Laporan Keuangan Archives - RDN Consulting


No more posts

April 23, 2024
close-up-executives-reading-business-graphs-1.jpg

Di era globalisasi, investasi menjadi salah satu faktor kunci dalam menggerakkan perekonomian suatu negara. Setiap investasi yang dilakukan membutuhkan transparansi dan akuntabilitas agar dapat dipertanggungjawabkan secara baik. Di sinilah pentingnya laporan kegiatan penanaman modal (LKPM) dalam mengikuti jejak dan mengevaluasi investasi. Dalam artikel ini, kami akan membahas secara rinci apa itu LKPM, mengapa penting, dan bagaimana cara melaporkannya.

Apa itu Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM)?

LKPM adalah dokumen yang dibuat oleh perusahaan yang telah melakukan investasi di suatu negara. Dokumen ini mencatat detail investasi yang dilakukan, seperti jenis investasi, nilai investasi, tempat investasi, serta informasi lain yang relevan. Laporan terkait perkembangan realisasi penanaman modal dan permasalahan yang dihadapi oleh pelaku usaha wajib dibuat dan disampaikan secara berkala.

Ada 2 dasar hukum yang berkaitan dengan LKPM meliputi Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal dan Peraturan Badan Koordinasi Penanaman Modal No. 7 Tahun 2018 tentang Pedoman dan Tata Cara Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal.

Fungsi utama LKPM memberikan gambaran yang jelas tentang investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan kepada pihak berwenang, seperti pemerintah dan lembaga terkait. Manfaatnya pun sangat banyak, antara lain sebagai alat monitoring dan evaluasi kegiatan investasi, serta sebagai dasar untuk pengambilan kebijakan investasi di masa depan.

Apakah LKPM Wajib Dilaporkan?

Seperti yang sempat disinggung di atas, LKPM wajib dilaporkan oleh setiap perusahaan yang melakukan investasi di suatu negara. Hal ini sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam hukum investasi di banyak negara, termasuk Indonesia. Melalui pelaporan LKPM, pemerintah dapat mengawasi dan mengatur investasi dengan lebih baik, serta memastikan bahwa investasi tersebut memberikan dampak positif bagi perekonomian dan masyarakat.

Apa Saja yang Terjadi Jika Tidak Melaporkan LKPM?

Tidak melaporkan LKPM dapat berakibat pada konsekuensi hukum yang serius bagi perusahaan. Di banyak negara, termasuk Indonesia, ketidakpatuhan dalam melaporkan LKPM dapat dikenakan sanksi administratif maupun pidana. Sanksi tersebut bisa berupa denda, pembatasan kegiatan usaha, pencabutan izin investasi, pembekuan kegiatan usaha, atau bahkan tuntutan pidana terhadap pengurus perusahaan.

Bagaimana Cara Melaporkan LKPM?

Proses pelaporan LKPM umumnya cukup terstruktur dan dilakukan melalui sistem yang telah ditetapkan oleh pemerintah setempat. LKPM dilaporkan melalui portal resmi yang disediakan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) https://nswi.bkpm.go.id . Perusahaan bisa menggunakan akun yang telah dibuat untuk mengakses portal resmi atau mengajukan hak akses jika belum memilikinya. Proses pelaporannya meliputi pengisian formulir yang telah disediakan, serta melampirkan dokumen-dokumen pendukung yang diperlukan.

Baca Juga: Penanaman Modal Asing: Tujuan, Syarat dan Prosedurnya

Kesimpulan

Dalam dunia investasi, transparansi dan akuntabilitas merupakan kunci untuk membangun kepercayaan dan stabilitas. Laporan kegiatan penanaman modal (LKPM) menjadi salah satu instrumen penting dalam mencapai hal tersebut. Dengan melaporkan LKPM secara tepat dan akurat, perusahaan tidak hanya mematuhi ketentuan hukum yang berlaku, tetapi juga berkontribusi pada upaya menciptakan lingkungan investasi yang sehat dan berkelanjutan. Oleh karena itu, penting bagi setiap perusahaan untuk memahami dan mematuhi kewajiban pelaporan LKPM dengan baik.


November 27, 2023
large-warehouse-with-bright-light-coming-through-door-1.jpg

Dalam dunia bisnis, pembuatan pembukuan stok barang jadi salah satu kunci utama bagi kelancaran operasional suatu perusahaan. Dikarenakan seorang pebisnis harus menguasai atau paham betul mengenai pembukuan barang, baik itu barang masuk atau barang keluar, agar produksi dapat berjalan dengan lancar.

Apa itu pembukuan stok barang?

Pernah membayangkan berapa banyak barang atau bahan baku yang ada di gudang bisa terorganisir dengan baik? Ya, hal tersebut bisa terealisasi berkat adanya pembukuan stok barang guna mengetahui ketersedian barang yang ada.

Pembukuan stok barang atau catatan stok barang adalah dokumen terperinci yang mencatat semua pergerakan barang dalam suatu perusahaan. Ini mencakup penerimaan, penggunaan, dan penjualan barang. Pencatatan tersebut memberikan pandangan yang jelas tentang jumlah persediaan yang dimiliki perusahaan pada suatu waktu tertentu. 

Banyak bisnis yang memerlukan pembukuan stok barang, tidak hanya perusahaan manufaktur saja, tetapi juga industri berskala mikro, kecil, dan menengah. Mengapa demikian? Dikarenakan buku stok adalah “jantung” yang memungkinkan perusahaan untuk memahami dan mengelola persediaan mereka.

Laporan stok barang biasanya dibuat secara teratur, seringkali bulanan atau kuartalan. Pemilihan frekuensi ini tergantung pada skala dan kebutuhan spesifik perusahaan. Pembuatan laporan stok ini membantu perusahaan untuk melacak perubahan persediaan dari waktu ke waktu, memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi tren, memprediksi permintaan, dan membuat keputusan strategis yang lebih baik.

Baca Juga: Persediaan Barang Dagang dan Metode Pencatatannya

Mengapa Perusahaan Harus Membuat Laporan Stok Barang?

Membuat pembukuan stok barang bukanlah sekadar keharusan, tetapi suatu kebijakan untuk setiap perusahaan. Laporan ini menyediakan data yang berharga untuk perencanaan bisnis, pengelolaan persediaan, dan pengambilan keputusan. Dengan pemahaman yang baik tentang stok barang, perusahaan dapat menghindari kelebihan atau kekurangan persediaan, meningkatkan efisiensi operasional, dan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan. Ada beberapa faktor yang menjadikan pembukuan stok barang begitu krusial, di antaranya:

a. Ketahui jumlah barang secara akurat

Tujuan utama dalam melakukan pembukuan stok barang adalah mengetahui jumlah barang atau produk secara tepat dan akurat guna menghindari kelebihan atau kekurangan barang dalam jumlah besar. Hal ini bisa berpengaruh dalam ongkos produksi.

Jika proses inventarisasi tidak dilakukan secara akurat, bisa jadi di tengah produksi Anda mengalami kekurangan bahan baku yang menyebabkan terhambatnya proses bisnis. Atau saat proses produksi telah selesai, ternyata tersisa banyak bahan baku yang sudah tidak diperlukan lagi. Dengan mengetahui jumlah barang secara akurat, Anda juga bisa meminimalisir terjadinya kecurangan internal.

b. Tahu kapan harus melakukan pembelian kembali barang

Inventarisasi barang penting dilakukan guna mengetahui kapan sebuah produk atau barang habis, sehingga Anda bisa menentukan kapan waktu yang tepat untuk melakukan pemesanan kembali barang tersebut. Hal ini akan berpengaruh pada arus kas dan perusahaan bisa mengantisipasi jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Catat dengan pasti setiap pergerakan barang, baik itu barang yang masuk dan barang yang keluar. Di era modern seperti sekarang, Anda dapat melakukan kontrol persediaan barang menggunakan data digital. Sistem komputerisasi dapat sangat membantu dalam hal ini, memungkinkan pemantauan real-time dan mengurangi risiko human error yang mungkin saja terjadi.

