Blog - RDN Consulting


No more posts

September 1, 2023
sulpicio-helps-vRCelJ8dxYo-unsplash-1-1280x720.jpg

Pada perusahaan dengan jenis perseroan baik tertutup atau terbuka, investor menyetorkan modal dalam bentuk saham. Saham inilah yang akan menjadi bukti bahwa Anda ikut berpartisipasi sebagai pemilik perusahaan yang sah. Namun tahukan Anda bahwa ternyata saham dibagi menjadi dua yaitu saham biasa dan saham preferen.

Pengertian Saham Biasa dan Saham Preferen

Definisi dari saham biasa adalah saham yang dimiliki investor atas modal yang disetor. Saham ini disebut juga sebagai  common stock dan bisa diperdagangkan apabila perusahaan masuk ke lantai bursa. Jenis ini merupakan yang paling umum dimiliki oleh investor.

Untuk saham preferen tentu saja memiliki definisi yang berbeda. Saham preferen adalah sebuah surat berharga yang merupakan bukti kepemilikan atas sebuah usaha. Saham ini kebanyakan adalah gabungan dari common stock dan obligasi yang dikeluarkan oleh perusahaan.

Perbedaan dari Common Stock dan Preferred stock 

Surat berharga sebagai bukti kepemilikan ini ternyata cukup banyak memiliki perbedaan. Perbedaan-perbedaan ini bisa menjadi pertimbangan untuk investor memilih instrumen investasi apa yang cocok.

1. Komposisi saham

Untuk saham biasa komposisi didalamnya pure common stock yang dikeluarkan oleh perusahaan sedangkan untuk saham preferen lebih bervariasi. Saham referen adalah gabungan dari common stock dan juga obligasi perusahaan.

2. Keamanan

Bila membandingkan tingkat keamanan dari saham preferen dengan saham biasa, saham preferen adalah pemenangnya. Ini karena saham ini mendapatkan prioritas atas aset usaha perusahaan. 

Jika suatu saat perusahaan mengalami kemunduran atas usahanya maka pemilik saham preferen mendapatkan hak terlebih dahulu setelah perusahaan menyelesaikan pembayaran dan hutang. Berbeda dengan pemilik saham biasa yang harus menunggu apakah ada sisa aset yang bisa mereka dapatkan setelah semua pembayaran tersebut.

3. Waktu Pembagian Dividen

Dividen sebagai imbal balik atas investasi oleh pemilik saham akan dibagikan pada tutup buku akuntansi. Ini berarti para pemilik saham akan mendapatkan kucuran dana. Namun pemilik saham biasa harus menunggu sampai pemilik saham preferen mendapatkan keseluruhan bagiannya. 

Ini adalah keuntungan lainnya yang dimiliki oleh pemilik saham preferen bahwa mereka mendapat prioritas pembagian diatas pemilik saham biasa.

4. Jumlah Dividen yang Diterima

Perbedaan selanjurnya adalah jumlah Dividen yang diterima. Untuk saham biasa, jumlah dividennya fluktuatif tergantung kinerja perusahaan pada tahun itu. Sehingga bisa saja lebih tinggi atau lebih rendah dari pemilik saham preferen. 

Untuk pemilik saham preferen hasil dividennya akan sama setiap tahunnya. Sehingga jika laba tahun tersebut rendah, tinggi atau bahkan sama maka pembayaran juga tidak berubah. 

Baca Juga: Pajak Dividen, Tarif Pajak hingga Contoh Perhitungannya!

5. Hak Suara

Pada investor yang memiliki saham biasa dia berkesempatan untuk mempengaruhi perusahaan karena dia memiliki hak suara. Hak ini juga bergantung pada jumlah keseluruhan saham biasa yang dimiliki. Semakin banyak sahamnya semakin besar pula suar yang dimiliki.

Berbeda dengan para investor saham preferen hak suaranya adalah nol. Jika memiliki saran untuk perkembangan perusahaan maka itu hanya sebagai bahan pertimbangan. 

6. Buyback

Penjualan dan pembelian kembali saham biasa adalah hal yang normal terjadi di lantai bursa. Sayangnya ini tidak terjadi pada pemilik saham preferen. Sekali menjual kepemilikan saham yang dimiliki maka anda tidak diperkenankan membelinya kembali.

Penutup

Berkecimpung di lantai bursa saham harus memiliki setidaknya pengetahuan atas saham yang hendak dibeli. Saham biasa dan saham preferen cukup berbeda tergantung ingin seberapa besar imbal balik yang ingin Anda dapatkan.


August 30, 2023
christina-wocintechchat-com-ftCWdZOFZqo-unsplash-1-1-1280x854.jpg

Laba tahun berjalan adalah tujuan pokok mendirikan sebuah usaha. Saat mengetahui seberapa besar laba tahun itu maka perusahaan bisa mengetahui seberapa baik perusahaan berjalan. Untuk itu sebagai akuntan Anda sudah harus paham bagaimana cara menghitung dan unsur apa saja yang menentukan perhitungan tersebut.

Definisi Laba Tahun Berjalan

Ada dua istilah laba yang seringkali disebut oleh pegawai keuangan saat membuat laporan keuangannya yaitu laba tahun berjalan atau current year earning  dan laba ditahan. Keduanya merupakan laba yang dihasilkan oleh perusahaan hanya saja perlakuannya berbeda. 

