Keuangan Archives - RDN Consulting


No more posts

March 18, 2024
front-view-travel-agent-sitting-her-working-place-with-laptop-notepad-indoors-map-agency-service-managers-assistant-ticket-world-global-1.jpg

Kesalahan pembukuan masih kerap terjadi meski padahal pembukuan menjadi salah satu hal yang sangat vital bagi kelangsungan bisnis. Banyak perusahaan yang masih melakukan kesalahan dalam proses pembukuan mereka. Kesalahan-kesalahan ini bisa berakibat fatal bagi keuangan perusahaan dan bahkan dapat mengancam kelangsungan bisnis secara keseluruhan.

Padahal pembukuan yang baik dan akurat merupakan pondasi penting bagi keberhasilan sebuah bisnis. Melalui pembukuan yang tepat, perusahaan dapat memantau arus kas, menganalisis kinerja keuangan, dan membuat keputusan strategis yang tepat waktu. Namun, seringkali kesalahan-kesalahan kecil dalam proses pembukuan dapat mengakibatkan dampak yang besar bagi keuangan perusahaan.

Dalam artikel ini, kami akan membahas beberapa kesalahan pembukuan yang sering terjadi dan bagaimana menghindarinya.

Kesalahan #1: Mengabaikan Rekonsiliasi Bank

Salah satu kesalahan pembukuan yang sering terjadi adalah mengabaikan proses rekonsiliasi bank. Rekonsiliasi bank adalah proses membandingkan catatan transaksi perusahaan dengan laporan yang dikeluarkan oleh bank. Dengan mengabaikan proses ini, perusahaan bisa kehilangan track record transaksi keuangan yang penting, seperti pembayaran yang belum tercatat atau biaya bank yang tidak diidentifikasi. Hal ini dapat menyebabkan kesalahan dalam laporan keuangan dan membuat perusahaan sulit untuk memantau arus kas dengan tepat.

Kesalahan #2: Tidak Mencatat Pengeluaran Kecil dengan Tepat

Jangan anggap remeh sesuatu yang kecil karena kesalahan lain yang sering terjadi adalah tidak mencatat pengeluaran kecil dengan tepat. Meski terlihat sepele, pengeluaran kecil seperti biaya makanan atau transportasi dapat berkontribusi secara signifikan terhadap pengeluaran total perusahaan. Jika pengeluaran ini tidak dicatat dengan tepat, perusahaan bisa kehilangan visibilitas terhadap pengeluaran mereka secara keseluruhan, yang pada akhirnya dapat mengganggu perencanaan keuangan dan menghambat pertumbuhan bisnis.

 

Kesalahan #3: Tidak Memisahkan Keuangan Bisnis dan Pribadi

Kesalahan lain yang sering terjadi adalah tidak memisahkan keuangan bisnis dan pribadi. Terutama dalam bisnis kecil atau milik perseorangan, seringkali terjadi pencampuran antara dana pribadi pemilik dengan dana perusahaan. Hal ini tidak hanya mempersulit proses pembukuan, tetapi juga dapat menyebabkan masalah hukum dan pajak di masa depan. Dengan tidak memisahkan kedua entitas keuangan ini, perusahaan kehilangan transparansi dan akuntabilitas dalam pelaporan keuangan mereka.

Kesalahan #4: Tidak Melakukan Pemantauan Berkala

Kesalahan terakhir yang sering terjadi adalah tidak melakukan pemantauan berkala terhadap proses pembukuan. Pembukuan bukanlah tugas yang selesai begitu saja setelah laporan keuangan disusun. Perusahaan perlu secara teratur memantau dan meninjau proses pembukuan mereka untuk mengidentifikasi dan mengoreksi kesalahan dengan cepat. Tanpa pemantauan yang berkala, kesalahan-kesalahan kecil dapat bertumpuk dan menjadi masalah yang lebih besar di kemudian hari.

RDN Consulting Membantu Pembukuan Perusahaan Tanpa Khawatir Kesalahan

Untuk menghindari kesalahan-kesalahan pembukuan yang telah disebutkan di atas, disarankan bagi perusahaan untuk menggunakan jasa konsultan, salah satunya RDN Consulting. RDN Consulting menyediakan layanan pembukuan yang canggih dan terpercaya, memastikan bahwa setiap transaksi dicatat dengan akurat dan tepat waktu. Dengan bantuan RDN Consulting, perusahaan dapat memfokuskan energi mereka pada pertumbuhan bisnis tanpa khawatir tentang kesalahan pembukuan yang merugikan.

Layanan yang ditawarkan meliputi, jasa laporan keuangan untuk neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas. Perusahaan yang memerlukan kepatuhan dan pelaporan juga bisa memanfaatkan jasa RDN Consulting guna memenuhi persyaratan pelaporan keuangan perusahaan yang sesuai dengan Persyaratan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Selain itu, RDN Consulting juga melayani jasa pendampingan akuntansi menggunakan sistem akuntansi digital terkini dan mutakhir sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

 

Konsultasi Gratis mengenai Masalah Pembukuan Perusahaan di Sini

Kesimpulan

Dalam dunia bisnis yang kompetitif saat ini, pembukuan yang tepat adalah kunci untuk mencapai kesuksesan jangka panjang. Dengan menghindari kesalahan pembukuan yang umum, perusahaan dapat memastikan bahwa keuangan mereka terkelola dengan baik dan dapat digunakan sebagai alat untuk membuat keputusan strategis yang tepat. Dengan bantuan jasa konsultan keuangan seperti RDN Consulting, perusahaan dapat mengoptimalkan proses pembukuan mereka dan menghindari risiko kesalahan yang dapat merugikan.


August 19, 2022
WhatsApp-Image-2022-08-17-at-2.32.10-PM.jpeg

Anda mungkin sering mendengar kata kliring dan mungkin pernah melakukannya. Namun, tak banyak yang memahami apa itu kliring. Pengertian kliring adalah bentuk penyelesaian dan pembukuan transaksi di bank. Caranya dengan memindahkan saldo ke pihak penerima.

Namun, dalam dunia bisnis sistem kliring bank banyak difungsikan sebagai media untuk perhitungan utang piutang. Bentuk utang piutangnya biasa berupa surat berharga dan surat dagang bank.

Proses Kliring

Anda mungkin bertanya-tanya, kenapa terkadang dana transferan masuk lama. Ini karena proses kliring memakan waktu 2-3 hari kerja. Lebih lanjut, berikut kami jelaskan bagaimana proses kliring berjalan:

  1. PT. A dengan rekening bank X ingin mengirim dana ke PT. B, rekening bank Y
  2. Bank X mengeluarkan nota debet serta bukti administratif lain dan mengajukan ke BI
  3. Pemeriksaan dilakukan BI dan diteruskan ke Bank Y
  4. Bank Y memberi persetujuan dan validasi
  5. BI meneruskan ke bank X dan bank X akan menambah PT. B

Di akhir proses ini, saldo rekening PT. A berkurang dan PT. B bertambah.