Bagaimana cara membuat pembukuan laporan stok barang?

Masih pemula dalam membuat pembukuan stok barang? Jangan khawatir, kami punya tips sederhana untuk Anda:

a. Persiapkan data

Hal pertama yang harus Anda lakukan dalam cara pembukuan stok barang adalah dengan mempersiapkan data. Tunjuk rekan kerja yang secara khusus memegang tanggung jawab dalam melakukan pencatatan. Dari sini, Anda bisa mengetahui transaksi keluar masuknya barang untuk satu periode tertentu.

b. Buat perkiraan jumlah

Forecast atau perkiraan jumlah dibutuhkan untuk mencatat jumlah persediaan baik di periode saat ini maupun periode mendatang. Anda perlu rutin memeriksa stok secara berkala untuk memastikan jika data yang dimiliki akurat dengan jumlah riil.

Atau tetapkan kebijakan untuk pengelolaan stok, termasuk tingkat persediaan minimum dan maksimum. Ini membantu perusahaan untuk menghindari situasi di mana stok terlalu rendah atau terlalu tinggi. Secara teratur tinjau dan evaluasi laporan stok untuk mengidentifikasi peluang pengoptimalan dan peningkatan efisiensi.

c. Berikan kode pada setiap barang

Berikan kode unik atau yang mudah dimengerti untuk mengetahui kapan barang tersebut masuk. Anda bisa mengetahui apakah barang itu termasuk barang dengan stok lama atau barang dengan stok baru dari kodenya.

Anda bisa menggunakan metode FIFO (first in, first out) untuk mengetahui barang mana yang masuk lebih awal. Atau sebaliknya dengan metode LIFO (last in, first out) dengan cara barang yang terakhir masuk ke gudang adalah barang yang pertama keluar dari gudang untuk dijual.

Gunakan juga software pencatatan atau excel untuk memudahkan proses inventarisasi dan pengkodean sehingga lebih mudah untuk disimpan dan dicek kembali.

Contoh pembukuan laporan stok barang

Hal paling mudah yang bisa Anda lakukan dalam membuat cara pembukuan stok barang adalah menggunakan tabel excel. Format ini cocok digunakan untuk industri UMKM. Sedangkan industri manufaktur yang lebih besar bisa memanfaatkan software penunjang lain yang lebih canggih.

  1. Buat tabel pada sheet terbaru dan beri nama kolom sesuai dengan pembukuan stok barang. Anda bisa memulai dengan memasukkan kode barang, nama barang, stok awal, barang masuk, barang keluar, dan stok akhir.
  2. Memasukkan checklist pada tabel yang Anda buat.
  3. Isi data sesuai dengan barang yang ada di perusahaan.
  4. Buat sheet baru untuk barang masuk dan isi kolom dengan tanggal, kode, nama barang, dan jumlah.
  5. Kemudian, buat sheet baru kembali untuk barang keluar dan isi kolom dengan nama yang sama.
  6. Pada sheet barang masuk, berikan rumus Vlookup untuk memunculkan nama barang barang saat Anda mengetik kode barang pada laporan barang terjual.
  7. Lakukan hal yang sama pada sheet barang keluar.

 

Kesimpulan

Itulah beberapa penjelasan singkat mengenai pembukuan stok barang dan pentingnya untuk dilakukan oleh pegiat bisnis, baik itu bisnis UMKM atau pun bisnis besar. Pembukuan stok barang bukan hanya kewajiban administratif, tetapi merupakan strategi penting untuk mengelola bisnis dengan cerdas. Dengan memiliki buku stok yang baik dan laporan stok yang teratur, perusahaan dapat mengoptimalkan persediaan, meningkatkan efisiensi, dan merespons perubahan pasar dengan lebih cepat. Anda dapat mengadaptasinya sesuai dengan jenis bisnis dan kebutuhan Anda. Di era digital seperti sekarang, kehadiran perangkat lunak dan komputerisasi semakin memudahkan pembukuan stok barang. Semoga bermanfaat!


August 11, 2023
WhatsApp-Image-2023-08-06-at-4.39.08-PM-1280x854.jpeg

Ekuitas atau modal pada perusahaan memiliki peran penting bagi berdirinya perusahaan. Nah, apakah Anda sudah tahu definisi ekuitas dan komponen ekuitas?

Ekuitas atau equity of ownership mengacu pada nilai bersih atau hak pemilik dalam suatu perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Berdasarkan PSAK No. 21, apabila perusahaan dijual dan semua kewajiban sudah dibayarkan, sisa dari nilai aset akan menjadi milik pemilik atau pemegang saham perusahaan dan hal itu disebut ekuitas.

Merujuk kepada definisi tersebut, rumus dari ekuitas adalah sebagai berikut:

Ekuitas = Aset – Liabilitas

Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (2007), ekuitas wajib dilaporkan supaya sumber dan perhitungannya jelas. Selain itu, laporannya harus sesuai dengan akta dan aturan yang telah diterapkan.

Apa Saja Komponen Ekuitas?

Komponen ekuitas merujuk pada elemen-elemen yang membentuk modal pemilik dalam suatu perusahaan. Berikut adalah beberapa komponen umum dalam struktur ekuitas:

Common Stock

Modal saham mewakili jumlah investasi yang dilakukan oleh pemilik perusahaan dalam bentuk saham biasa. Seperti yang yelah dijelaskan sebelumnya, pemegang saham  memiliki hak kepemilikan dan klaim atas laba perusahaan setelah semua kewajiban terpenuhi.

Additional Paid-in Capital

Tambahan modal disetor merupaka  jumlah yang diterima perusahaan dari pemegang saham di atas nilai nominal saham.  Tambahan modal ini akan ada saat saham dijual dengan harga di atas nilai nominalnya.

Retained Earnings

Laba ditahan merupakan akumulasi laba bersih yang tidak dibagikan kepada pemegang saham selaku dividen. Laba ditahan adalah sumber utama pertumbuhan modal perusahaan. Pasalnya, ia dapat digunakan untuk membiayai investasi atau membayar dividen di masa mendatang.

Other Comprehensive Income (OCI)

OCI mencakup seluruh pendapatan dan beban yang tidak termasuk dalam laba bersih. OCI juga termasuk perubahan nilai pasar investasi tersedia untuk dijual, penyesuaian atas manfaat pensiun, serta selisih kurs pada mata uang asing.

Current Year Earnings (CYE)

CYE adalah laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan selama periode pelaporan yang sedang berjalan. Laba tahun berjalan akan dikonsolidasikan ke dalam laba ditahan pada akhir tahun.

Treasury Stock

Saham yang dibeli kembali adalah saham yang perusahaan beli kembali dari pemegang saham. Saham ini tidak dianggap sebagai saham beredar dan dihapus dari perhitungan laba per saham.

Minority Interest

Jika perusahaan memiliki anak perusahaan yang tidak sepenuhnya dimiliki, bagian kepemilikan anak perusahaan oleh pihak ketiga disebut minoritas di luar ekuitas. Minority interest biasa muncul di laporan keuangan konsolidasi perusahaan induk.

Equity Allocations

Komponen ini muncul jika terdapat transaksi seperti penggunaan opsi saham karyawan atau skema pembagian laba yang mengalokasikan sebagian kecil ekuitas kepada individu-individu tertentu.

 

Baca Juga: Serba-Serbi Laporan Perubahan Ekuitas dalam Perusahaan

 

Hal-hal di atas merupakan komponen ekuitas yang berlaku secara umum di perusahaan. Namun, komponen ekuitas dapat bervariasi tergantung pada struktur perusahaan dan persyaratan hukum setempat. Selain itu, perusahaan dapat memiliki komponen tambahan yang lebih spesifik tergantung pada kebutuhan dan strategi bisnis mereka.


August 9, 2023
WhatsApp-Image-2023-08-06-at-4.24.50-PM-1280x853.jpeg

Pelaku usaha harus jeli melihat perkembangan dunia bisnis agar dapat menerapkan strategi yang tepat. Tentu saja hal itu ditujukan agar perusahaan bisa beroperasi dengan baik bahkan terus berkembang. 