Seperti namanya laba bersih tahun berjalan adalah laba yang dihasilkan oleh perusahaan selama setahun periode akuntansi. Bisa dimulai pada bulan apa saja tergantung kesepakatan dari manajemen perusahaan. Untuk itu tidak semua perusahaan tutup buku pada akhir tahun.

Secara definisi current year earning  merupakan selisih positif yang dihasilkan oleh perusahaan. Selisih ini berasal dari pengurangan hasil pendapatan dengan beban yang melekat padanya. Selain itu current year earning  juga merupakan hasil bersih setelah pengurangan pajak.

Laba ditahan sendiri merupakan current year earning  tahunan yang tidak dibagikan kepada pemilik perusahaan. Umumnya laba ditahan dipergunakan untuk kepentingan ekspansi perusahaan pada skala yang lebih tinggi. Tentu saja laba ditahan harus mendapat persetujuan dari pemilik modal.

Unsur yang Mempengaruhi current year earning 

Pada current year earning  ada beberapa unsur yang sangat mempengaruhinya misalnya saja:

  1. Penjualan. Ini adalah tolok utama bagaimana perusahaan bisa memutar modal yang dimiliki
  2. Biaya/Beban. Semua beban yang ikut kedalam proses produksi barang harus dikurangkan untuk menghasilkan laba. Ini termasuk biaya depresiasi peralatan, mesin, kendaraan yang berumur lebih dari 1 tahun.
  3. Biaya pajak. Penjualan yang dikurangi beban merupakan laba kotor sehingga harus dikurangi pajak untuk menghasilkan laba bersih tahun berjalan.

Contoh laba tahun berjalan pada perusahaan yang sudah masuk bursa saham yaitu akan membagikan keuntungannya dalam bentuk dividen.

Baca Juga: Kenali Fungsi Laba Ditahan dalam Laporan Keuangan

Menghitung Laba Tahun Berjalan (current year earning )

Untuk dapat melaporkan berapa keuntungan yang diperoleh maka Anda harus tahu bagaimana rumus laba tahun berjalan. Rumusnya cukup mudah yaitu:

(Total pendapatan – Total Pengeluaran) – Beban Pajak = Current Year Earning 

Sebagai contoh perusahaan A pendapatan tahunan $ 20.000 dengan pengeluaran diangka $ 15.000. Pajaknya 25%. Maka cara menghitung laba tahun berjalan perusahaan A adalah sebagai berikut:

= ($20.000 – $15.000) – 20% 

= ($ 5.000) – ($ 5000*20%)

= $ 5.000 – $ 1.000

= $ 4.000

Jadi laba tahun berjalannya adalah $ 4.000

Penutup

Laba tahun berjalan adalah hak pemilik dan investor yang menyetorkan modal sehingga ditahan atau dibagikan merupakan hal prerogative dari pemilik. Namun jika ingin melihat perusahaan lebih berkembang tidak ada salahnya untuk menahan laba selama jangka waktu tertentu.


August 28, 2023
christina-wocintechchat-com-4GpcEI8cqUk-unsplash-1-1280x854.jpg

Dalam siklus akuntansi dikenal ada 11 tahapan dalam pembuatan laporan keuangan. Pada tahapan kelima ada sebuah tahapan yaitu penyusunan neraca sisa/neraca saldo/trial balance. Proses ini harus dilakukan karena memiliki fungsi yang cukup besar dalam penyelesaian laporan keuangan.

Manfaat Neraca Sisa

Dalam perkembangannya neraca saldo harus dikerjakan oleh para akuntan saat menyelesaikan laporan keuangan. Hal ini dikarenakan neraca sisa memiliki manfaat yang cukup besar. Anda bisa melihat keseluruhan manfaat dari pembuatan neraca saldo berikut ini:

  1. Fungsi untuk Koreksi. Pada neraca saldo ada satu fungsi yang paling utama yaitu untuk mengoreksi jurnal yang telah dikerjakan sebelumnya. Bila saldo pada neraca sisa tidak seimbang maka bisa dipastikan ada kesalahan pada jurnal maupun buku besar.
  2. Fungsi kedua: Mencatat. Seperti prinsipnya akuntansi merupakan sebuah proses mencatat seluruh kejadian yang berhubungan dengan proses finansial. Untuk itu neraca saldo dipergunakan untuk mencatat seluruh saldo dari buku besar agar memudahkan perhitungan selanjutnya.
  3. Fungsi Persiapan, dari neraca saldo akuntan bisa mempersiapkan saldo yang akan dipergunakan untuk pembuatan laporan keuangan setelah melakukan jurnal penyesuaian, penutup dan pembalik 
  4. Fungsi Pengawasan, setelah fungsi koreksi trial balance juga berfungsi untuk mengawasi saldo dari buku besar. Memungkinkan saldo terawasi dengan baik sehingga tida ada kesalahan di pelaporan lapran keungan.

Jenis Trial Balance

Ada beberapa jenis trial balance yang dikenal yaitu:

    1. Neraca Saldo Sebelum Disesuaikan. Ini adalah neraca sisa yang berasal dari buku besar. Gunanya untuk mempersiapkan akun-akun yang perlu disesuaikan pada jurnal penyesuaian.
    2. Neraca Saldo Setelah Disesuaikan. Ada beberapa akun yang perlu disesuaikan secara berkala misalnya saja akun depresiasi pada kendaraan, peralatan dan bangunan yang mungkin bebannya terbagi dalam 12 bulan periode akuntansi serta pendapatan atau beban yang diterima/dibayar dimuka. Penyesuaian untuk memberikan saldo nyata keadaan keuangan perusahaan.