Sistem Kliring Bank

Bank Indonesia menggunakan 2 jenis sistem kliring yakni debit dan kredit. Simak penjelasan singkatnya di bawah ini:

  • Kliring Debet

Pada sistem ini, volume debit kliring merupakan jumlah frekuensi debit DKE (Data Keuangan ELektronik) yang diproses sistem kliring di periode tertentu. Nilai debitnya merupakan nilai transaksi debit dengan mata uang IDRnya.

  • Kliring Kredit

Volume kredit kliring di sini artinya jumlah aktivitas DKE pada penyerahan yang diproses sistem kliring di periode tertentu. Nilai kreditnya adalah angka transaksi kredit dari DKE yang diproses sistem dalam mata uang IDR. 

Lalu bagaimana dengan sistem dalam warkat kliring?

Saat ini sudah ada 4 jenis sistem yang digunakan yakni manual, semi otomasi, otomasi, dan juga elektronik. Anda bisa menggunakan sistem mana yang cocok dengan kebutuhan perusahaan.

Akuntansi Kliring

Kliring memang terjadi untuk kebutuhan bisnis dan personal. Namun, dalam bisnis kita juga mengenal istilah akuntansi kliring. Jenis akuntansi kliring ada 3 yakni:

  • Kliring Umum

Proses kliring ini terjadi antar bank dan diawasi langsung oleh Bank Indonesia.

  • Kliring Lokal

Aktivitas kliring ini terjadi antar bank namun peraturannya sesuai dengan penerapan di wilayah tertentu. Jadi,pada kenyataannya ada beberapa wilayah yang punya kesepakatan bersama dan akan menggunakan kliring lokal ini.

  • Kliring Antar Cabang

Prosesnya terjadi antara cabang bank satu dan lainnya dalam satu wilayah. Jadi aturan yang dipakai sesuai aturan bank pelaksana.

Manfaat Kliring

Proses kliring sendiri punya beberapa manfaat bagi bank dan nasabah.  Apa saja manfaatnya:

  • Layanan lebih cepat
  • Lebih efisien karena persyaratan tidak rumit
  • Ada pencatatan yang terstruktur dan jelas 
  • Mempermudah untuk mengetahui status keuangan pihak tertentu

Baca Juga: Manajemen Piutang Usaha: Pengertian, Tujuan dan Analisis

Dengan berbagai manfaat di atas, maka saat ini kliring adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dari operasional perusahaan, khususnya untuk transaksi dalam jumlah besar. Semoga informasi mengenai kliring di atas bermanfaat untuk Anda ya!


July 5, 2021
caroline-hernandez-gfDQ9GmjNFI-unsplash-1-1280x852.jpg

Sebagai pengusaha, Anda perlu memahami bahwa kewajiban yang harus dipenuhi bukannya hanya terkait gaji namun juga komponen lain salah satunya Jaminan Pensiun.

Jaminan Pensiun adalah satu dari sekian banyak program jaminan yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS).

Tidak asal, Jaminan yang diselenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan ini juga memiliki perhitungan dan aturannya.

Lebih jelas mengenai Jaminan Pensiun, mari simak artikel berikut ini.

Tentang Jaminan Pensiun

Program Jaminan Pensiun adalah jaminan sosial yang bertujuan untuk mempertahankan derajat kehidupan yang layak bagi peserta dan/atau ahli warisnya.

Jaminan yang diberikan berupa manfaat atau penghasilan  berupa uang yang dibayarkan setiap bulan kepada peserta setelah peserta memasuki usia pensiun, mengalami cacat total, atau meninggal dunia.

Jaminan Pensiun sendiri diatur dalam PP No.45 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Pensiun.

Perbedaan Jaminan Pensiun dengan Jaminan Hari Tua

Banyak yang masih mengira bahwa Jaminan Pensiun sama dengan Jaminan Hari Tua (JHT). Padahal keduanya adalah dua program yang berbeda dan terpisah.

Perbedaan pertama adalah dari segi pemberian manfaat. JHT diberikan secara akumulatif atau sekaligus dari iuran yang dibayarkan baik oleh perusahaan maupun karyawan.

Sedangkan Jaminan pensiun dibayarkan setiap bulan seperti halnya gaji.

Perbedaan lainnya adalah dari rumus perhitungan. Rumus perhitungan total JHT adalah 5,7% dari upah yang diterima termasuk tunjangan tetap.

Dimana 3,7% dibayar oleh perusahaan sedangkan 2% dibayar oleh karyawan.

Sedangkan perhitungan Jaminan Pensiun adalah 3% yang terdiri dari 2% dibayar oleh perusahaan dan 1% dibayar oleh karyawan.

Perbedaan ketiga adalah unsur pengalinya. Unsur pengali JHT adalah total gaji karyawan sedangkan Jaminan Pensiun total pengalinya adalah batas atas upah yang disesuaikan dengan tingkat inflasi.

Kepesertaan Program Jaminan Pensiun

Menurut PP No.45/2015, peserta Program Jaminan Pensiun merupakan pekerja yang terdaftar dan telah membayar iuran kepada pemberi kerja selain penyelenggara negara.

Pemberi kerja yang dimaksud bisa berupa perusahaan swasta maupun perseorangan yang memiliki usaha.

Bagi pengusaha, perlu diingat bahwa Anda wajib mendaftarkan karyawan Anda ke dalam program Jaminan Pensiun paling lambat 30 hari semenjak mereka mulai bekerja untuk Anda.

Syarat Pemberian Uang Pensiun

Meski menjadi kewajiban, pemberian uang pensiun juga memiliki persyaratan yang harus dipenuhi oleh penerimanya.

Syarat pertama, penerima setidaknya telah mengikuti iuran selama 180 bulan atau setidaknya telah mengikuti kepesertaan selama 15 tahun.

Lantas bagaimana jika seseorang pindah-pindah pekerjaan?

Perlu diingat bahwa kepesertaan Jaminan Pensiun tidak serta-merta berhenti ketika pekerja berhenti bekerja sebelum memasuki usia pensiun, meninggal dunia, atau cacat total.

Menurut Pasal 11 PP No.45/2015, apabila peserta bekerja di tempat baru, maka peserta wajib dan berhak memberitahukan kepesertaannya kepada tempat kerja barunya dengan menunjukkan kartu kepesertaan yang dimilikinya.

Pemberi kerja atau perusahaan baru yang dimaksud dilarang menolak untuk tidak meneruskan kepesertaan pekerja tersebut dan wajib melaporkan kartu kepesertaan dan membayar Iuran kepada BPJS Ketenagakerjaan.

Jadi meski karyawan berpindah-pindah tempat kerja, iuran Jaminan Pensiun tetap bisa berjalan dan menjadi tanggung jawab baik karyawan maupun perusahaan.

Syarat kedua, peserta atau karyawan telah memasuki usia pensiun yaitu 57 tahun dan selanjutnya bertambah 1 tahun untuk setiap 3 tahun berikutnya hingga mencapai usia pensiun 65 tahun.