Pemberlakukan langkah bisnis pasti menyebabkan berbagai perubahan yang mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan. Karena itu, pencatatan keuangan wajib dibuat, salah satunya adalah laporan perubahan ekuitas atau modal.

Apa sebenarnya laporan perubahan ekuitas itu? Artikel ini akan membahas pengertian, contoh, serta fungsi laporan perubahan ekuitas.

 

Apa yang Dimaksud dengan Laporan Perubahan Ekuitas?

Dilansir dari laman ocbc nisp, laporan perubahan ekuitas adalah laporan keuangan yang menunjukkan perubahan modal dalam satu kurun waktu tertentu. Melalui catatan ini, kita bisa mengetahui kondisi aktiva bersih pada periode tersebut, apakah mengalami peningkatan atau malah sebaliknya.

Catatan perubahan ekuitas juga memuat keterangan dari penambahan dan pengurangan aktiva bersih. Beberapa hal yang dapat menyebabkan perubahan tersebut diantaranya adalah penambahan investasi, laba perusahaan yang mengalami naik turun, juga penggunaan dana untuk berbagai kepentingan. Laporan ini dibuat setelah laporan laba rugi dan sebelum penyusunan neraca.

Baca Juga: Mengenal Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Beserta Cara Buatnya

 

Contoh Laporan Perubahan Ekuitas

Bagaimana cara membuat laporan perubahan ekuitas? Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut:

Saldo akhir modal = saldo awal modal + net profit – dividen -/+ perubahan lainnya

Untuk gambaran lebih jelas, berikut adalah contoh laporan perubahan ekuitas yang dilansir dari blog Mekari. Sebelumnya, kita buat dahulu laporan laba rugi.

 

Laporan Laba Rugi

PT Cahaya Abadi

Periode 31 Desember 2005

 

Penjualan bersih Rp 200.000.000,00
HPP Rp 35.000.000,00
Laba kotor Rp 165.000.000,00
Beban usaha
Beban produksi Rp 50.000.000,00
Beban upah karyawan Rp 30.000.000,00
Beban umum Rp 10.000.000,00
Total beban usaha Rp 90.000.000,00
Laba usaha Rp 75.000.000,00
Laba sebelum pajak Rp 75.000.000,00
Pph Rp 8.000.000,00
Laba bersih Rp 67.000.000,00

 

Laporan Perubahan Modal 

PT Cahaya Abadi

Periode 31 Desember 2005

 

Modal awal Rp 235.000.000,00
Laba bersih Rp 67.000.000,00
Total  Rp 302.000.000,00
Kerugian lainnya Rp 15.000.000,00
Laba ditahan Rp 27.000.000,00
Efek koreksi Rp 3.000.000,00
Total Rp 45.000.000,00
Modal akhir Rp 257.000.000,00

 

Fungsi Laporan Perubahan Ekuitas

Secara garis besar, dapat dikatakan jika fungsi laporan perubahan ekuitas adalah sebagai media untuk memantau modal masuk dari jenis-jenis pinjaman yang dilakukan. Selain itu, ada beberapa fungsi lainnya, yaitu:

  • Data keuangan perusahaan untuk mendukung kinerja yang baik
  • Mencatat perolehan dana dalam satu periode akuntansi
  • Menunjukkan data patas perubahan modal

 

Demikian ulasan mengenai laporan perubahan ekuitas beserta contoh dan fungsinya. Semoga bermanfaat.


May 13, 2022
WhatsApp-Image-2022-05-08-at-9.45.38-AM.jpeg

Ketika membeli barang khususnya yang dikenai pajak, biasanya kita akan mendapatkan faktur/invoice sebagai dokumen tagihan yang memuat nominal yang harus dibayarkan. Selain itu, ada juga penjual yang menerbitkan proforma invoice/faktur proforma terlebih dahulu sebelum menerbitkan invoice/faktur. Lantas, apa itu proforma invoice? Dan apa bedanya dengan invoice?

Pengertian Proforma Invoice

Proforma invoice adalah invoice sementara yang diterbitkan oleh penjual sebelum barang/jasa dikirimkan ke pembeli. Dokumen ini digunakan untuk mengonfirmasi bahwa kedua belah pihak, yakni penjual dan pembeli sudah saling setuju atas detail barang yang akan dikirimkan dan biaya yang harus dibayarkan.

Dengan adanya faktur sementara ini, pembeli bisa memastikan daftar barang apa saja yang akan dikirim dan detail biaya yang harus dibayarkan seperti harga barang, pajak, ongkos pengiriman, dan informasi penting lainnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari perselisihan nantinya karena semuanya sudah tertera dengan jelas dan tidak ada yang tersembunyi.

Karena faktur proforma adalah faktur sementara, maka penjual harus menerbitkan faktur/invoice yang sebenarnya ketika pengiriman barang sudah dilakukan. Faktur proforma bukanlah faktur yang sebenarnya karena penjual tidak mencatatnya sebagai piutang ,dan pembeli tidak mencatatnya sebagai utang.

Faktur proforma tidak mengikat secara hukum dan harga pada penjualan akhir masih bisa berubah. Meskipun begitu, dokumen ini dibuat untuk memperkirakan estimasi biaya serta untuk mencegah pengeksposan biaya yang tidak terduga kepada pembeli setelah transaksi selesai dilakukan. ‎

Dalam beberapa kasus, contoh proforma invoice‎‎ dapat ditemukan pada jual beli yang membutuhkan uang muka agar proses produksi bisa dimulai.

Baca Juga: Mengenal Pengertian, Jenis, Fungsi & Contoh Invoice

 

Perbedaan Proforma invoice dan Invoice

Berikut adalah beberapa perbedaan antara faktur proforma dan faktur yang perlu Anda ketahui.

  1. ‎Faktur Proforma adalah faktur sementara yang dikirim sebelum faktur/tagihan yang sebenarnya dibuat serta memuat rincian barang/jasa yang belum dikirim‎ dan estimasi biayanya. Adapun faktur adakah dokumen tagihan yang mengonfirmasi bahwa penjualan terjadi dan meminta pembeli untuk melakukan pembayaran.
  2. Faktur proforma diterbitkan sebelum barang/jasa dikirimkan, sedangkan faktur diterbitkan sebelum pembayaran dilakukan.
  3. Faktur proforma dibuat untuk membantu pembeli mengetahui bahwa rincian barang dan biaya sudah sesuai dengan apa yang diharapkan. Sedangkan faktur dibuat untuk meminta pembeli  agar melakukan pembayaran sesuai tempo.
  4. Faktur harus menyertakan logo, informasi kontak, alamat penagihan, informasi pesanan,serta syarat dan ketentuan. Sedangkan faktur proforma harus menyertakan informasi yang sama dengan faktur tetapi harus diberikan label proforma dengan jelas.
  5. Faktur proforma ‎dibuat sekadar untuk memberikan gambaran umum tentang jumlah yang akan jatuh tempo dan kapan harus dibayar. Sedangkan faktur dibuat untuk penagihan yang sebenarnya dan dicatat sebagai hutang piutang. 
  6. Pada faktur proforma, informasi mengenai biaya yang harus dibayarkan masih bisa berubah. Sedangkan pada faktur, total biaya yang tercantum tidak lagi bisa berubah.

Demikianlah penjelasan mengenai apa itu proforma invoice dan perbedaannya dengan invoice.


April 13, 2022
WhatsApp-Image-2022-04-10-at-11.07.57-AM.jpeg

Laporan keuangan menjadi hal yang penting sekali untuk diperhatikan dalam bisnis maupun perusahaan. Hal ini karena menyangkut banyak hal dan juga aspek. Bagian dari laporan keuangan yang tak kalah penting adalah neraca keuangan. Lalu, apa yang dimaksud dengan neraca keuangan dan bagaimana cara membuatnya? Simak pembahasannya dalam artikel berikut ini!