 

  • Post Closing Trial Balance. Ringkasan Saldo akhir ini akan menjadi saldo awal periode selanjutnya sehingga akun beban dan pendapatan harus ditutup pada ikhtisar L/R. Ikhtisar L/R kemudian masuk ke akun modal. Jadi yang tersisa saldonya adalah akun-akun Aktiva, Passiva dan Modal saja

Baca Juga: Cara Membuat Neraca Saldo, Contoh, Fungsi & Manfaat

Sumber Neraca Sisa

Format neraca sisa tidak terlalu kompleks hampir sama formatnya dengan jurnal. Dalam neraca sisa berisi nomor akun, nama akun, debet dan kredit untuk setiap akun. Sedangkan sumber neraca sisa berasal dari buku besar. 

Seluruh saldo akun buku besar akan dipindahkan ke dalam trial balance. Untuk itu jangan sampai salah dalam hal pemindahan debet dan kreditnya agar neraca saldo tidak mengalami ketidakseimbangan.

Penutup

Trial balance merupakan salah satu tahapan siklus yang harus dikerjakan. Selain untuk memudahkan langkah ini berguna untuk proses koreksi dari buku besar dan sebagai sumber jurnal penyesuaian dan jurnal penutup. Sehingga dalam akuntansi dikenal juga dengan neraca saldo sebelum disesuaikan, neraca saldo setelah disesuaikan dan post closing trial balance.


August 25, 2023
luis-villasmil-4V8uMZx8FYA-unsplash-1.jpg

Modal menjadi kunci utama sebuah perusahan berdiri. Untuk Perseroan Terbatas (PT) dikenal 3 jenis modal yaitu modal dasar, modal ditempatkan dan juga modal disetor. Pembahasan kali ini membahas lengkap mengenai modal yang disetor dan bagaimana jurnalnya.

Definisi Modal Disetor

Berdasarkan undang-undang terbaru, PT kini memiliki hak untuk menentukan seberapa besar modal dasar yang dimiliki. Namun tentu saja harus tetap mengedepankan rasionalitas dalam penentuannya. Modal dari PT sendiri kebanyakan berasal dari beberapa pihak yang sepakat untuk membuat sebuah badan usaha.

Untuk bentuk badan usaha PT keunggulannya adalah pemisahan kekayaan antara pemilik dan perusahaan. Sehingga jika sewaktu-waktu PT collaps, harta pemilik tidak ikut tersita. Pemilik yang sepakat mendirikan PT akan mengesahkan ke notaris untuk membuat akta perusahaan.

Dalam akta ini tertulis juga besaran modal yang para pendiri sanggupi untuk disetorkan yang dinamakan modal ditempatkan. Perundang-undangan memfasilitasi bahwa modal dasar bisa dibayar 25% dulu dan sisa 75% pembayaran modal bisa dicicil oleh para pendiri. 

Kegiatan inilah yang disebut dengan modal disetor. Secara definisi berarti modal disetor adalah pelunasan atas modal yang sudah disanggupi untuk dimiliki pada modal dasar. Setelah pemilik saham menyetorkan keseluruhan modal pada rekening perusahaan maka dia sudah sepenuhnya sah menjadi pemilik perusahaan tersebut.

Jadi perbedaan modal dasar dan modal disetor adalah bahwa modal dasar merupakan modal yang berasal dari saham yang dikeluarkan perusahaan sedangkan modal yang disetor adalah modal yang berasal dari pelunasan dari modal yang ditempatkan oleh pendiri usaha.

Baca Juga: Pengertian dan Contoh Laporan Perubahan Modal secara Umum

Jurnal untuk Modal Disetor 

Untuk lebih memudahkan penggambaran berikut contoh modal disetor dalam suatu kasus sederhana.

Tuan Adi dan Candra sepakat mendirikan sebuah PT A dengan modal Rp 200.000.000 dengan pembagian yang sama. Saat pendirian Tuan Adi membayar keseluruhan modal dan Tuan Candra baru Rp 75.000.000. Sisa modal yang belum dibayar akan dilunasi pada bulan ke-3 tahun depan. Pelunasan inilah yang disebut dengan modal yang disetor.

Kasus diatas dapat di-breakdown menjadi:

Modal dasar: Rp 200.000.000

Modal ditempatkan Tuan Adi: Rp 100.000.000

Modal ditempatkan Tuan Chandra Rp 100.000.000

Modal yang disetor Tian Chandra: Rp 75.000.000

Maka saat pelunasan Rp 25.000.000 bagian akunting bisa mencatat hal tersebut pada akun modal yang disetor. Jurnal modal disetor bisa terangkai pada uraian berikut ini.

Kas/Bank Rp 25.000.000

   Modal disetor Tuan Chandra Rp 25.000.000

Penutup

Berkaitan dengan modal yang disetor maka para pendiri juga harus berbesar hati bila suatu saat sahamnya ditarik karena tidak melunasi janji membayar modal PT. Hal ini karena modal disetor adalah suatu hal yang tidak bisa disepelekan. 


