Membuat Laporan Laba Rugi Sederhana dengan Bentuk & Format Berbeda

October 14, 2020by Admin dua
business-woman-accounting-financial-investment-calculator-cost-economic-business-market-1280x853.jpg

Laporan laba rugi merupakan laporan yang wajib dibuat oleh setiap perusahaan, demi mengetahui kondisi finansial dan mengevaluasi kembali data yang dipertanggungjawabkan. Namun, apa itu laporan laba rugi? Simak penjelasan laporan laba rugi berikut beserta contoh perusahaan dagang & jasa, serta dengan format dan bentuk berbeda.

Pengertian Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah salah satu bagian laporan keuangan penting perusahaan yang menunjukkan laba dan rugi selama periode tertentu. Keuntungan atau kerugian ditentukan dengan menghitung semua pendapatan dan mengurangkan semua biaya baik dari kegiatan operasional maupun non-operasional.

Laporan laba rugi juga sebagai salah satu dari tiga laporan yang digunakan baik dalam keuangan perusahaan dan akuntansi. Laporan yang menampilkan pendapatan, biaya, laba kotor, biaya penjualan dan administrasi, pajak yang dibayarkan, laba bersih, secara koheren dan logis.

Baca juga: Memahami Akuntansi Dasar bagi Pemula dengan Mudah

Dalam membuat laporan laba rugi, periode waktu dibagi berdasar operasional perusahaan, tetapi pada umumnya secara bulanan bagi pelaporan internal. Meski ada perusahaan yang menggunakan siklus 13 periode dalam satu tahun, yang pada akhirnya, akan dibuat menjadi laporan laba rugi triwulanan dan tahunan.

Komponen Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi mungkin memiliki beberapa variasi yang berbeda pada setiap perusahaan, karena pengeluaran dan pendapatan akan bergantung pada jenis operasional atau bisnis yang dilakukan. Namun, terdapat beberapa item yang umumnya dicatat pada laporan laba rugi mana pun.

Baca juga: Penyajian Laporan Keuangan: Pengertian, Karakteristik Beserta Cara Penyajian

Secara garis besar, laporan laba rugi terdiri atas pendapatan (revenue), keuntungan (profit) beban (expenses), dan kerugian (loss).

1. Pendapatan (Revenue)

Pendapatan terbagi atas pendapatan operasional dan operasional.

Pendapatan Operasional

Pendapatan operasional adalah pendapatan yang dihasilkan melalui aktivitas utama bisnis. Bagi perusahaan yang membuat produk untuk grosir, distributor, atau pengecer yang terlibat dalam bisnis penjualan produk tersebut, pendapatan dari aktivitas utama mengacu pada pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk tersebut.

Demikian pula, bagi perusahaan (atau penerima waralaba) dalam bisnis yang menawarkan jasa, pendaoatan dari aktivitas utama bisnis mengacu pada pendapatan atau biaya yang diperoleh sebagai imbalan atas jasa tersebut.

Pendapatan Non-Operasional

Pendapatan non-operasional adalah pendapatan yang direalisasikan melalui aktivitas bisnis sekunder dan non-inti.

Pendapatan ini berasal dari pendapatan yang berada di luar pembelian barang dan jasa, yang dapat mencakup pendapatan dari bunga yang dipeoleh atas modal usaha di bank, pendapatan sewa dari properti bsinis, pendapatan dari kemitraan strategis seperti penerimaan pembayaran royalti atau pendapatan dari iklan yang ditempatkan di properti bisnis.

2. Keuntungan (Profit)

Keuntungan juga disebut sebagai pendapatan lain, yang menunjukkan laba bersih yang dihasilkan dari aktivitas lain, seperti penjualan aset jangka panjang. Hal ini termasuk pendapatan bersih yang direalisasikan dari satu kali kegiatan non-bisnis, seperti perusahaan yang menjual mobil angkutan, tanah yang tidak digunakan, atau anak perusahaan.

Pendapatan tidak dapat disamakan dengan tanda terima. Pendapatan biasanya dicatat pada periode ketika penjualan dilakukan atau jasa diberikan.Kwitansi adalah uang tunai yang diterima dan dicatat apda saat uang tersebut benar-benar diterima.

Misalnya, pelanggan dapat mengambil barang/jasa dari perusahaan pada 28 September, yang akan menghasilkan pendapatan yang diperhitungkan di bulan September. Oleh karena reputasinya baik, pelanggan diberi tempo pembayaran 30 hari. Hal ini memberi waktu pelanggan hingga 28 Oktober untuk membayar, pada saat penerimaan diperhitungkan.

3. Beban

Beban terbagi atas biaya primer (aktivitas utama) dan biaya sekunder.

Beban Primer

Semua biaya yang dikeluarkan untuk mendapat pendapatan operasional yang terkait dengan aktivitas utama bisnis. Hal ini termask harga pokok penjualan (HPP), penjualan, biaya umum dan administrasi, depresiasi atau amortisasi, dan biaya penelitian dan pengembangan.

Item khas yang terdapat pada beban primer adalah gaji karyawan, komisi penjualan, dan pengeluaran untuk utilitas seperti listrik dan transportasi.

Beban Sekunder

Semua biaya yang terkait dengan aktivitas non-inti bisnis, seperti bunga yang dibayarkan atas uang pinjaman.