Pengertian Neraca Keuangan

Hal yang mendasar dari neraca keuangan adalah informasi mengenai aset, kewajiban pembayaran pada pihak terkait dalam operasional perusahaan, dan juga modal yang digunakan dalam waktu tertentu. Jenis neraca yang digunakan oleh setiap perusahaan pun tentunya akan berbeda, tergantung jenis bidang yang digeluti. Namun, tujuannya tetap sama, yaitu membantu pengelolaan keuangan dalam perusahaan tersebut.

Komponen pada Laporan Neraca Keuangan

Laporan neraca keuangan tentunya disajikan melalui teknik yang rapi dan juga dikerjakan dengan teliti. Oleh karena itu, penting sekali untuk mengetahui komponen-komponen yang ada di dalamnya guna menghasilkan laporan keuangan yang terpercaya. Komponen yang dibutuhkan tersebut antara lain:

1. Aset

Aset (aktiva) adalah keseluruhan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Hal ini berkaitan dengan nilai kekayaan dan juga kebutuhan perusahaan untuk tetap beroperasi. Aktiva ini terbagi menjadi dua, yaitu:

          Aset lancar: aset yang memiliki kegunaan dalam jangka pendek.

          Aset tetap: aset yang manfaatnya memiliki masa lebih dari satu tahun.

2. Liabilities (kewajiban)

Komponen penting yang lainnya adalah kewajiban yang juga merupakan utang terhadap pihak lain yang harus dibayar. Hal ini biasanya meliputi utang, pendapatan, dan juga biaya jatuh tempo. Terdapat dua kewajiban dalam laporan neraca keuangan. Di antaranya adalah:

          Utang/kewajiban lancar: kewajiban yang jatuh tempo dalam kurun waktu satu tahun.

          Utang/kewajiban jangka panjang: kewajiban yang  jatuh temponya lebih dari satu tahun.

Baca Juga: Pengertian Liabilitas dan Jenis-Jenisnya dalam Bisnis

3. Modal atau ekuitas

Modal atau ekuitas merupakan elemen yang terdapat dalam laporan keuangan dan dapat mencerminkan kepemilikan perusahaan. Hal ini dapat diartikan sebagai selisih antara komponen aset dan utang. Artinya, ekuitas dalam laporan neraca merupakan saldo akhir dari usaha. Macam-macam modal yang perlu diketahui antara lain:

          Saham disetor (jumlah kas yang disetorkan oleh pemegang saham ke perusahaan)

          Laba ditahan (laba perusahaan yang tidak dibagikan kepada pemegang saham)

Hal-Hal Penting dalam Membuat Laporan Neraca Keuangan

Ketika Anda akan membuat laporan neraca keuangan, penting sekali untuk melihat contoh neraca keuangan dan juga mengetahui format neraca keuangan agar memiliki gambaran saat membuatnya. Namun, perhatikan pula empat hal berikut ini agar pembuatan laporan dapat berjalan dengan baik.

          Membuat jurnal neraca

          Memposting laporan laba rugi

          Menyusun laporan laba rugi

          Menyusun laporan perubahan modal

Dengan empat poin di atas, maka pembuatan laporan neraca keuangan pun akan lebih mudah. Itulah serba-serbi mengenai neraca keuangan yang penting sekali untuk diperhatikan. Agar laporan terbebas dari kekeliruan yang memungkinkan merugikan perusahaan, usahakanlah agar mempercayakannya pada orang yang kompeten atau mengerjakannya dengan teliti.


August 23, 2021
WhatsApp-Image-2021-08-22-at-5.36.41-AM.jpeg

Kinerja keuangan dalam arti luas mengacu pada sejauh mana tujuan keuangan perusahaan sedang atau telah dicapai dan menjadi aspek penting dari manajemen risiko keuangan.

Hal ini dilakukan untuk mengukur kesehatan keuangan perusahaan secara keseluruhan dalam waktu tertentu, dapat digunakan untuk membandingkan suatu perusahaan dengan perusahaan lain di industri yang sama atau membandingkan dengan industri berbeda.

Jadi, apa pengertian kinerja keuangan? Bagaimana kinerja keuangan suatu perusahaan dianalisis? Apa saja indikator yang dianalisis dan faktor apa saja yang mempengaruhi?

Simak artikel RDN Consulting berikut ini.

Apa Itu Kinerja Keuangan?

Kinerja keuangan adalah evaluasi suatu perusahaan mengenai aset, kewajiban, ekuitas, biaya, pendapatan, dan profitabilitas secara keseluruhan. Kinerja keuangan diukur melalui berbagai rumus dan formula yang memungkinkan Anda untuk mengetahui efektivitas perusahaan.

Secara internal, kinerja keuangan diperiksa untuk menentukan tolak ukur atau pencapaian perusahaan saat ini. Bagi eksternal, kinerja keuangan dianalisis untuk menentukan peluang investasi potensial dan untuk menentukan apakah suatu perusahaan layak bagi pihak eksternal tersebut.

Perusahaan dan kelompok yang berkepentingan seperti manajer, pemegang saham, kreditur, dan otoritas pajak berusaha menjawab pertanyaan penting seperti:

“Bagaimana posisi keuangan perusahaan pada titik waktu tertentu? Bagaimana kinerja keuangan perusahaan selama periode waktu tertentu?”

Namun sebelum analisis dilakukan pada indikator keuangan tertentu yang menghasilkan kinerja secara keseluruhan, analisis laporan keuangan perlu dilakukan terlebih dahulu.

Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan adalah proses yang dilakukan oleh perusahaan pihak internal dan eksternal untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana kinerja perusahaan. 

Prosesnya terdiri dari menganalisis empat laporan keuangan penting dalam bisnis, antara lain: neraca perusahaan, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan tahunan. 

 

 

Neraca

 

Dalam analisis laporan keuangan, neraca perusahaan dilihat untuk menentukan efisiensi operasional bisnis.

Pertama-tama, analisis aset dilakukan, terutama pada aset penting seperti kas, inventaris, dan aset tetap, yang memprediksi pertumbuhan bisnis di masa mendatang.

Selanjutnya, kewajiban jangka panjang dan jangka pendek diperiksa untuk menentukan apakah ada masalah likuiditas di masa yang akan datang atau pembayaran utang yang mungkin tidak dapat ditanggung oleh perusahaan.

Terakhir, ekuitas pemilik perusahaan diperiksa, yang memungkinkan Anda untuk menentukan modal saham yang didistribusikan di dalam dan di luar perusahaan.

 

Baca Juga: Cara Membuat Neraca Saldo, Contoh, Fungsi & Manfaat

 

 

Laporan Laba Rugi

 

Dalam analisis laporan keuangan, laporan laba rugi bisnis diselidiki untuk menentukan profitabilitas saat ini dan masa mendatang secara keseluruhan.

Memeriksa laporan laba rugi fiskal perusahaan sebelumnya dan saat ini memungkinkan Anda untuk menentukan apakah ada tren pendapatan dan pengeluaran. Hal tersebut guna menunjukkan potensi untuk meningkatkan profitabilitas di masa yang akan datang.

Baca Juga: Membuat Laporan Laba Rugi Sederhana dengan Bentuk & Format Berbeda

 

 

Laporan Arus Kas

 

Laporan arus kas sangat penting dalam analisis laporan keuangan untuk mengidentifikasi pemasukan dan pengeluaran perusahaan. 

Jika satu segmen bisnis mengalami arus keluar yang besar, agar tetap bertahan, perusahaan harus menghasilkan arus masuk melalui pembiayaan atau penjualan aset.

 

 

Laporan Tahunan

 

Terakhir, laporan tahunan, yang memberikan informasi kualitatif untuk menganalisis lebih lanjut kegiatan operasional dan pembiayaan perusahaan dengan menyeluruh.

 

Setelah mengetahui bagaimana menganalisis laporan keuangan, Anda dapat mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan cara berikut.

Indikator & Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan 

Melalui analisis kinerja keuangan, rumus dan rasio keuangan tertentu dihitung guna memberikan pemahamanan tentang kondisi dan kinerja keuangan perusahaan saat ini.