Mekanisme Iuran Program Jaminan Pensiun

Ada beberapa mekanisme yang harus diperhatikan baik oleh perusahaan maupun karyawan terkait program Jaminan Pensiun sebagai berikut:

  1. Seperti yang telah disinggung sebelumnya, besaran iuran Jaminan Pensiun sebesar 3% terdiri dari 2% iuran ditanggung pemberi kerja dan 1% oleh pekerja.
  2. Upah pengali yang dijadikan dasar perhitungan iuran semenjak tahun 2015 tidak lagi menggunakan upah pokok dan tunjangan tetap namun batas atas upah yang ditetapkan setiap tahunnya yang bergantung pada tingkat inflasi dan pertumbuhan PDB.
  3. Mekanisme pembayaran iuran mengikuti program paket.
  4. Pemberi kerja wajib membayar iuran paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya.
  5. Pemberi kerja yang tidak memenuhi ketentuan pembayaran iuran dikenakan denda sebesar 2% tiap bulan keterlambatan.

Contoh Perhitungan Iuran Jaminan Pensiun

Sebagai contoh, Ali merupakan karyawan dengan gaji sebesar Rp10.000.000 per bulan. Maka perhitungan Jaminan Pensiun-nya adalah sebagai berikut.

  1. Iuran dari Perusahaan = 2% x Rp8.939.700 = Rp178.794 per bulan
  2. Iuran dari peserta = 1% x Rp8.939.700 = Rp89.397 per bulan.

Dari mana angka Rp8.939.700?

Angka tersebut merupakan batas atas gaji yang ditetapkan pada tahun 2020 yang didasari dengan tingkat inflasi dan PDB.

Jadi jika gaji peserta lebih dari angka batas atas yang ditetapkan, maka perhitungannya tetap menggunakan angka batas atas tersebut. 

Tapi jika gaji peserta kurang dari angka batas atas, maka perhitungannya menggunakan gaji yang sebenarnya.

 

Baca Juga: Kenali 8 Jenis Pajak Penghasilan di Indonesia

Manfaat Program Jaminan Pensiun

1. Manfaat Pensiun Hari Tua (MPHT)

Manfaat uang tunai bulanan yang diberikan kepada peserta dengan masa iuran 15 tahun saat memasuki usia pensiun yaitu 57 tahun.

2. Manfaat Pensiun Cacat (MPC)

Manfaat uang tunai bulanan yang diberikan kepada peserta yang mengalami cacat total tetap dengan minimal menjadi peserta selama 1 bulan dan density rate minimal 80%.

3. Manfaat Pensiun Janda/Duda (MPJD)

Manfaat uang tunai bulanan yang diberikan kepada janda/duda yang menjadi ahli waris hingga peserta meninggal atau menikah lagi,

4. Manfaat Pensiun Anak (MPA)

Manfaat uang tunai bulanan yang diberikan kepada anak yang menjadi ahli waris peserta dengan maksimal dua orang anak yang didaftarkan hingga anak tersebut mencapai usia 23 tahun.

5. Manfaat Pensiun Orang Tua (MPOT)

Manfaat yang diberikan kepada orang tua yang menjadi ahli waris peserta lajang. 

Bila masa iur peserta lajang kurang dari 15 tahun, masa iuran yang digunakan dalam menghitung manfaat adalah 15 tahun dengan ketentuan memenuhi minimal kepesertaan 1 tahun dan density rate 80%.

Cara Cek Saldo Jaminan Pensiun

Ada beberapa cara yang yang bisa dilakukan untuk melakukan pengecekan saldo Jaminan Pensiun yaitu sebagai berikut.

1. Melalui Website BPJS Ketenagakerjaan

untuk mengetahui saldo, Anda bisa mengunjungi website resmi BPJS Ketenagakerjaan atau ke portal https://sso.bpjsketenagakerjaan.go.id

Pada lama tersebut Anda diminta login menggunakan email yang telah terdaftar sebelumnya dan password yang digunakan.

Jika belum memiliki akun, Anda klik “Buat Akun Baru” kemudian muncul laman baru berupa kolom “segmen” dan “email”

Pada kolom “segmen” Anda diminta untuk memilih segmen yang terdiri dari PU (Penerima Upah), BPU (Bukan Penerima Upah), dan PMI (Pekerja Migran Indonesia).

Pada kolom “email” masukkan email yang ingin didaftarkan dan selanjutnya klik “kirim”.

Sistem nantinya akan mengirimkan kode aktivasi ke email Anda dan selanjutnya Anda diminta untuk mengisi formulir.

2. Melalui Aplikasi BPJSTKU Mobile

Anda juga bisa menggunakan aplikasi BPJSTKU yang saat ini sudah bisa Anda unduh di Playstore.

Prosesnya sama melalui situs BPJSTK, Anda diminta untuk membuat akun dan mengaktivasi akun.

Jika Anda berhasil terdaftar, selanjutnya Anda bisa login menggunakan email terdaftar dan juga password.

Pada bagian menu, klik “lihat saldo” untuk mengecek saldo BPJS Ketenagakerjaan Anda.

3. Melalui SMS

Anda juga bisa mengecek saldo BPJS Ketenagakerjaan Anda khususnya Jaminan Pensiun melalui SMS 2757.

Namun sebelumnya, Anda diminta untuk melakukan registrasi terlebih dengan mengirim SMS: Daftar(SPASI)SALDO#NO_KTP#TGL_LAHIR(DD-MM-YYYY)#NO_PESERTA#EMAIL kemudian kirim ke 2757.

Jika sudah terdaftar, peserta bisa mengirim SMS dengan format SALDO(SPASI)No. Peserta lalu kirim ke 2757.

4. Melalui ATM BNI

Cara lainnya untuk mengecek saldo Jaminan Pensiun BPJSTK adalah melalu ATM BNI dimana Anda bisa klik menu “Cek Saldo BPJS Ketenagakerjaan”.

5. Datang Langsung ke Kantor BPJS Ketenagakerjaan Terdekat

Bila Anda tidak yakin dan mungkin ingin menanyai langsung terkait saldo kepada petugas BPJS Ketenagakerjaan, Anda bisa langsung mendatangi kantor BPJS Ketenagakerjaan terdekat.

Pencairan Jaminan Pensiun Setelah Resign 

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, bahwa pencairan dana pensiun yang diselenggarakan oleh BPJS ketenagakerjaan hanya bisa dilakukan ketika memenuhi syarat tertentu yang telah disebutkan di awal artikel ini.

Namun jika Anda membutuhkan dana cepat setelah resign kerja, Anda bisa mencairkan uang Jaminan Hari Tua (JHT).

Caranya, Anda bisa mendatangi langsung kantor BPJS Ketenagakerjaan terdekat atau melalui portal Lapak Asik (Layanan Tanpa Kontak Fisik) yang disediakan BPJS Ketenagakerjaan melalui https://lapakasik.bpjsketenagakerjaan.go.id/

Adapun syarat dokumen yang harus disertakan adalah:

  1. Kartu Peserta BPJS Ketenagakerjaan
  2. KTP
  3. Kartu keluarga
  4. Surat Keterangan Berhenti kerja
  5. Buku Rekening 
  6. Foto Diri Terbaru
  7. Formulir Pengajuan JHT
  8. NPWP.