August 23, 2023
memento-media-XhYq-5KnxSk-unsplash-1.jpg

Istilah shareholder dan stakeholder seringkali ditemui saat membicarakan sebuah perusahaan atau organisasi. Walaupun terlihat sama ternyata keduanya memiliki arti yang berbeda. Uraian berikut menjelaskan tentang shareholder dan bedanya terhadap stakeholder.

Definisi Shareholder dan Stakeholder

Sebuah perusahaan tidak lepas dari peranan shareholder dan stakeholder. Keduanya memiliki peranan penting dan tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya. Sehingga keberadaannya dalam perusahaan tidak bisa dihilangkan ataupun digantikan. 

Untuk memahami lebih jauh mengenai keduanya maka Anda perlu memahami apa itu shareholder dan stakeholder. Secara definisi shareholder adalah seorang individu atau lembaga yang menyetorkan sejumlah modal kepada perusahaan. 

Modal-modal tersebut dinamakan saham. Semakin banyak saham yang dimiliki maka pendapat dari shareholder tersebut akan semakin berpengaruh terhadap pengambilan keputusan perusahaan. 

Sedangkan stakeholder adalah penyebutan seorang individu yang berkecimpung pada proses berjalannya perusahaan. Sehingga perusahaan bisa berjalan dengan baik dan menghasilkan keuntungan untuk para shareholder perusahaan tersebut.

Siapa saja shareholder dan stakeholder itu?

Secara garis besar shareholder terbagi menjadi 2 yaitu common shareholder dan preferred shareholder. Keduanya sama-sama pemilik modal yang menginvestasikan uangnya pada suatu perusahaan. Hanya saja common shareholder memiliki kewenangan yang lebih tinggi di perusahaan dari preferred shareholder.

Hasil dari investasi dari para shareholder akan menghasilkan laba dan dibagi berdasarkan saham yang dimiliki. Hasil bagi laba perusahaan dinamakan dividen dan dibagi pada akhir tahun buku atau sesuai kesepakatan antara manajemen dan investor. 

Contoh Shareholder ini umumnya merupakan investor perorangan atau investor dari suatu organisasi dimana kepemilikan atas perusahaan tersebut tergantung pada jumlah modal yang disetorkan. 

Untuk stakeholder contohnya lebih luas lagi. Para stakeholder adalah mereka yang berkecimpung langsung pada perusahaan. Stakeholder juga dibagi menjadi 2 yaitu internal dan eksternal stakeholder.

Untuk stakeholder internal para stakeholder ini bisa berupa karyawan, manajemen perusahaan dan pemegang saham. Stakeholder eksternal termasuk konsumen, pemerintah, pemasok bahan baku, pesaing, bank dan penyalur barang ke konsumen serta media massa. Semua elemen tersebut sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan dari sebuah perusahaan.

Baca Juga: Mengenal Stakeholder: Pengertian dan Manfaatnya Bagi Perusahaan

Shareholder vs stakeholder 

Setelah mengetahui contoh shareholder dan stakeholder, maka kita bisa mengambil kesimpulan mengenai perbedaan shareholder dan stakeholder

  1. Kepemilikan. Untuk shareholder karena menyetor modal dia memiliki kepentingan terhadap finansial perusahaan. Untuk stakeholder murni  tidak memiliki kepentingan atas finansial perusahaan. 
  2. Shareholder mungkin saja menjadi seorang stakeholder tapi seorang stakeholder tidak bisa menjadi shareholder.
  3. Shareholder mempengaruhi keputusan perusahaan tapi stakeholder terpengaruh atas keputusan perusahaan.
  4. Shareholder menerima keuntungan dari perusahaan sedangkan stakeholder internal hanya menerima gaji dari perusahaan

Shareholder adalah seseorang, kelompok maupun organisasi yang menyetorkan modal untuk keberlangsungan hidup perusahaan. Modal tersebut harus dikelola dan disalurkan kepada stakeholder internal serta eksternal untuk memutar modal dan menghasilkan laba. Perusahaan yang mampu mengintegrasikan kedua elemen ini bisa dipastikan dapat berjalan untuk waktu yang sangat lama.


August 21, 2023
WhatsApp-Image-2023-08-20-at-1.16.40-PM-1280x853.jpeg

Stakeholder adalah pihak-pihak yang memiliki kepentingan atau dapat dipengaruhi oleh kegiatan, keputusan, atau hasil suatu proyek, organisasi, atau inisiatif. Mereka dapat berupa individu, kelompok, atau entitas yang memiliki hubungan atau kepentingan yang relevan terhadap suatu entitas atau proyek tertentu.

Stakeholder dapat mencakup berbagai pihak seperti pemilik bisnis, karyawan, pelanggan, pemasok, mitra bisnis, pemegang saham, komunitas lokal, pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat luas. Setiap stakeholders dapat memiliki kepentingan yang berbeda-beda dan mungkin memiliki pengaruh yang beragam terhadap suatu proyek atau organisasi.

 

Siapa Saja Pihak yang Dapat Disebut Stakeholder?