Terdapat tujuh rasio yang banyak digunakan dalam dunia bisnis untuk membantu dan mengevaluasi kinerja perusahaan secara keseluruhan. 

 

 

Margin Laba Kotor

 

Margin laba kotor adalah rasio yang mengukur jumlah sisa pendapatan yang tersisa setelah dikurangi harga pokok penjualan.

Rasio ini berguna karena menunjukkan persentase bagian dari setiap rupiah penjualan yang dapat digunakan untuk menutupi biaya operasional perusahaan.

 

Gross Profit Margin = ( Revenue – Cost of Sales) / Revenue x 100

 

 

Modal Kerja 

 

Pengukuran modal kerja digunakan untuk menentukan aset bersih likuid perusahaan yang tersedia untuk mendanai operasional sehari-hari.

Menentukan likuiditas dalam bisnis penting karena menunjukkan apakah perusahaan memiliki sumber daya yang dapat dengan cepat dikonversi menjadi uang tunai jika diperlukan.

 

Working Capital = Current Assets – Current Liabilities

 

 

Rasio Lancar

 

Rasio lancar adalah rasio likuiditas yang membantu bisnis menentukan apakah bisnis memiliki aset lancar yang cukup untuk menutupi atau membayar kewajiban lancarnya.

 

Current Ratio = Current Assets / Current Liabilities

 

 

Rasio Perputaran Persediaan

 

Rasio perputaran persediaan adalah rasio efisiensi yang digunakan untuk mengukur berapa kali perusahaan menjual rata-rata persediaannya dalam satu tahun fiskal.

Rasio ini menguntungkan karena memungkinkan perusahaan dengan mudah menentukan apakah persediaan sedang banyak permintaan, obsolete, dan lain sebagainya.

 

Inventory Turnover = (Cost of Sales) / ((Beginning Inventory + Ending Inventory) / 2)

 

 

Leverage

 

Leverage adalah pengganda ekuitas yang dihitung oleh bisnis untuk menggambarkan berapa banyak utang yang sebenarnya digunakan untuk membeli aset.

 

Leverage = Total Assets / Total Equity

 

 

Pengembalian Aset

 

Pengembalian aset, seperti namanya, membantu perusahaan menentukan seberapa baik asetnya digunakan agar lebih menguntungkan.

Jika aset tidak digunakan secara efektif, jumlah pengembalian aset perusahaan akan rendah.

 

Return of Assets (ROA) = Net Profit / ((Beginning + Ending Assets) / 2)

 

 

Pengembalian Ekuitas

 

Mirip dengan pengembalian aset, pengembalian ekuitas adalah rasio profitabilitas yang digunakan untuk menganalisis efektivitas ekuitas, yang pada gilirannya menghasilkan keuntungan bagi investor.

Pengembalian ekuitas yang lebih tinggi menunjukkan bahwa investor akan menghasilkan di tingkat yang jauh lebih efisien, yang lebih menguntungkan bagi bisnis secara keseluruhan.

 

Return on Equity = Net Profit / ((Beginning Equity + Ending Equity) /2)

 

Tujuan Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan

Sejatinya, jenis analisis bervariasi sesuai dengan kepentingan khusus pihak yang terlibat. Berikut contohnya.

 

 

  • Kreditur: tertarik pada likuiditas perusahaan (penilaian likuiditas perusahaan). 
  • Pemegang obligasi: tertarik pada kemampuan arus kas perusahaan (penilaian struktur modal perusahaan, sumber utama dan penggunaan dana, profitabilitas dari waktu ke waktu, dan proyeksi profitabilitas masa mendatang.).
  • Investor:  tertarik pada pendapatan saat ini dan yang diharapkan di masa depan serta stabilitas pendapatan ini (penilaian profitabilitas perusahaan dan kondisi keuangan).
  • Manajemen: tertarik pada pengendalian internal, kondisi keuangan yang lebih baik dan kinerja lebih baik (penilaian kondisi keuangan perusahaan saat ini, evaluasi peluang dalam kaitannya dengan posisi saat ini, pengembalian investasi yang disediakan oleh berbagai aset perusahaan, dll.).

 

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan perusahaan merupakan laporan kesehatan keuangan suatu perusahaan yang membantu berbagai pihak internal dan eksternal dalam mengambil keputusan. 

Ingin menganalisis dan mengukur kinerja keuangan perusahaan saat ini? Anda dapat berkonsultasi dengan salah satu jasa akuntansi RDN Consulting, yang memberikan layanan jasa akuntansi seperti laporan keuangan bisnis kecil maupun besar.

Bersama kami, Anda dapat mengetahui posisi dan kinerja keuangan saat ini, sehingga kontrol keuangan lebih efektif & membantu perusahaan berkembang. Segera hubungi kami sekarang.


August 16, 2021
WhatsApp-Image-2021-08-15-at-11.29.57-AM.jpeg

Selain laporan laba rugi, neraca, dan laporan arus kas, dalam siklus akuntansi entitas bisnis atau perusahaan juga mengenal laporan perubahan modal.

Seperti yang Anda ketahui, dalam siklus akuntansi modal perusahaan pasti akan mengalami perubahan. Entah itu berkurang atau bahkan menjadi sumber daya yang baru.

Selain itu, laporan perubahan modal juga dipengaruhi oleh laporan-laporan keuangan lainnya terutama laporan laba-rugi.

Untuk lebih jelasnya dalam memahami dasar laporan perubahan modal beserta cara membuatnya, simak terus artikel berikut ini.

 

Apa itu Laporan Perubahan Modal?

Sebelum memahami pengertian laporan perubahan modal, mari analogikan dulu kenapa modal perusahaan bisa berubah.

Misal, Anda membuka bisnis keripik dengan mengeluarkan modal sekian rupiah.Tentunya,  ketika menjalankan bisnis, Anda memanfaatkan modal tersebut.

Modal atau dalam istilah keuangan disebut ekuitas adalah sejumlah sumber daya berupa dana atau uang yang dikeluarkan oleh pemilik usaha atau pihak lain yang terlibat dalam jalannya perusahaan untuk kepentingan bisnis.

Salah satu pemanfaatan modal adalah untuk membeli aset usaha Anda dalam membuat keripik dan biaya-biaya terkait produksi keripik.

Misalnya untuk membeli mesin pembungkus, kuali, kompor. Sedangkan untuk biaya produksi Anda menggunakan modal tersebut untuk membeli bahan dan menyewa karyawan.

Dari cerita singkat tersebut, Anda pasti sudah memahami kenapa modal yang Anda keluarkan bisa berubah.

Perubahan modal ini nantinya wajib Anda laporkan dalam laporan keuangan berupa laporan perubahan modal.

Jadi, bisa disimpulkan bahwa laporan perubahan modal adalah salah satu jenis laporan keuangan yang berfungsi untuk menyajikan informasi perubahan modal dalam satu periode siklus akuntansi.

Sebagai tambahan, dalam laporan keuangan perusahaan di Indonesia, apalagi jika sudah go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), laporan perubahan modal ditempatkan setelah laporan posisi keuangan atau neraca dan laba rugi.

Selain itu apabila Anda mendengar istilah laporan laba ditahan atau laporan perubahan ekuitas disamakan dengan laporan perubahan modal, maka itu tidak salah.

Ketiga istilah sama-sama benar dan kerap digunakan oleh banyak perusahaan sebagai penyebutan laporan perubahan modal.

 

Alasan Kenapa Modal Bisa Berubah

Di atas, secara sederhana Anda sudah mengetahui kenapa modal bisa berubah dalam satu periode operasional usaha.