4. Kerugian (Loss)

Semua biaya yang digunakan untuk penjualan aset jangka panjang yang merugia, biaya satu kali atau biaya tidak biasa lainnya, atau biaya jika terdapat tuntutan hukum atau sanksi.

Sementara pendapatan dan beban primer atau utama memperlihatkan seberapa baik kinerja bisnis inti perusahaan, pendapatan dan beban sekunder memperhitungkan keterlibatan perusahaan dan keahliannya dalam mengelola kegiatan non-inti.

Dibandingkan dengan pendapatan dari penjualan barang manufaktur, pendapatan dengan bunga tinggi dari penyimpanan uang di bank menunjukkan bahwa terdapat kemungkinan bisnis tidak menggunakan kas yang tersedia secara maksimal dengan meningkatkan kapasitas produksi, atau memiliki tantangan dalam meningkatkan pangsa pasar di tengah persaingan.

Pendapatan sewa berulang dari reklame yang dipasang dipinggir pabrik atau perusahaan menunjukkan bahwa manajemen memanfaatkan sumber daya dan aset yang tersedia untuk keuntungan tambahan.

Baca juga: Format-format Laporan Keuangan yang Wajib Diketahui

Contoh Format dalam Membuat Laporan Laba Rugi Perusahaan Dagang atau Jasa

Secara matemastis, pendapatan bersih dihitung berdasarkan hal-hal berikut:

Pendapatan bersih = (Pendapatan + Keuntungan) – (Beban + Kerugian)

Untuk memahami cara membuat laporan laba rugi dengan rumus diatas, mari kita asumsikan bahwa kedua bisnis berikut melaporkan laporan laba rugi untuk kuartal terakhir dengan bentuk laporan laba rugi single step dan double step.

1. Bentuk Single Step

Pendapatan total serta keuntungan dari kegiatan operasional ditempatkan di awal laporan. Kemudian dikurangi dengan beban & kerugian.

Laba = Selisih Pendapatan+Keuntungan & Beban+Kerugian

Ini adalah contoh membuat laporan laba rugi perusahaan jasa dengan metode single step.

PT Jasa Siap Sedia

Laporan Laba Rugi

Periode September 2020 (dalam rupiah)

Pendapatan
Penjualan Bersih 80.000.000,00
Pendapatan Sewa 2.000.000,00
Total Pendapatan 78.000.000,00
Beban
Harga Pokok Penjualan 30.000.000,00
Beban Penjualan 1.500.000,00
Beban Administrasi 1.000.000,00
Beban Bunga 500.000,00
Beban Lain-Lain Bersih 500.000,00
Total Beban 33.500.000,00
Laba Sebelum Pajak 44.500.000,00
Pajak 11.115.000,00
Laba Bersih 33.375.000,00

Baca juga: Laporan Keuangan UKM, Hal-Hal yang Wajib Anda Ketahui

2. Bentuk Multi Step

Transaksi operasional dan non-operasional dipisahkan, setelah itu dibandingkan antara beban serta kerugian dengan pendapatan dan keuntungan.

Laba =  Perbedaan Aktivitas Biasa dan Tidak Biasa (Insidentil)

Ini adalah contoh membuat laporan laba rugi perusahaan dagang dengan metode multistep

PT Dagang Sana Sini

Laporan Laba Rugi

Periode September 2020 (dalam rupiah)

Pendapatan Penjualan
Penjualan Bersih 80.000.000,00
Retur Penjualan dan Pengurangan Harga 4.000.000,00
Diskon Penjualan 2.000.000,00
Pendapatan Penjualan Bersih 74.000.000,00
Harga Pokok Penjualan
Persediaan Awal 1.500.000,00
Pembelian 30.000.000,00
Beban Bangkrut 1.000.000,00
Barang Tersedia untuk Dijual 32.500.000,00
Persediaan Akhir 2.500.000,00
Harga Pokok Penjualan 30.000.000,00
Laba Operasi 44.000.000,00
Beban Operasi
Beban Penjualan
Gaji Penjualan 500.000,00
Beban Iklan 500.000,00
lanjutan
Beban Penjualan Lain 500.000,00
Beban Administrasi Umum
Gaji Karyawan dan Bagian Kantor 1.000.000,00
Beban Asuransi 100.000,00
Beban Penyusutan dan Amortisasi 400.000,00
Beban Piutang Tak Tertagih 200.000,00
Beban Umum Lain 300.000,00
Total Beban Administrasi 3.500.000,00
Laba Operasi 40.500.000,00
Pendapatan dan Keuntungan Lain
Pendapatan Bunga 1.500.000,00
Keuntungan atas Penjualan Investasi 2.000.000,00
Beban dan Kerugian Lain-Lain
Beban Bunga 500.000,00
Kerugian Atas Penjualan Peralatan 2.000.000,00
Laba Sebelum Pajak Penghasilan 43.300.000,00
Pajak Penghasilan 10.825.000,00
Laba Bersih 32.475.000,00

Demikian pengertian, unsur, hingga format dan contoh dalam membuat laporan laba rugi perusahaan dagang maupun jasa dengan bentuk yang berbeda. Semoga dapat bermanfaat.

Bila terdapat kesulitan, Anda dapat menghubungi jasa konsultan pajak Rusdiono Consulting untuk membantu perusahaan mengelola laporan keuangan termasuk laporan laba rugi perusahaan.

Admin dua

Send this to a friend