Itulah serba-serbi mengenai program Jaminan Pensiun yang diselenggarakan oleh BPJSTK. Sebagai pengusaha, Anda perlu memahami bahwa program Jaminan Pensiun adalah kewajiban yang harus ditunaikan oleh perusahaan.

Sedangkan bagi karyawan, Anda juga perlu memahami bahwa Jaminan Pensiun juga menjadi hak dan kewajiban yang harus dipenuhi.


March 5, 2021
modern-house-earth-green-grass-with-blue-sky-background_42251-46.jpg

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah salah satu biaya yang perlu dibayarkan Wajib Pajak (WP) yang memiliki tanah serta bangunan dan memeroleh manfaat atas keberadaannya. Namun kini, seiring berkembangnya teknologi digital,  wajib pajak dapat bayar PBB secara online dimana dan kapanpun.

Melihat dari sifatnya, PBB adalah pajak yang miliki sifat kebendaan. Dalam artian, besaran pajak yang dikenakan sesuai dengan objeknya, yaitu bumi dan/atau bangunan yang sudah dipunyai seseorang, sementara subjeknya tidak disertakan dalam penentuan besaran barang.

Lalu untuk contoh objeknya sendiri, bumi dapat dicontohkan seperti ladang, sawah, tanah, tambang, dan pekarangan. Di sisi lain, contoh pajak dari bangunan yaitu rumah tinggal pusat perbelanjaan, bangunan usaha, hingga pagar mewah. 

Kemudian, subjek pajak dalam PBB yaitu orang pribadi maupun badan usaha yang memiliki hak atas bumi, mendapat manfaat bumi, mempunyai bangunan, menguasai bangunan, serta mendapat manfaat atas bangunan.

PBB telah diatur oleh Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 Tentang Pajak dan Bumi Bangunan. Jika menilik situs resmi Direktorat Jenderal Pajak yang berada dalam Kementerian Keuangan dipaparkan bahwa PBB adalah pajak pusat. Akan tetapi, hampir keseluruhan realisasi pemerolehan diberikan kepada Pemerintah Daerah, baik provinsi maupun kabupaten atau kota.

Oleh karena sejak 1 Januari 2014 PBB pedesaan serta perkotaan adalah pajak daerah, maka setiap daerah memiliki Peraturan Daerah masing-masing terkait PBB.

Dahulu, pembayaran PBB dilakukan langsung ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Namun kini, Anda dapat melakukan bayar PBB secara online melalui situs yang telah bekerja sama dengan Dirjen Pajak. Oleh karenanya, berikut penjelasan cara bayar PBB ke KPP dan cara mudah bayar PBB online. 

Baca Juga: Pajak Bumi dan Bangunan: Objek Pajak dan Cara Menghitungnya

Cara Bayar PBB ke Kantor Pelayanan Pajak

Dalam pendaftaran objek PBB baik milik pribadi maupun badan usaha, Anda dapat mendaftar dengan datang langsung ke KPP, Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi (KP2KP) perpajakan di wilayah objek pajak Anda. Kemudian, minta Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) yang disediakan secara gratis. 

Sementara itu, jumlah besaran pajak yang dikenakan pada Anda berdasarkan pada Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) – harga rata-rata atau harga pasar pada transaksi jual beli tanah. Dengan bumi dan bangunan yang menjadi objek pajaknya. 

Penentuan NJOP pada objek bumi misalnya letak, peruntukkan, pemanfaatan, serta kondisi lingkungan. Sedangkan untuk objek bangunan didasarkan atas bahan yang digunakan, rekayasa, letak, serta kondisi lingkungan.

Ketentuan nilai tersebut berdasarkan harga pasar per wilayah, yang ditetapkan setiap tahun oleh Menteri Keuangan. Besarnya PBB yang tertuang diperoleh dari perkalian tarif 0,5% dengan Nilai Jual Kena Pajak (NJKP). NJKP ditetapkan sebesar 20% dari NJOP (jika NJOP kurang dari Rp1 miliar) atau 40% dari NJOP (jika NJOP senilai Rp1 miliar atau lebih).

Syarat Mengurus PBB

  1. Mengisi blangko Permohonan Pendaftaran Objek Baru.
  2. Mengisi blangko SPOP.
  3. Fotokopi KTP atau Kartu Keluarga (KK).
  4. Fotokopi Sertifikat Tanah.
  5. Fotokopi Akta Jual Beli.
  6. Fotokopi IMB / IPB.
  7. Surat Kuasa (jika dikuasakan).
  8. Surat Keterangan Lurah (jika tidak ada bukti kepemilikan).

Cara Cek dan Bayar PBB Online

Untuk bayar PBB online, terdapat 5 cara yang dapat dilakukan. Simak beberapa cara berikut ini.

 

1. Bayar melalui ATM

 

Fasilitas elektronik umum seperti mesin ATM tentu dapat Anda temui dan gunakan dengan mudah. Bayar PBB online via ATM dapat jadi pilihan terbaik jika Anda tidak sedang tidak terkoneksi maupun alami gangguan jaringan internet. Dalam memudahkan pembayaran PBB melalui ATM, berikut langkah yang dapat dilakukan.

  1. Cari menu pembayaran kemudian pilih.
  2. Cari menu pajak kemudian pilih.
  3. Masukkan Nomor Objek Pajak.
  4. Masukkan tahun pembayaran PBB.
  5. Lalu akan muncul informasi tentang objek pajak, tagihan, serta namanya.
  6. Periksa dengan teliti identitas serta jumlah pokok pajak yang perlu dibayar.
  7. Jika sudah sesuai, tekan tombol bayar.

Satu hal yang perlu diingat, simpan bukti pembayaran ketika membayar dengan metode online. 

2. Bayar melalui Mobile Banking

Cara bayar PBB online yang kedua yaitu via mobile banking. Kini, hampir seluruh bank menyediakan layanan pembayaran PBB melalui mobile banking seperti bank BCA, Mandiri, BRI, BNI, serta BTN. 

Panduan pembayaran pun mudah untuk dilakukan. Pertama-tama, klik menu pembayaran, lalu pilih pajak/MPN untuk tahapan awalnya. Kemudian, pilih rekening debet serta isi tahun pajak, kode bayar, serta nomor objek pajak.

Untuk informasi nomor kode bayar, Anda dapat mengecek di laman aplikasi pembayaran pajak daerah seperti berikut ini:

  1. DKI Jakarta: www.dpp.jakarta.go.id
  2. Bogor: https://pbb.kabbogor.net/login
  3. Depok: https://pbb-bphtb.depok.go.id/
  4. Semarang: https://e-pbb.semarangkota.go.id/
  5. Kutai Kartanegara: https://bapenda.kukarkab.go.id/

Akan tetapi, sebagian wilayah belum menyediakan layanan online. Oleh karena itu, silahkan cari dengan keyword “cek pbb spasi (nama daerah)”. Jika tidak ada, kemungkinan besar memang belum tersedia secara online. 

3. Bayar melalui Website

Bagi Anda yang belum familiar dengan cara mengecek dan bayar PBB online, sama seperti sebelumnya, Anda dapat mencari di internet dengan format “bayar pbb online (nama daerah). Lalu selanjutnya,  akan dipaparkan informasi ataupun panduan bagi Anda yang ingin membayar PBB online melalui website.