Namun secara komprehensif, Anda bisa mengidentifikasi lebih jauh kenapa modal suatu usaha bisa berubah. Berikut alasannya:

  • Adanya kenaikan ekuitas atau modal. Baik yang berasal dari laba maupun tambahan investasi yang mengakibatkan modal kerja bertambah.
  • Adanya penambahan atau pembelian aktiva (aset) tetap yang menyebabkan berkurangnya modal kerja.
  • Adanya pengurangan aset atau aktiva tetap karena adanya penjualan atau mengalami depresiasi yang mengakibatkan penambahan modal kerja.
  • Pengambilan modal yang dilakukan oleh pemilik perusahaan atas dasar kepentingan pribadi atau prive.
  • Adanya penambahan utang jangka panjang baik dalam bentuk obligasi, hipotek, atau bentuk lainnya yang diimbangi dengan bertambahnya aset lancar. Hal ini akan menyebabkan modal kerja bertambah.
  • Perusahaan menderita kerugian baik yang sifatnya normal maupun accidental.
  • Adanya pembentukan dana atau pemisahan aktiva lancar untuk tujuan tertentu dalam jangka panjang. Maka hal ini akan mengurangi modal kerja.

Fungsi Laporan Perubahan Modal

Selain untuk dokumentasi, salah satu fungsi utama dalam membuat laporan perubahan modal adalah untuk mengetahui kinerja perusahaan terutama dalam hal pemanfaatan modal.

Itu artinya, laporan perubahan modal juga berfungsi sebagai acuan perusahaan dalam mengambil keputusan strategis.

Misal apakah laba akan didistribusikan dalam bentuk dividen atau akan digunakan lagi untuk operasional? Seberapa banyak laba akan ditahan?

Perlu diingat, perubahan modal pada usaha Anda bukanlah pertanda buruk. 

Perubahan modal sejatinya diperlukan agar perusahaan tetap bisa beroperasi bahkan mampu meningkatkan produktivitasnya.

Jika modal perusahaan bertambah, perusahaan bisa memanfaatkannya untuk meningkatkan kualitas atau diversifikasi produk.

Komponen atau Unsur Laporan Perubahan Modal

Secara umum, laporan perubahan modal memuat beberapa komponen atau unsur informasi yang setidaknya memuat hal-hal berikut.

1. Modal Awal

Modal awal adalah sejumlah dana yang diperoleh dari investasi pemilik atau penambahan investasi yang biasanya digunakan untuk aktivitas operasional usaha.

Dalam siklus akuntansi. modal awal juga bisa dikatakan sebagai saldo modal pada awal periode keuangan yang tercatat pada periode sebelumnya.

2. Saldo Laba Rugi

Saldo laba rugi pada periode tertentu yang ada dalam laporan laba rugi atau kolom neraca lajur bagian laba rugi.

Komponen saldo laba rugi juga mencakup laba ditahan atau tidak dibagi dan juga laba bersih.

Laba ditahan maksudnya adalah laba tersebut tidak dibagi sebagai dividen atau laba tersebut dijadikan kembali sebagai modal.

Sedangkan laba bersih merupakan perhitungan dari total penghasilan dikurangi beban dan juga pajak. Selain itu, kerugian juga dapat dicatat apabila pada lajur laba rugi bernilai kredit.

3. Dividen

Pembayaran dividen yang dilakukan pada periode pelaporan kepada pemegang saham dengan cara mengurangi dari modal atau ekuitas yang dimiliki oleh setiap pemegang saham.

Baca Juga: Pajak Dividen, Tarif Pajak hingga Contoh Perhitungannya!

4. Prive

Seperti yang telah disebut-sebut sebelumnya, prive atau pengambilan dana pribadi juga dapat dicatat dalam laporan perubahan modal.

5. Modal Akhir

Saldo cadangan modal yang dimiliki oleh perusahaan atau para pemegang saham pada akhir periode pelaporan.

Ada beberapa cara untuk mencari nilai modal akhir. Jika perusahaan dalam posisi untung maka rumusnya adalah modal awal ditambah perbandingan laba bersih dengan prive.

Sedangkan apabila saldo bernilai rugi, maka rumusnya adalah perbandingan rugi bersih ditambah prive.

6. Lain-Lain

Ada juga komponen lain misalnya pengaruh koreksi kesalahan pada periode sebelumnya, perubahan cadangan revaluasi, perubahan modal saham, atau pengaruh kebijakan akuntansi.

Perlu diingat, setiap perusahaan sebenarnya memiliki standar komponen atau unsur laporan yang berbeda-beda. Tergantung situasi atau jenis usaha perusahaan tersebut.

Misal, laporan perubahan modal usaha jasa dan dagang biasanya memiliki komponen yang sedikit berbeda.

Dengan kata lain, unsur-unsur atau komponen laporan yang disebutkan di atas bukan komponen mutlak atau wajib.

Contoh Laporan Perubahan Modal

Setelah Anda memahami apa itu laporan perubahan modal. Anda juga perlu memahami laporan jenis ini secara praktikal melalui contoh.

Seperti yang telah dibahas pada awal artikel, laporan perubahan modal dalam perusahaan berada di bawah laporan laba rugi.

Itu artinya, Anda harus membuat laporan laba rugi terlebih dahulu sebelum membuat laporan perubahan modal.

Selain itu, dalam perhitungan perubahan modal juga memerlukan statement berapakah laba atau rugi yang dimiliki oleh perusahaan sehingga penting bagi Anda untuk membuat laporan laba rugi terlebih dahulu.

Misal, diketahui PT XYZ memiliki laporan laba rugi usahanya di tahun 2020 sebagai berikut.

Contoh Laporan Laba Rugi

Kemudian, dari laporan laba rugi tersebut, maka dapat disusun laporan perubahan modal sebagai berikut.

Contoh Laporan Perubahan Modal

Contoh di atas bukanlah format baku. Kembali lagi, formal laporan perubahan modal sangat tergantung dengan situasi atau kebutuhan perusahaan.

 

Baca Juga: Membuat Laporan Laba Rugi Sederhana dengan Bentuk & Format Berbeda

Kesimpulan

Pada dasarnya, laporan perubahan modal merupakan laporan mini sebagai pedoman komprehensif untuk laporan keuangan secara menyeluruh.

Meski bersifat mini, laporan perubahan modal juga dianggap sama pentingnya dengan laporan keuangan lain karena mampu mengarahkan perusahaan dalam menentukan arah kebijakan. Terlebih jika berbicara terkait distribusi dividen.

Sebagai pengetahuan, perusahaan yang secara konsisten mendistribusikan dividen merupakan perusahaan mapan atau mature karena peluang bertumbuhnya lebih kecil.

Baik, itulah pembahasan singkat mengenai laporan perubahan modal. Apabila Anda membutuhkan konsultasi bisnis, Anda bisa menghubungi Kami, Rusdiono Consulting.

Temukan juga artikel tentang keuangan, bisnis, dan perpajakan lainnya yang disajikan oleh Rusdiono Consulting di sini.


August 10, 2021
WhatsApp-Image-2021-08-07-at-12.10.14-PM.jpeg

Ketika Anda memproduksi barang dan ternyata permintaannya melebihi ekspektasi, maka mau tidak mau Anda akan menambah biaya produksi lagi. Biaya tersebut yang dinamakan dengan biaya marjinal atau marginal cost.

Bukan tidak mungkin, bahwa bila Anda mengoperasikan sebuah usaha atau bisnis, ada momen dimana Anda akan mengeluarkan biaya marginal.

Jika pada contoh di atas situasinya terdapat penambahan produksi, biaya marginal juga bisa saja timbul karena adanya kejadian yang merugikan.

Lantas, apa itu biaya marginal dan kenapa perusahaan perlu memahami ini? simak artikel berikut ini.

 

Pengertian Biaya Marginal

Di dalam ilmu ekonomi mikro atau lebih sempitnya biaya produksi, biaya marginal adalah perubahan total biaya produksi yang berasal dari penambahan unit produksi.

Contoh sederhana, misal Anda membuka usaha roti. Biasanya Anda memproduksi 50 roti dalam sebulan dengan biaya Rp1.000.0000.

Nah ternyata, ada peningkatan permintaan yaitu 10 roti dengan tambahan biaya Rp50.000. Nah biaya Rp50.000 ini merupakan biaya marginal.