Pengertian dan cakupan stakeholders cukup luas, sehingga ada berbagai macam pihak yang dapat disebut sebagai stakeholder. Berikut adalah beberapa di antaranya:

 

1. Pemegang Saham (Stockholders)

Pemegang saham memiliki kepemilikan dalam perusahaan dan berperan dalam mengambil keputusan strategis. Mereka memiliki kepentingan dalam pertumbuhan nilai perusahaan dan dividen yang diperoleh dari laba perusahaan.

2. Karyawan

Karyawan adalah stakeholders internal yang berperan dalam menjalankan operasional perusahaan. Mereka memberikan kontribusi dalam mencapai tujuan perusahaan dan memiliki kepentingan terhadap keberlanjutan organisasi serta kondisi kerja yang adil dan aman.

3. Pelanggan

Pelanggan adalah sumber pendapatan utama bagi perusahaan. Mereka memiliki kepentingan dalam mendapatkan produk atau layanan berkualitas, harga yang wajar, dan pelayanan yang memuaskan. Kepuasan pelanggan dapat memengaruhi reputasi perusahaan dan kesinambungan bisnis.

4. Pemasok

Pemasok adalah stakeholders yang menyediakan bahan baku, komponen, atau jasa yang diperlukan oleh perusahaan. Kualitas, ketersediaan, dan harga yang bersaing dari pemasok dapat mempengaruhi efisiensi dan kualitas produk atau layanan yang ditawarkan perusahaan.

5. Komunitas Lokal

Perusahaan beroperasi dalam suatu komunitas dan memiliki tanggung jawab sosial terhadap komunitas tersebut. Komunitas lokal menjadi stakeholders yang memiliki kepentingan terhadap dampak sosial, lingkungan, dan ekonomi yang dihasilkan oleh perusahaan.

7. Pemerintah dan Otoritas Regulator Terkait

Pemerintah dan otoritas regulator memiliki peran dalam mengatur operasional perusahaan sesuai dengan peraturan dan kebijakan yang berlaku. Perusahaan harus mematuhi peraturan yang ada dan berinteraksi dengan pemerintah serta otoritas regulator sebagai stakeholders yang penting.

8. Lembaga Keuangan

Lembaga keuangan, seperti bank dan kreditur, menjadi stakeholders yang memiliki kepentingan dalam kesehatan keuangan perusahaan. Mereka dapat memberikan pembiayaan dan modal kerja, sehingga perusahaan perlu menjaga hubungan baik dengan mereka dan memenuhi kewajiban keuangan.

Baca Juga: Ketahui Lebih Lengkap Tentang Stockholder di Sini!

Apa Saja Manfaat dan Peran Stakeholders?

Terdapat beberapa manfaat perusahaan dengan stakeholders, antara lain:

1. Mendapatkan Dukungan dan Kemitraan

Stakeholders, baik pelanggan mau pun rekanan yang puas memiliki potensi untuk mendukung dan menjalin kemitraan jangka panjang dengan perusahaan. Mereka dapat memberikan sumber daya, informasi, atau akses ke jaringan yang berguna bagi perusahaan.

2. Modal Sosial Bagi Perusahaan

Stakeholders dapat memberikan modal sosial, yaitu hubungan dan jaringan yang ada di antara mereka. Ini dapat membantu perusahaan dalam memperoleh sumber daya tambahan, seperti modal finansial, tenaga kerja, atau dukungan dari komunitas lokal.

3. Pengetahuan dan Pemahaman yang Lebih Baik

Stakeholders seringkali memiliki pengetahuan dan pemahaman yang berbeda tentang industri, pasar, atau lingkungan bisnis. Melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan atau konsultasi dapat membantu perusahaan mendapatkan wawasan yang lebih baik dan meminimalkan risiko kesalahan.

4. Reputasi yang Baik

Stakeholders memiliki peran penting dalam membentuk reputasi perusahaan. Jika perusahaan memperlakukan stakeholders dengan baik, menjaga hubungan yang baik, dan mempertimbangkan kepentingan mereka, maka hal ini dapat meningkatkan reputasi perusahaan di mata masyarakat, pelanggan, dan mitra bisnis.

5. Pertumbuhan Jangka Panjang

Dengan memperhatikan kepentingan stakeholder, perusahaan dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan jangka panjang. Melibatkan stakeholders dalam pengambilan keputusan dan mendengarkan masukan mereka dapat membantu perusahaan menemukan peluang baru, mengidentifikasi risiko potensial, dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis.

6. Keberlanjutan dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Stakeholders sering kali memperhatikan dampak sosial dan lingkungan yang dihasilkan oleh perusahaan. Dengan memperhatikan kepentingan stakeholder, perusahaan dapat mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan dan tanggung jawab sosial perusahaan ke dalam strategi dan operasionalnya, yang pada gilirannya dapat meningkatkan keberlanjutan jangka panjang perusahaan.

 

Kolaborasi dan manajemen hubungan yang baik dengan berbagai stakeholder ini penting bagi perusahaan karena dapat mendukung reputasi, keberlanjutan, dan keberhasilan jangka panjang organisasi. Perusahaan yang memperhatikan kepentingan dan kebutuhan stakeholder dapat menciptakan hubungan saling menguntungkan dan mencapai keberhasilan bersama.


August 20, 2023
WhatsApp-Image-2023-08-18-at-3.25.23-PM-1280x853.jpeg

Dalam perusahaan, peran stockholder sangat penting. Nah, sudahkah Anda tahu pengaruhnya terhadap perusahaan? Seorang stockholder adalah seseorang atau entitas yang memiliki saham dalam suatu perusahaan. 