Sesudah menemukan situs cek PBB online sesuai daerah Anda, maka kemudian Anda akan diarahkan ke suatu laman untuk mengecek nominal pajak Anda. Kemudian selanjutnya, masukkan Nomor Objek Pajak (NOP) serta tahun pajak. Di sini, Anda akan diminta memasukkan kode verifikasi sebelum informasi yang dicari muncul.

4. Bayar Melalui Aplikasi

Bayar PBB online selanjutnya yaitu melalui aplikasi. Saat ini, aplikasi hanya berlaku di sebagian wilayah seperti, Kota Tangerang Selatan, Banjar, Cilegon, Majalengka, Kabupaten Subang, Kota Bekasi, Kabupaten Kuningan, serta Kota Bogor.

Cara cek PBB online memakai aplikasi pun telah tersedia. Hanya saja, masih mencakup daerah-daerah tertentu, serta hanya untuk pengguna smartphone bersistem Android. Untuk mengunduh iPBB, Anda dapat unduh aplikasinya di Google Play.

Jika Anda telah mengunduh aplikasi iPBB di smartphone, maka cara cek dan bayar tagihan PBB online adalah:

  1. Masukkan NOP serta tahun pada kolom yang tersedia, lalu klik “Kirim”.
  2. Data akan muncul pada layar smartphone Anda.
  3. Ketika data sudah ditemukan, maka Anda dapat bayar online sesuai dengan tagihan.

5. Cara Bayar PBB Online Lainnya

Selain keempat cara bayar PBB online sebelumnya, Anda dapat memakai cara lain untuk membayar PBB via supermarket serta ecommerce. 

Sejak tahun 2017, pemerintah DKI Jakarta meresmikan cara bayar PBB melalui salah satu supermarket terdekat rumah Anda. Namun, hanya untuk tagihan dibawah Rp5 juta. Jika tagihan lebih dari batas tersebut, maka dapat gunakan cara lainnya. 

Bahkan, bayar PBB online dapat dilakukan di situs e-commerce secara 24 jam. Namun, hanya beberapa wilayah seperti DKI Jakarta, Kota Depok, Tangerang Selatan, Kabupaten Serang, Kabupaten Bandung, Kota Bekasi, Karawang, Cirebon, Majalengka, Tasikmalaya, Sukabumi, dan Batam. 

Baca Juga: Pajak Penjual dan Pembeli Rumah dalam Jual Beli Rumah

Demikian penjelasan singkat mengenai PBB serta cara bayar PBB langsung ke KPP serta cara bayar PBB secara online melalui beberapa platform. Semoga pembayaran PBB menjadi lebih mudah dan praktis, serta tidak terlambat apalagi sampai jatuh tempo.

Ketahui dunia perpajakan hanya di Rusdiono Consulting, sebagai jasa konsultan pajak terpercaya, kami terus mengupayakan untuk memberi solusi terbaik atas segala urusan perpajakan pribadi maupun badan usaha. Selain itu, Rusdiono Consulting pun memberi layanan konsultasi jasa akuntansi, transfer pricing documentation, layanan audit internal, analisa finansial dan pemodelan finansial, hingga layanan untuk UMKM di Indonesia.


March 3, 2021
hand-putting-coin-coin-stack-growing-graph-with-green-bokeh-investment-concept_34936-3167.jpg

Sesuai dengan PPh Pasal 4 Ayat 2, penghasilan yang berasal dari tabungan serta bunga deposito termasuk objek pajak yang bersifat final. Potongan PPh Final dari tabungan serta bunga deposito dilakukan oleh bank yang berada di negara Indonesia, bank Indonesia, atau bank cabang luar negeri. Tak banyak yang tahu, keduanya sama-sama dikenakan pajak penghasilan. Namun, artikel kali ini akan berfokus pada pembahasan pajak bunga tabungan. 

Pengertian dari tabungan sendiri yakni simpanan di bank dengan nama apapun, termasuk giro, yang penarikannya dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang ditempatkan pada atau diterbitkan oleh bank. 

Terlebih bagi Anda yang mempunyai usaha maupun bisnis, tentu perlu membuat tabungan khusus demi menjaga kelangsungan usaha yang dijalankan. 

Apa Perbedaan Deposito dengan Tabungan?

Walau sama-sama dikenakan pajak penghasilan berdasar PPh Pasal 4 Ayat 2, ketahui terlebih dahulu secara garis besar perbedaan antara deposito dan tabungan berikut ini:

  1. Deposito termasuk produk investasi, sedangkan tabungan adalah produk simpanan bank.
  2. Suku bunga deposito lebih tinggi daripada tabungan atau simpanan bank.
  3. Tabungan dapat diambil kapan saja, sementara deposito tak dapat menarik uang sampai masa jatuh tempo yang telah ditentukan.
  4. Deposito untuk investasi, sedangkan tabungan untuk menabung.
  5. Ketika membuka tabungan, Anda menerima buku tabungan dengan fasilitas kartu debit sebagai bukti Anda mempunyai tabungan di bank. Sementara di deposito, Anda mendapat tanda bukti berupa bilyet deposito.

Namun, aturan yang terkait dengan penerapan potongan PPh Pasal 4 Ayat 2 atas penghasilan berupa bunga deposito serta bunga tabungan adalah:

  1. Undang Undang Pajak Penghasilan Pasal 4 Ayat 2.
  2. Peraturan Pemerintah Nomor 123 Tahun 2015.
  3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 26/PMK.010/2016

Dasar Pengenaan Tarif Pajak Bunga Tabungan dan Deposito

Terkait pengenaan pajak penghasilan atas bunga dari tabungan serta deposito, meliputi beberapa hal berikut ini:

1. Pajak atas bunga dari deposito dalam mata uang dolar Amerika Serikat (AS), dengan sumber dana yang berasal dari Devisa Hasil Ekspor (DHE), yang ditempatkan di bank dalam negeri maupun cabang bank di luar negeri, maka PPh yang bersifat final dikenakan tarif sebagai berikut:

  • Tarif 10 persen dari jumlah bruto, dengan deposito yang memiliki masa tempo 1 bulan.
  • Tarif 7,5 persen dari jumlah bruto, dengan deposito yang memiliki masa tempo 3 bulan.
  • Tarif 2,5 persen dari jumlah bruto, dengan deposito yang memiliki masa jatuh tempo 6 bulan.
  • Tarif 0 persen dari jumlah bruto, dengan deposito yang memiliki masa jatuh tempo lebih dari 6 bulan.

2. Pajak atas bunga dari deposito dengan mata uang rupiah yang memiliki sumber dana dari DHE serta ditempatkan pada bank dalam maupun cabang di luar negeri, dikenakan tarif pajak berikut:

  • Tarif 7,5 persen dari jumlah bruto, dengan deposito yang memiliki jangka waktu 1 bulan.
  • Tarif 5 persen dari jumlah bruto, dengan deposito yang memiliki jangka waktu 3 bulan.
  • Tarif 0 persen dari jumlah bruto, dengan deposito yang memiliki jangka waktu 6 bulan atau lebih.