Sudah disebutkan sebelumnya, bahwa biaya marginal adalah perubahan biaya produksi yang berarti terdiri dari biaya tetap dan tidak tetap.

Namun, perubahan total biaya produksi atau adanya biaya marginal umumnya total biaya produksi hanya merupakan biaya marginal.

Kenapa demikian? Mari ingat sedikit tentang teori biaya tetap dan biaya tidak tetap.

Biaya tetap atau fixed cost tidak mengalami perubahan apabila terjadi perubahan jumlah produksi.

Namun biaya tetap per unit akan terus berkurang seiring perubahan produksi namun tidak sampai ke titik nol.

Sedangkan biaya variabel dipengaruhi dengan jumlah produksi. Menambah unit produksi berarti menambah biaya variabel.

Sehingga banyak pebisnis, ketika menghitung biaya marginal, mereka mengabaikan biaya tetap. Kecuali memang ada penambahan biaya tetap itu sendiri. Misal, menambah daya listrik atau menambah gudang produksi.

Baca Juga: Pengertian Manajemen Biaya, Konsep hingga Langkah Penerapannya

Rumus dan Cara Menghitungnya

Banyak pembahasan yang membahas bagaimana sebenarnya cara menghitung biaya marginal.

Pedoman umum yang biasanya digunakan untuk menghitung biaya marginal adalah prinsip yang dikemukakan Michael Parkin melalui buku nya Microeconomics dan Karl E. Case CS dengan bukunya The Principle of Economics.

Meskipun keduanya memiliki pendekatan yang berbeda. Lebih jauh, prinsip keduanya tidak ada yang salah dan bisa digunakan dalam praktik perhitungan biaya marginal.

Namun kali ini, untuk mengetahui rumus perhitungan atau cara menghitung biaya marginal maka pada tulisan ini akan menggunakan prinsip yang dikemukakan oleh Michael Parkin.

Beliau menjelaskan bahwa biaya marginal merupakan operasi hitung antara perubahan biaya produksi dibagi dengan perubahan jumlah unit.

Jika dirumuskan akan seperti ini:

Biaya Marginal = Perubahan Total Biaya Produksi / Perubahan Jumlah produksi

Sebagai ilustrasi, Aldi produsen sepatu yang saat ini berhasil memproduksi 50 pcs dengan total biaya produksi sekitar Rp30.000.000.

Namun Aldi ingin menambah produksinya menjadi 80 pcs dan diperkirakan akan memakan biaya sebesar Rp50.000.000.

Berarti biaya marginalnya adalah selisih dari total biaya produksi (Rp50.000.000 – Rp30.000.000  = Rp20.000.000) dibagi dengan selisih jumlah produksi (80 – 50 pc = 30 pc).

Maka biaya produksi marginalnya adalah Rp20.000.000/30 = Rp670.000.

Pembahasan

Mari bandingkan ketika Aldi memproduksi sepatu pada jumlah normal yaitu 50 pcs, biaya produksinya adalah Rp600.000 (Rp30.000.000 dibagi 50 pcs).

Kesimpulannya, Rp670.000 merupakan biaya produksi optimal agar Aldi bisa mendapatkan keuntungan.

Apabila Aldi nekat untuk menambah unit lagi di atas batas itu, kemungkinan besar biaya produksi tambahan juga akan naik. Mau-tidak-mau Aldi harus menaikkan harga.

Namun menaikkan harga dalam jangka pendek seperti itu akan memengaruhi keuntungan perusahaan, menurunkan daya saing, atau bahkan kehilangan konsumen.

Jadi, Aldi mau tidak mau harus menahan untuk tidak memproduksi lebih dari 80 pcs sepatu.

Singkatnya, biaya marginal bisa dikatakan optimal atau dapat memberikan keuntungan apabila biaya marginal (marginal cost) sama dengan pendapatan marginal (marginal revenue).

 

Kurva Biaya Marginal

Untuk mengetahui lebih jelasnya pengaruh biaya marginal dengan keputusan bisnis Anda, coba simak kurva dari grafik berikut ini.

Kurva Biaya Marginal

Untuk menganalisis biaya marginal, Anda tidak bisa melakukannya dengan satu faktor saja yaitu biaya marginal itu sendiri. 

Ada faktor pembanding yang harus Anda lihat. Faktor pembanding yang paling umum dan mudah adalah faktor biaya rata-rata (average cost).

Dalam grafik tersebut, para ekonom sepakat bahwa ketika biaya marginal lebih rendah dibanding biaya rata-rata (grafik pada posisi sebelah kiri), maka perusahaan berada pada skala ekonomis.

Maksudnya, pada skala ekonomis perusahaan bisa mengoptimalkan keuntungannya atau bahkan menciptakan competitive advantages.

Setelah kurva marginal cost dan average cost (lihat grafik) bertemu, baik biaya marginal maupun biaya rata-rata, angkanya akan terus menaik.

Namun, biaya marginal lebih tinggi dibanding dengan biaya rata-rata. Kondisi ini, bisa dibilang merupakan kondisi disekonomis.

Pada skala ini, perusahaan dianjurkan untuk menahan atau tidak melakukan penambahan unit produksi karena akan berdampak pada kerugian perusahaan.

 

Fungsi Biaya Marginal

Analisis biaya marginal sejatinya memiliki fungsi untuk membantu pelaku usaha dalam mengambil keputusan untuk mengoptimalkan keuntungan.

Misal, Anda penjual roti yang menjual 10 roti. Namun karena situasi tertentu, Anda ingin menambah unit produksi. 

Di sinilah peran analisis biaya marginal yang akan membantu Anda dalam menentukan berapa unit yang harus ditambah dalam produksi.

Memproduksi terlalu berlebihan atau terlalu cepat akan berdampak buruk bagi keuntungan. Sebaliknya, memproduksi terlalu lambat atau terlalu sedikit juga akan memiliki dampak yang sama.

Dari contoh di atas misalnya. Ketika Anda ingin menambah produksi dari 10 roti ke 11 roti ternyata membutuhkan biaya Rp5.000 per roti. Sedangkan dari 10 roti ke 12 roti membutuhkan biaya Rp6.000 per roti.

Namun, karena berbagai pertimbangan, entah karena daya beli konsumen, persaingan atau harga pasar, Anda menjual roti umumnya Rp5.500 per roti.

Berdasarkan kasus tersebut, berapa unit yang Anda akan tambahkan ke dalam produksi roti Anda? 11 unit atau 12 unit?

Tentu, Anda akan lebih memilih untuk menambah produksi menjadi 11 unit karena masih ada margin keuntungan Rp500.

Dengan kata lain jika biaya marginal Anda Rp1.000, maka Anda mau tidak mau harus menahan diri untuk menambah produksi ketika lebih atau bahkan mencapai biaya marginal itu.

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, mengetahui biaya marginal juga membantu melihat skala ekonomis sebuah perusahaan. Pada angka berapa perusahaan bisa melakukan competitive advantages.

Competitive advantages yang dimaksud misalnya menawarkan harga produk yang lebih kompetitif atau bahkan melakukan diversifikasi produk.

Itulah penjelasan singkat mengenai biaya marginal. Semoga artikel ini bisa memberikan sedikit pengetahuan bagi Anda yang ingin atau sedang menjalankan bisnis.

Apabila Anda membutuhkan konsultasi bisnis dan perpajakan, Anda bisa menghubungi Kami, Rusdiono Consulting melalui tautan berikut ini


August 9, 2021
WhatsApp-Image-2021-08-07-at-11.45.47-AM-1.jpeg

Dalam akuntansi, ada jenis jurnal yang sebenarnya tidak perlu Anda buat atau sifatnya opsional. Salah satunya adalah jurnal pembalik.

Maksudnya opsional adalah jurnal tersebut dibuat ketika Anda membutuhkannya.Terutama ketika Anda ingin mengurangi kesalahan dalam pencatatan akuntansi. 

Untuk memahami lebih lanjut, dalam artikel ini, Rusdiono Consulting akan menjelaskan apa itu jurnal pembalik dan bagaimana cara penyusunan sederhananya.