Ketika seseorang membeli saham suatu perusahaan, secara otomatis ia menjadi pemilik sebagian kecil dari perusahaan tersebut. Jumlah kepemilikan saham seseorang dapat bervariasi tergantung pada jumlah saham yang mereka miliki dengan perbandingan terhadap total saham yang tersedia.

Sebagai pemegang saham, seseorang memiliki hak dan keuntungan tertentu. Beberapa hak yang dimiliki pemegang saham meliputi hak untuk mendapatkan dividen (keuntungan pada perusahaan), hak untuk memberikan suara dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham), hak untuk mengakses informasi perusahaan, dan hak untuk menjual atau membeli saham mereka.

Pemegang saham juga dapat memperoleh keuntungan dari kenaikan nilai saham. Jika harga saham perusahaan meningkat, pemegang saham dapat menjual saham mereka dengan harga yang lebih tinggi dan mendapatkan keuntungan. Namun, jika harga saham turun, pemegang saham dapat menderita kerugian jika mereka memutuskan untuk menjual saham mereka pada saat itu.

Baca Juga: Agio Saham: Pengertian, Pengenaan Pajak, dan Cara Perhitungan

Peran pemegang saham dalam perusahaan dapat berbeda-beda tergantung pada jenis saham yang mereka miliki. Misalnya, pemegang saham biasa memiliki hak suara dalam keputusan perusahaan, sedangkan pemegang saham preferen mungkin memiliki preferensi tertentu terkait pembagian dividen atau likuidasi perusahaan.

Apa Perbedaan Antara Stockholder dan Stakeholder?

Banyak orang yang salah kaprah bahkan tertukar mengenai definisi dari stockholder dan stakeholder. Lantas, apa perbedaan antara keduanya? Mari simak di sini.

1. Perbedaan dari Segi Definisi

Stockholder adalah seseorang atau entitas yang memiliki saham dalam suatu perusahaan. Sementara itu, stakeholder adalah individu atau kelompok yang memiliki kepentingan atau terpengaruh oleh kegiatan dan keputusan suatu perusahaan. Stakeholder bisa meliputi pemegang saham, karyawan, pelanggan, pemasok, pemerintah, masyarakat, dan lain-lain.

 

2. Ditinjau dari Segi Kepemilikan Atas Perusahaan

Stockholder memiliki kepemilikan saham dalam perusahaan dan memiliki kepentingan finansial dalam keberhasilan perusahaan. Para stockholder biasanya berfokus pada pertumbuhan nilai saham dan keuntungan finansial.

Namun, berbeda dari stockholder, stakeholder dapat memiliki beragam kepentingan dalam perusahaan, termasuk finansial, sosial, lingkungan, atau etika. Para stakeholders dapat mencakup individu atau kelompok yang dapat berkaitan dengan kegiatan perusahaan dengan atau tanpa memiliki kepemilikan saham.

 

3. Dari Segi Hak dan Kewajiban

Stockholder memiliki hak untuk memberikan suara dalam rapat pemegang saham, mendapatkan dividen, dan mendapatkan informasi tentang perusahaan. Mereka juga memiliki kewajiban untuk mematuhi aturan dan regulasi yang berlaku.

Bagaimana dengan stakeholder?

Stakeholder memiliki hak untuk terlibat dalam keputusan yang mempengaruhi mereka, seperti kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan lingkungan, karyawan, atau masyarakat.  Mereka juga memiliki kewajiban untuk mendukung dan mematuhi prinsip-prinsip perusahaan.

Berdasarkan Lingkup Kepentingan dalam Perusahaan

Pada umumnya, stockholder adalah pihak yang umumnya memiliki kepentingan finansial langsung dalam perusahaan dan berupaya untuk memaksimalkan nilai investasi mereka.

Sementara itu, stakeholder dapat memiliki berbagai kepentingan, termasuk kepentingan ekonomi, sosial, lingkungan, atau etika. Mereka bisa memperhatikan dampak perusahaan pada berbagai sisi, bukan hanya keuntungan finansial semata.

Stakeholder mau pun stockholder adalah dua entitas yang sama-sama berperan penting terhadap perusahaan. Peran keduanya tidak dapat dilepaskan, bahkan kolaborasi yang kuat antara dua pihak tersebut dibutuhkan agar perusahaan mampu mencapai tujuannya.


August 19, 2023
WhatsApp-Image-2023-08-18-at-3.03.09-PM-1280x787.jpeg

Dalam laporan keuangan suatu perusahaan, ada satu komponen yang tak dapat diabaikan yakni laba ditahan. Nah, sudahkah Anda mengetahui apa yang dimaksud dengan laba ditahan dan apa fungsi laba ditahan bagi perusahaan?

Laba ditahan adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan jumlah keuntungan yang tidak dibagikan kepada pemegang saham perusahaan atau ditransfer ke rekening laba bersih. 

Laba ditahan biasanya terjadi ketika perusahaan memutuskan untuk tidak membayarkan semua laba yang dihasilkan kepada pemegang sahamnya dalam bentuk dividen. Sebagai gantinya, laba tersebut dikembalikan ke perusahaan untuk digunakan dalam operasi sehari-hari atau untuk investasi jangka panjang.