3. Pajak atas pajak bunga tabungan serta bunga deposito, sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan 2, maka tarif PPh bersifat final dikenakan tarif sebagai berikut:

  • Tarif 20 persen dari jumlah bruto, bagi wajib pajak dalam negeri serta bentuk usaha tetap.
  • Tarif 20 persen dari jumlah bruto atau tarif berdasar Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) yang diberlakukan, bagi wajib pajak luar negeri.

Pengecualian bagi Pajak Bunga Tabungan

Namun, terdapat beberapa objek pajak yang dikecualikan dari pemotongan PPh Pasal 4 ayat 2 yakni bunga dari tabungan dengan jumlah yang tidak melebihi Rp7.500.000, serta bukan merupakan jumlah yang terpecah-pecah.

Kemudian, dengan bunga yang diterima dari bank yang didirikan di Indonesia atau cabang luar negeri di Indonesia. Pun dengan orang pribadi yang termasuk dalam subjek pajak dalam negeri dengan jumlah total penghasilan termasuk bunga yang tidak melebihi jumlah Penghasilan Tidak Kena Pajak selama 1 tahun.

Baca Juga: Ini Besaran Tarif PTKP 2020 dan Contoh Penghitungannya

Lalu bunga tabungan yang diterima dana pensiun dengan pendirian yang sudah disahkan oleh Menteri Keuangan sepanjang dananya diperoleh dari sumber pendapatan, sesuai Undang Undang Nomor 11 Tahun 1992 Pasal 29 Tentang Dana Pensiun.

Pun dengan bunga tabungan dari bank yang ditunjuk pemerintah dalam rangka kepemilikan rumah sederhana serta sangat sederhana, kavling siap bangun untuk rumah sederhana serta sangat sederhana, sesuai ketentuan yang berlaku, untuk dihuni sendiri. 

Contoh Perhitungan Pajak Bunga Tabungan 

Berdasarkan saldo terendah yang terjadi pada bulan laporan, maka perhitungan pajak bunga tabungan dengan bunga 6 persen per tahun yakni:

Perhitungan bunga = (Jumlah saldo terendah x suku bunga % x jumlah hari pada bulan laporan) / Jumlah hari dalam 1 tahun

Ketika saldo terendah terjadi di Rp10.000.000, maka perhitungannya:

Bunga tabungan = Rp 10.000.000,- X 6% x 30 / 365 = Rp 49.315,-

Bunga =  Rp 49.315,- adalah bunga gross (belum dipotong pajak).

Pajak bunga tabungan = 20% x Rp 49.315 = Rp 9.863,-

Jadi pemerolehan bunga oleh nasabah: Rp 49.315,- – Rp 9.863,- = Rp 39.452,-

Berdasarkan saldo rata-rata harian pada bulan berjalan, maka perhitungan pajak bunga tabungan sebagai berikut:

Perhitungan bunga = (Saldo rata-rata harian x suku bunga % x jumlah hari pada bulan berjalan) / Jumlah hari dalam 1 tahun.

Misal dengan saldo rata-rata harian:

10.000.000 x 3 hari (tgl 1-3) =          30.000.000

15.000.000 x 2 hari (tgl 4-5)              =          30.000.000

22.000.000 x 9 hari (tgl 6-14)           =          198.000.000

12.000.000 x 2 hari (tgl 15-16)       =          24.000.000

11.000.000 x 11 hari (tgl 17-27)        =          121.000.000

14.000.000 x 4 hari (tgl 28-31)        =          56.000.000

Jumlah                                            =          459.000.000

Saldo rata-rata harian = 459.000.000 / 31 = 14.806.452

Bunga              = (14.806.452 x 6% x 31) / 365 = Rp 75.452,- (belum dipotong pajak).

Pajak bunga tabungan = 20% x Rp 75.452,- =  Rp 15.090,-

Pemerolehan bunga tabungan oleh nasabah = Rp 75.452,- – Rp 15.090,- = Rp 60.362,-

 

Demikian penjelasan mengenai tabungan bank, perbedaannya dengan deposito, termasuk pajak bunga tabungan serta deposito. Namun, hal yang perlu Anda perhatikan adalah Perhitungan bunga bank satu dengan yang lainnya dapat berbeda, yang berpengaruh juga pada pajak yang dikenakan.


January 2, 2020
Ternyata-Ini-Tujuan-Dibuatnya-Laporan-Keuangan-1280x846.jpg

Description: Pahami tujuan dibuatnya laporan keuangan, dengan begitu Anda akan mendapat gambaran betapa pentingnya dokumen satu ini. Apa sajakah itu?

Laporan keuangan dapat membantu Anda membuat keputusan mengenai proses ekspansi perusahaan. Adapun tujuan dibuatnya laporan keuangan tidak hanya untuk menunjukkan kinerja dan posisi keuangan perusahaan secara akurat, tetapi juga untuk memudahkan sejumlah urusan perusahaan seperti berikut ini: 

  • Evaluasi Kewajiban Pajak

Ketika bisnis Anda menghasilkan banyak laba, pajak yang harus dibayarkan juga akan sama tingginya. Dengan menerangkan setiap angka dan data keuangan seakurat mungkin, semua sumber daya yang telah dialokasikan bisa dievaluasi dengan teliti dan angka kewajiban pajak pun terhitung dengan tepat. 

Anda tentunya ingin terhindar dari dugaan pemalsuan data. Sudah banyak kasus, di mana perusahaan memalsukan laporan keuangan mereka hanya untuk menghindari membayar pajak. Selain alasan ini, pemerintah juga akan menggunakan laporan keuangan Anda dan bisnis-bisnis lainnya untuk menilai kinerja ekonomi nasional di berbagai sektor.

  • Membangun Kepercayaan

Laporan keuangan yang akurat mendorong kepercayaan seluruh pihak di perusahaan. Investor dapat mengevaluasi kinerja masa lalu perusahaan dan memprediksi arus kas di masa depan. Sementara, pemegang saham dapat memahami rasio pembayaran dividen dan memperkirakan dividen di masa mendatang.

Bagi kreditor dan pemberi pinjaman, laporan keuangan akan membantu mereka memutuskan, apakah mereka ingin melanjutkan pendanaan dan memutuskan tindakan yang akan datang. Sementara itu, karyawan membutuhkan informasi tentang proses bisnis untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan saat ini dan penilaian gaji di masa depan.

  • Mitigasi Kesalahan

Salah satu tujuan dibuatnya laporan keuangan adalah agar Anda dapat menangkap kesalahan atau kegiatan ilegal yang mungkin terjadi tanpa sepengetahuan Anda. Itulah sebabnya perusahaan-perusahaan menghabiskan banyak waktu untuk merekonsiliasi pembukuan dan memeriksa setiap entri untuk menemukan kejanggalan atau kesalahan akuntansi yang dapat mengganggu proses bisnis. 