 

Pengertian Jurnal Pembalik

Singkatnya, jurnal pembalik atau yang disebut juga dengan reversal entry adalah jurnal opsional yang membalik jurnal penyesuaian yang menimbulkan akun riil baru.

Seperti yang Anda tahu, akun riil merupakan akun yang terus ada dan berlangsung pada periode akun berikutnya. Itu artinya akun riil tidak pernah ditutup ketika ada perpindahan periode.

Dengan kata lain, saldo pada akun riil akan terus tersaji selama perusahaan terus mengoperasikan bisnisnya.

Perusahaan sering kali membutuhkan jurnal pembalik untuk membantu mereka dalam menyederhanakan pencatatan ketika ingin memasuki periode akuntansi selanjutnya.

Oleh karena itu, jurnal pembalik biasanya disusun atau dibuat ketika memasuki atau mengawali periode akuntansi selanjutnya.

Dan atas alasan itu pula, kenapa jurnal pembalik disebut juga jurnal opsional, karena sejatinya perusahaan tidak benar-benar membutuhkan jurnal pembalik dan kembali lagi sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Tujuan dan Fungsi Disusunnya Jurnal Pembalik

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, menyusun jurnal pembalik membantu perusahaan untuk mempermudah atau menyederhanakan pencatatan akun riil baru pada awal periode selanjutnya.

Namun ternyata ada manfaat lainnya yaitu sebagai berikut:

  • Jurnal pembalik bertujuan untuk mengurangi kesalahan atau kekeliruan dalam pencatatan yang mungkin bisa saja terjadi. Misalnya pencatatan berganda dalam penyusunan ayat jurnal penyesuaian.
  • Mempermudah perusahaan dalam pengawasan untuk menjaga konsistensi pencatatan pada akun-akun tertentu.
  • Meningkatkan akurasi dan efisiensi perusahaan dalam mencatat dan mengelola proses akuntansi.

Akun yang Bisa Dicatat dalam Jurnal Pembalik

Sebelum memahami akun apa saja yang dicatat di dalam jurnal pembalik, Anda perlu memahami dua term atau istilah jenis-jenis akun yang terdiri dari akun riil (akun neraca) dan akun nominal (akun laba-rugi).

Akun nominal adalah akun yang ditutup pencatatannya pada satu periode bersangkutan dan biasanya masuk ke dalam laporan laba-rugi. Akun nominal umumnya terdiri dari pendapatan dan beban.

Sedangkan akun riil seperti yang sudah sebelumnya adalah akun yang saldonya akan terus ada atau tercatat pada periode selanjutnya. Itu artinya akun riil ini bersifat tetap.

Akun riil sendiri terdiri dari harta atau aktiva baik yang sifatnya tetap maupun tidak tetap, utang atau liabilitas,dan juga modal.

Oleh karena jurnal pembalik mencatat akun riil yang baru pada jurnal penyesuaian, maka akun yang bisa dicatat tentu akun-akun riil.

Untuk mempermudah Anda mengidentifikasi akun apa saja yang dicatat pada jurnal penyesuaian ke jurnal pembalik, berikut Kami jabarkan akun-akunnya secara sederhana.

1. Akun Beban (Utang) yang Masih Harus Dibayar

Umumnya akun beban yang masih harus dibayar akan berlanjut pada periode akuntansi berikutnya sehingga dapat ditulis dalam jurnal pembalik.

2. Akun Beban (Utang) yang Dibayar di Muka

Akun beban yang dibayar di muka umumnya belum dicatat namun sudah dibayarkan pada periode tersebut sehingga perlu dibuat di dalam jurnal pembalik.

3. Akun Pendapatan yang Masih Harus Diterima (Piutang)

Meski pendapat itu masuk ke dalam akun laba-rugi, namun karena pendapatan tersebut belum diterima oleh perusahaan, maka akun ini dianggap ke dalam akun neraca, Dalam hal ini adalah piutang.

4. Akun Pendapatan yang Diterima di Muka

Akun dimana pendapatan diterima perusahaan ketika awal transaksi namun pembayaran belum dilakukan sepenuhnya oleh pembeli.

Biasanya konsumen atau pembeli akan membayar sepenuhnya ketika pekerjaan yang diminta telah selesai atau produk yang diminta telah tersedia.

5. Pemakaian Peralatan yang Tercatat sebagai Beban

Akun selanjutnya adalah pemakaian peralatan tercatat sebagai beban atau masuk ke dalam akun kredit.

Itu artinya perusahaan masih memiliki beban atas peralatan tersebut dan harus masuk ke dalam jurnal pembalik.

Contoh dan Cara Membuat Jurnal Pembalik

Jika membahas secara teori, maka tidak lengkap untuk tidak mempraktekkannya. Untuk itu Anda juga harus memahami contoh dan cara membuat jurnal pembalik.

Catatan, dalam artikel ini, Kami menggunakan contoh sederhana dan bertujuan agar Anda bisa mengidentifikasi akun mana yang boleh dicatat ke dalam jurnal pembalik atau tidak.

Simak ilustrasi contoh sebagai berikut.

Misal, Abdul pengusaha roti dan telah membuat jurnal penyesuaian yang telah dilakukan pada bulan Desember 2020 dengan rincian sebagai berikut.

 

Tanggal Akun Debit Kredit

31

Biaya Perawatan Pemanggang

Akumulasi Biaya Perawatan Pemanggang

Rp200.000

Rp200.000

Gaji Karyawan

Gaji Karyawan yang belum dibayar

Rp20.000.000

Rp20.000.000

Pendapatan yang masih harus diterima dari distributor

Pendapatan

Rp50.000.000

Rp50.000.000

 

Dari jurnal penyesuaian di atas, kira-kira akun mana yang bisa dimasukkan ke dalam jurnal pembalik?

Pertama, akun Biaya Perawatan Pemanggang. Apakah akun ini bisa dimasukkan ke dalam jurnal pembalik? Jawabannya tidak bisa karena biaya perawatannya sudah diakumulasikan dan didebitkan.

Itu artinya, Abdul pada periode tersebut sudah membayar biaya perawatan pemanggang sehingga akun tersebut tidak perlu dimasukkan ke dalam jurnal pembalik.

Selanjutnya, akun gaji karyawan. Karena beban gaji karyawan dikreditkan itu artinya perusahaan masih harus membayar gaji karyawan sejumlah sekian dan menjadi utang perusahaan.

Dengan kata lain, akun tersebut boleh dicatat ke dalam jurnal pembalik. Demikian pula dengan pendapatan yang masih harus diterima Abdul dari distributor.

Kenapa? Karena akun tersebut merupakan piutang dimana konsumen atau distributor roti Abdul belum melunasi pembayaran.

Dari pembahasan di atas maka Abdul bisa membuat jurnal pembalik yang dibuat pada Bulan Januari 2021 sebagai berikut.

Tanggal Akun Debit Kredit

31

Gaji Karyawan yang belum dibayar

Gaji Karyawan

Rp20.000.000

Rp20.000.000

Kas

Pendapatan yang masih harus diterima dari distributor

Rp50.000.000

Rp50.000.000

 

Sama seperti istilahnya, jurnal pembalik yaitu membalik akun debit ke akun kredit dan sebaliknya dimana hal ini akan mempermudah perusahaan dalam pencatatan akuntansi di periode tersebut.

Namun kembali lagi, jurnal pembalik sifatnya opsional. Boleh digunakan atau tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan. 

Karena pada akhirnya kebenaran laporan keuangan adalah hal yang paling penting dan mampu memiliki dampak bagi perusahaan, perusahaan juga sebaiknya menggunakan jurnal pembalik.

Itulah penjelasan singkat mengenai jurnal pembalik. Apabila Anda membutuhkan konsultasi keuangan terkait bisnis, Anda bisa menghubungi Kami, Rusdiono Consulting.

Temukan juga artikel-artikel terkait perpajakan dan bisnis kami lainnya hanya di website Rusdiono Consulting.