen ini muncul jika terdapat transaksi seperti penggunaan opsi saham karyawan atau skema pembagian laba yang mengalokasikan sebagian kecil ekuitas kepada individu-individu tertentu.

 

Baca Juga: Serba-Serbi Laporan Perubahan Ekuitas dalam Perusahaan

 

Hal-hal di atas merupakan komponen ekuitas yang berlaku secara umum di perusahaan. Namun, komponen ekuitas dapat bervariasi tergantung pada struktur perusahaan dan persyaratan hukum setempat. Selain itu, perusahaan dapat memiliki komponen tambahan yang lebih spesifik tergantung pada kebutuhan dan strategi bisnis mereka.