Meskipun ada keyakinan bahwa bisnis Anda tidak akan menghadapi situasi demikian, Anda sebaiknya tetap menyiapkan laporan-laporan keuangan tersebut dengan teliti dan akurat. Hal ini dapat membantu Anda menghindari terjadinya tumpukan kesalahan akuntansi selama bertahun-tahun, yang pada akhirnya bisa saja mengakibatkan kerugian di masa mendatang. 

  • Peningkatan Siklus Pembayaran

Untuk mengoptimalkan siklus utang dan piutang bisnis, keakuratan laporan keuangan memainkan peran kunci. Pembayaran keluar akan termasuk gaji para pekerja, inventaris yang perlu dikelola, dividen yang perlu diberikan kepada pemegang saham, dan kreditor yang perlu dibayar. Jika pinjaman sudah jatuh tempo, misalnya, perusahaan perlu tahu berapa banyak bunga yang harus dibayar atau diterima. Perhitungan matematis lainnya pun hanya bisa dilakukan jika angka-angka di laporan keuangan Anda sudah benar.

  • Pengambilan Keputusan dan Perencanaan yang Lebih Baik

Menganalisis laporan keuangan sangat penting ketika keputusan harus dibuat. Seorang manajer keuangan akan melihat nilai aset yang saat ini dipegang, untuk kemudian memutuskan apakah perusahaan mampu mengalokasikan lebih banyak sumber daya atau investasi lainnya. Begitu juga sebaliknya: ketika nilai aset malah memburuk, pertanyaan akan muncul jika ada yang perlu dikurangi, direstrukturisasi, atau ditutup.

Tujuan dibuatnya laporan keuangan sangat penting untuk mendasari pengambilan keputusan dan perencanaan strategis perusahaan. Pertimbangan terhadap poin-poin yang disebutkan di atas juga berpengaruh pada gambaran keuangan aktual bisnis Anda, khususnya bagi manajemen dan para pemangku kepentingan eksternal.


November 14, 2019
Cari-Tahu-Langkah-Mudah-Membuat-Laporan-Keuangan-di-Sini-1280x853.jpg

Description: Sebagai dokumen penting untuk menunjukkan performa keuangan perusahaan, Anda akan membutuhkan informasi mengenai langkah mudah membuat laporan keuangan.

Sebagai catatan formal tertulis yang menerangkan aktivitas keuangan perusahaan, Anda tidak perlu khawatir kesulitan saat mempersiapkan laporan keuangan. Sebaliknya, sudah ada banyak langkah mudah membuat laporan keuangan yang bisa dijadikan panduan!

Pada dasarnya, seperangkat laporan keuangan yang lengkap terdiri dari laporan penghasilan atau laba rugi, neraca, dan laporan arus kas. Jika Anda sudah memahami isi setiap laporan keuangan tersebut, langkah mudah membuat laporan keuangan yang bisa Anda ikuti adalah sebagai berikut:

  1. Mencatat dan Menjumlahkan Setiap Transaksi pada Jurnal

    Setiap bukti transaksi penjualan, pembelian, sewa, penukaran barang, dan jenis transaksi lainnya harus Anda simpan baik-baik agar tidak hilang. Semua catatan ini dapat dilihat dari salinan faktur, kuitansi, dan nota resmi yang merincikan tanggal transaksi dan pihak-pihak yang terlibat. Catat semua transaksi untuk tahun berjalan yang Anda rangkum pada jurnal selengkap-lengkapnya.

  2. Memindahkan (Posting) Jurnal ke Dalam Buku Besar

    Sesudah jurnal pada langkah pertama dibuat, berikutnya Anda perlu memindahkan jurnal ke dalam buku besar, sebuah kompilasi rincian dari setiap akun yang ada. Yang perlu Anda lakukan adalah menempatkan transaksi yang telah terdaftar tadi ke setiap akun yang sesuai.

  3. Menyusun jurnal penyesuaian

    Jika ada transaksi yang mungkin terlewat, belum tercatat, atau dilakukan pada saat penyusunan laporan keuangan, kumpulkan semua rincian data tersebut untuk nantinya ditulis dalam jurnal penyesuaian. Angka yang Anda dapat pada jurnal ini akan mencerminkan jumlah saldo yang sebenarnya. Jurnal penyesuaian sendiri mengacu pada jurnal yang disusun dalam proses pencatatan perubahan saldo dalam akun.

  4. Menyusun neraca lajur

    Penyusunan neraca lajur akan memudahkan penyajian laporan keuangan di akhir, dimulai dari keterangan di neraca saldo yang dicocokkan dengan jumlah dari jurnal penyesuaian. Saldo yang telah sesuai akan bertindak sebagai angka yang disampaikan dalam laporan laba rugi dan neraca. Nilai tersebut juga akan muncul pada kolom neraca saldo yang sudah disesuaikan.

  5. Finalisasi laporan keuangan

    Tahap ini lebih mengacu pada perapian laporan di dalam neraca lajur yang sesuai dengan standar dan ketentuan laporan keuangan. Melakukan ini akan lebih mudah mengingat setiap jumlah telah terkategori dengan rapi di neraca lajur.

  6. Menyusun Neraca Saldo

    Neraca saldo merupakan sebuah daftar atau catatan setiap rekening buku besar dengan sisa kredit atau debit. Pada langkah ini, Anda perlu mengategorikan setiap baris rekening pada buku besar ke dalam bagian aktiva dan pasiva untuk penghitungan saldo dengan lebih mudah. Penyusunan neraca saldo akan membantu memeriksa apakah jumlah nilai kredit dan kredit dari seluruh rekening telah seimbang atau belum.

Demikianlah sejumlah langkah mudah membuat laporan keuangan yang bisa Anda cermati. Metode apapun yang Anda pakai dalam menyusun laporan keuangan, pastikan untuk selalu menyajikan rincian informasi dengan ketelitian tinggi. Selain menggambarkan situasi keuangan perusahaan, laporan tersebut akan dapat menjadi rujukan pada saat pengambilan keputusan.


November 12, 2019
Memahami-Pengertian-Laporan-Keuangan-Bank-1280x854.jpg

Pada dasarnya, pengertian laporan keuangan bank tidak jauh berbeda dengan laporan yang disusun untuk perusahaan biasa. Baca selengkapnya di sini.

Laporan keuangan yang dilaporkan bank memang sedikit berbeda dari kebanyakan perusahaan yang dianalisis oleh investor. Misalnya, tidak ada piutang atau inventaris untuk mengukur naik-turunnya penjualan. Selain itu, ada beberapa karakteristik unik dari laporan keuangan bank yang mencakup bagaimana laporan laba rugi dan neraca disusun.

Anda bisa mendapatkan pengertian laporan keuangan bank yang relatif mudah. Dimulai dari pemahaman tentang bagaimana bank memperoleh pendapatannya dan apa yang mendorong pendapatan tersebut.

Sumber Pendapatan Bank

Bank menerima simpanan dari nasabah dan membayarkan bunga ke beberapa rekening mereka. Sebagai gantinya, bank akan menginvestasikan dana tersebut dalam sekuritas jangka pendek atau meminjamkannya kepada perusahaan dan konsumen. Karena bank menerima bunga atas pinjaman ini, keuntungan kemudian didapatkan dari selisih antara dana yang mereka bayar untuk simpanan dan bunga yang mereka terima dari peminjam.