 

Mengenal Fungsi Laba Ditahan Bagi Perusahaan

Laba ditahan memegang peranan penting bagi jalannya cash flow perusahaan. Secara spesifik, sebetulnya apa saja fungsinya? Mari kita simak di sini.

 

1, Sumber Pendanaan Internal

Laba ditahan digunakan sebagai sumber pendanaan internal perusahaan. Laba yang tidak dibagikan kepada pemegang saham dapat digunakan untuk mendanai investasi, memperluas bidang usaha, membayar utang, atau memenuhi kebutuhan keuangan lainnya pada perusahaan. Dengan adanya komponen ini, perusahaan tidak perlu bergantung pada sumber pendanaan eksternal.

 

2. Investasi untuk Pertumbuhan Jangka Panjang

Laba ditahan dapat diinvestasikan kembali dalam perusahaan untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang. Perusahaan dapat menggunakan laba ditahan untuk pengembangan produk baru, ekspansi pasar, akuisisi perusahaan lain, atau investasi dalam aset produktif lainnya. Perusahaan dapat memperluas operasinya dan meningkatkan penjualan pada masa mendatang.

 

3. Financial Security

Laba ditahan dapat digunakan sebagai cadangan keuangan untuk menghadapi masa-masa sulit. Jika perusahaan mengalami kerugian di masa depan atau menghadapi tantangan ekonomi yang tidak terduga, laba ditahan dapat digunakan untuk menutupi kerugian tersebut dan menjaga keberlangsungan bisnis. Laba ditahan dapat memberikan perlindungan keuangan dan stabilitas bagi perusahaan.

 

4. Pembayaran Dividen Masa Depan

Laba ditahan juga dapat digunakan untuk membayar dividen kepada pemegang saham di masa depan. Jika perusahaan saat ini tidak mendistribusikan seluruh laba bersihnya sebagai dividen, maka bagian yang tidak dibagikan tersebut akan masuk ke laba ditahan. 

Perusahaan kemudian dapat menggunakan laba ditahan ini untuk membayar dividen di masa mendatang ketika laba mungkin lebih rendah atau ketika perusahaan ingin meningkatkan dividen.

Baca Juga: Pajak Dividen, Tarif Pajak hingga Contoh Perhitungannya!

 

5. Peningkatan Nilai Saham

Laba ditahan yang digunakan dengan bijak untuk mendukung pertumbuhan dan investasi perusahaan dapat memberikan dampak positif terhadap nilai saham.

Jika laba ditahan digunakan untuk menghasilkan produk yang memberikan keuntungan yang berkelanjutan dan mampu meningkatkan kinerja perusahaan, maka nilai perusahaan dan harga sahamnya dapat meningkat.

Begitu penting fungsi laba ditahan bagi perusahaan. Maka dari itu, penting bagi para pebisnis untuk senantiasa memperhatikan komponen ini dalam laporan akuntansi perusahaan.


August 18, 2023
WhatsApp-Image-2023-08-18-at-2.41.21-PM-1280x854.jpeg

Laba ditahan adalah bagian dari laba bersih suatu perusahaan yang tidak dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau digunakan untuk membeli kembali saham perusahaan. Laba ditahan juga dikenal sebagai ekuitas ditahan, laba yang direalisasikan, atau saldo laba.

Alasan Mengapa Perusahaan Perlu Memiliki Laba Ditahan

Perusahaan umumnya memilih untuk menahan sebagian dari laba bersih mereka sebagai laba ditahan untuk berbagai alasan. Apa saja? Ini dia beberapa alasan mengapa perusahaan harus memiliki laba ditahan dalam laporan keuangan.

1. Reinvestasi

Perusahaan dapat menggunakan laba ditahan untuk membiayai proyek pengembangan, investasi modal, riset dan pengembangan, atau akuisisi perusahaan lain. Laba ditahan memungkinkan perusahaan untuk memperluas operasinya atau meningkatkan nilai perusahaan sehingga keuntungan pun dapat berlipat di masa yang akan datang.

2. Stabilitas Keuangan

Laba ditahan juga dapat digunakan sebagai cadangan keuangan untuk menghadapi masa-masa sulit atau ketidakpastian di masa depan. Dengan memiliki laba ditahan yang cukup, perusahaan dapat menghadapi penurunan pendapatan atau biaya tak terduga tanpa harus mengambil pinjaman atau mengurangi dividen.

3. Pembayaran Hutang

Laba ditahan juga dapat digunakan untuk membayar hutang perusahaan. Jika perusahaan memiliki utang yang harus dibayar, laba ditahan dapat digunakan untuk membayar utang tersebut dan mengurangi beban bunga perusahaan. Laba di masa mendatang pun dapat digunakan untuk alasan yang lebih produktif.

4. Dividen di Masa Depan

Laba ditahan dapat digunakan untuk membayar dividen di masa depan. Jika perusahaan tidak membagikan semua laba bersihnya sebagai dividen saat ini, laba ditahan tersebut dapat digunakan untuk membayar dividen kepada pemegang saham di kemudian hari.

Laba ditahan dicatat dalam laporan keuangan perusahaan sebagai bagian dari ekuitas. Jumlah laba ditahan dapat bertambah setiap tahun jika perusahaan menghasilkan laba bersih atau dapat berkurang jika perusahaan mengalami kerugian bersih.