Bank juga mendapatkan pemasukan dari biaya yang mereka bebankan untuk produk dan layanan. Hal-hal tersebut bisa mencakup biaya pemeriksaan akun, biaya cerukan, biaya ATM, bunga, hingga biaya kartu kredit.

Bisnis utama bank adalah mengelola simpanan nasabah dan keuntungan yang diterima dari pinjaman nasabah. Dengan kata lain, ketika keuntungan bunga pinjaman lebih besar dari bunga yang dibayarkannya atas simpanan nasabah, maka bank akan memperoleh pendapatan.

Jenis Laporan Perbankan

Seperti perusahaan lain pada umumnya, bank juga dihadapkan pada kewajiban untuk melaporkan situasi keuangan mereka. Pengertian laporan keuangan bank sendiri, sebenarnya tidak jauh berbeda dengan laporan keuangan perusahaan komersial lainnya. Bank akan merilis laporan keuangan mereka pada setiap jangka waktu tertentu, yakni:

1. Laporan Keuangan Bulanan Bank

Sesuai namanya, laporan yang satu ini disiapkan setiap akhir bulan selama satu tahun. Secara individu, laporan keuangan bulanan bank adalah gugusan antara kantor pusat bank dengan seluruh cabang atau perwakilan bank yang ada.

2. Laporan Keuangan Triwulanan

Laporan ini dilakukan per 3 bulan, dan wajib disediakan di akhir bulan Maret, Juni, September, dan Desember. Laporan keuangan triwulanan harus disajikan sesuai dengan peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan biasanya dipublikasikan untuk menginformasikan hasil usaha, kinerja, dan posisi keuangan bank tersebut. Cakupan pembuatan laporan didasarkan pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia, dan peraturan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

3. Laporan Keuangan Tahunan

Laporan ini dirilis setiap tahun untuk menginformasikan kondisi keuangan bank secara menyeluruh. Dengan demikian, nasabah dan publik akan mendapatkan gambaran mengenai kinerja dan performa bank (positif atau negatif) di tahun tersebut. Laporan ini juga diharapkan dapat menumbuhkan transparansi dan memelihara keyakinan masyarakat kepada lembaga perbankan.

Laporan ini tidak akan hanya disampaikan kepada Bank Indonesia dan pemegang saham, tetapi juga lembaga lain yang terlibat dalam perkembangan usaha bank. Organisasi-organisasi tersebut biasanya adalah Institut Bankir Indonesia, Asosiasi Perbankan, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), beserta organisasi penelitian dan pemeringkat di bidang keuangan dan ekonomi.

Dari uraian di atas, Anda sudah mendapatkan gambaran tetang pengertian laporan keuangan bank, termasuk di antaranya informasi mengenai sumber pendapatan yang diperoleh bank dan jenis-jenis laporan yang mereka keluarkan.


November 11, 2019
6-1280x853.jpg

Sebagai bagian dari dokumentasi vital, setiap investor, pedagang, pebisnis, bahkan mahasiswa hingga profesional perlu mengetahui apa itu laporan keuangan. Pada dasarnya, laporan keuangan adalah sebuah gambaran akurat tentang kondisi keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu.

Laporan ini disusun menggunakan data keuangan yang dikumpulkan oleh akuntan atau analis keuangan perusahaan. Data tersebut kemudian dilaporkan mengikuti prinsip-prinsip akuntansi yang ditentukan dan distandarisasi oleh hukum. Dengan demikian, laporan akan memiliki keselarasan di semua tingkatan perusahaan, memberikan transparansi, dan menjadi referensi penting bagi direksi atau  para petinggi di perusahaan.

Format Umum Laporan Keuangan

Jika Anda dihadapkan pada tugas menyiapkan laporan keuangan, berikut adalah format-format laporan keuangan yang wajib diketahui. Isi standar dari sebuah laporan keuangan biasanya mencakup:

  • Neraca, yaitu catatan keuangan yang menunjukkan aset, kewajiban, dan modal.

  • Laporan laba rugi atau laporan penghasilan yang memperlihatkan hasil operasi dan aktivitas keuangan untuk periode tertentu. Laporan ini termasuk pendapatan, pengeluaran, keuntungan, dan kerugian.

  • Laporan arus kas, yang menunjukkan perubahan arus kas selama periode pelaporan. Laporan ini juga menunjukkan seluruh transaksi tunai dan nontunai.

  • Pernyataan perubahan ekuitas, yang merinci pergerakan ekuitas/modal pemilik (owner) selama suatu periode.

Jika laporan keuangan akan dikeluarkan kepada pihak luar, seperti pemberi pinjaman atau investor, laporannya harus disusun sesuai dengan salah satu kerangka kerja akuntansi yang umum digunakan. Contohnya seperti framework GAAP (Generally Accepted Accounting Principle) atau IFRS (International Financial Reporting Standard). Di Indonesia sendiri, terdapat kerangka kerja akuntansi yang sering didengar yaitu Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK). Kerangka kerja PSAK itu sendiri merupakan hasil adopsi dari IFRS.

Elemen Dasar Masing-Masing Laporan Keuangan 

Dari penjelasan di atas, Anda pada dasarnya sudah mendapatkan pondasi format-format laporan keuangan yang wajib diketahui. Neraca, misalnya, akan berpatok pada elemen dan rumus “Aset = Kewajiban + Modal.”  Dengan demikian, total aset akan selalu sama dengan total kewajiban ditambah modal.

Kemudian, laporan laba rugi berkiblat pada pendapatan dan pengeluaran, didampingi oleh komponen penting lainnya seperti beban pajak dan harga pokok produksi. Laporan ini pada umumnya bisa disajikan dalam dua struktur, yakni single step yang lebih sederhana dan multiple step yang lebih kompleks

Laporan arus kas yang nantinya menjadi informasi penting bagi para investor biasanya memuat informasi-informasi penting seperti:

  • Arus Kas Aktivitas Operasi (terdiri dari uang yang dihasilkan dari operasi inti bisnis).

  • Arus Kas Aktivitas Investasi (terkait dengan investasi di perusahaan seperti pembelian properti, pabrik, dan peralatan atau jenis investasi lainnya).

  • Arus Kas Aktivitas Pendanaan (termasuk peningkatan utang atau ekuitas, pembayaran pinjaman, pembelian kembali saham, dan kegiatan lainnya yang berpengaruh pada penambahan modal perusahaan).

Adapun perubahan modal mengikuti pergerakan beberapa komponen berikut ini:

  • Pembayaran dividen

  • Laba atau rugi bersih yang dilaporkan dalam laporan penghasilan

  • Modal saham yang dikeluarkan atau dibayar kembali

  • Pergantian kebijakan atau koreksi atas kesalahan akuntansi

Pada dasarnya, keempat komponen tersebut merupakan bagian dari format-format laporan keuangan yang wajib diketahui dan paling umum digunakan. Dengan memahaminya, Anda tidak akan kesulitan dalam mencari informasi yang diperlukan untuk menyajikan laporan keuangan nantinya.