Baca Juga: Mengenal Definisi dan Komponen Ekuitas Pada Perusahaan

 

Bagaimana Cara Menghitung Laba Ditahan?

Ada beberapa tahapan untuk menghitung laba ditahan. Yang pertama, Anda harus menemukan informasi laba bersih perusahaan. Periksa informasi mengenai laba bersih dari periode yang ingin Anda hitung.

Kemudian, temukan laba ditahan awal pada laporan modal pemilik atau neraca keuangan. Jika ada, catat jumlah laba ditahan yang dilaporkan pada akhir periode sebelumnya.

Setelah menemukan laba ditahan, Anda dapat melakukan pengurangan dengan pembagian laba untuk menemukan laba ditahan terakhir. Pembagian laba ini harus mematuhi peraturan dan persyaratan hukum yang berlaku di negara tempat perusahaan beroperasi. Dalam banyak negara, perusahaan harus mematuhi aturan yang ketat mengenai pembagian laba dan melaporkannya secara transparan kepada otoritas yang berwenang dan pemegang saham.

Rumusnya adalah sebagai berikut:

Laba Ditahan= Laba Ditahan Awal + Laba Bersih-Pembagian Laba

Secara sederhana, inilah cara untuk menemukan laba ditahan. Perhitungan laba ditahan sebaiknya dilakukan dengan cermat dan teliti agar semua stockholders bisa memperoleh haknya dengan tepat dan keuangan perusahaan dapat berjalan dengan lancar.


August 11, 2023
WhatsApp-Image-2023-08-06-at-4.39.08-PM-1280x854.jpeg

Ekuitas atau modal pada perusahaan memiliki peran penting bagi berdirinya perusahaan. Nah, apakah Anda sudah tahu definisi ekuitas dan komponen ekuitas?

Ekuitas atau equity of ownership mengacu pada nilai bersih atau hak pemilik dalam suatu perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Berdasarkan PSAK No. 21, apabila perusahaan dijual dan semua kewajiban sudah dibayarkan, sisa dari nilai aset akan menjadi milik pemilik atau pemegang saham perusahaan dan hal itu disebut ekuitas.

Merujuk kepada definisi tersebut, rumus dari ekuitas adalah sebagai berikut:

Ekuitas = Aset – Liabilitas

Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (2007), ekuitas wajib dilaporkan supaya sumber dan perhitungannya jelas. Selain itu, laporannya harus sesuai dengan akta dan aturan yang telah diterapkan.

Apa Saja Komponen Ekuitas?

Komponen ekuitas merujuk pada elemen-elemen yang membentuk modal pemilik dalam suatu perusahaan. Berikut adalah beberapa komponen umum dalam struktur ekuitas:

Common Stock

Modal saham mewakili jumlah investasi yang dilakukan oleh pemilik perusahaan dalam bentuk saham biasa. Seperti yang yelah dijelaskan sebelumnya, pemegang saham  memiliki hak kepemilikan dan klaim atas laba perusahaan setelah semua kewajiban terpenuhi.

Additional Paid-in Capital

Tambahan modal disetor merupaka  jumlah yang diterima perusahaan dari pemegang saham di atas nilai nominal saham.  Tambahan modal ini akan ada saat saham dijual dengan harga di atas nilai nominalnya.

Retained Earnings

Laba ditahan merupakan akumulasi laba bersih yang tidak dibagikan kepada pemegang saham selaku dividen. Laba ditahan adalah sumber utama pertumbuhan modal perusahaan. Pasalnya, ia dapat digunakan untuk membiayai investasi atau membayar dividen di masa mendatang.

Other Comprehensive Income (OCI)

OCI mencakup seluruh pendapatan dan beban yang tidak termasuk dalam laba bersih. OCI juga termasuk perubahan nilai pasar investasi tersedia untuk dijual, penyesuaian atas manfaat pensiun, serta selisih kurs pada mata uang asing.

Current Year Earnings (CYE)

CYE adalah laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan selama periode pelaporan yang sedang berjalan. Laba tahun berjalan akan dikonsolidasikan ke dalam laba ditahan pada akhir tahun.

Treasury Stock

Saham yang dibeli kembali adalah saham yang perusahaan beli kembali dari pemegang saham. Saham ini tidak dianggap sebagai saham beredar dan dihapus dari perhitungan laba per saham.

Minority Interest

Jika perusahaan memiliki anak perusahaan yang tidak sepenuhnya dimiliki, bagian kepemilikan anak perusahaan oleh pihak ketiga disebut minoritas di luar ekuitas. Minority interest biasa muncul di laporan keuangan konsolidasi perusahaan induk.

Equity Allocations

Komponen ini muncul jika terdapat transaksi seperti penggunaan opsi saham karyawan atau skema pembagian laba yang mengalokasikan sebagian kecil ekuitas kepada individu-individu tertentu.

 

Baca Juga: Serba-Serbi Laporan Perubahan Ekuitas dalam Perusahaan

 

Hal-hal di atas merupakan komponen ekuitas yang berlaku secara umum di perusahaan. Namun, komponen ekuitas dapat bervariasi tergantung pada struktur perusahaan dan persyaratan hukum setempat. Selain itu, perusahaan dapat memiliki komponen tambahan yang lebih spesifik tergantung pada kebutuhan dan strategi bisnis mereka.


Send this to a friend