Manajemen Archives - Page 3 of 10 - RDN Consulting


No more posts

December 26, 2022
WhatsApp-Image-2022-12-25-at-4.54.55-PM.jpeg

Transaksi jual beli kerap menggunakan istilah term of payment (TOP) dalam invoicenya. Term of payment adalah pembayaran jatuh tempo maupun termin. Pembayaran dapat diterima setelah barang diterima dengan durasi waktu tertentu.
Tujuan adanya termin ini adalah sebagai cost control sehingga cash flow dapat terkendali dengan baik. Metode pembayaran yang digunakan bisa secara tunai, transfer, e-payment hingga dalam bentuk giro maupun cek. Contoh term of payment dan jenisnya dapat diketahui melalui uraian dibawah ini :

Cash Before Delivery

Metode ini sering disingkat dengan CBD dan biasa dipakai dalam transaksi pembelian online. CBD merupakan sistem pembayaran untuk pembeli membayar terlebih dulu produk yang dibeli sebelum barang dikirimkan. Pembayaran dapat melalui transfer bank, e-money hingga melalui aplikasi e-wallet. Metode CBD sering dipakai untuk transaksi dengan nominal kecil.

Net D Days

Metode pembayaran ini membuat pembeli harus melakukan pelunasan maksimum pada D hari usai menerima barang pesanan. Contohnya seperti NET 30 artinya pembayaran dilakukan dalam tiga puluh hari. Dari termin diatas dipastikan barang maksimal diterima dalam satu bulan atau 30 hari.

Net EOM D Days

Net EOM D Days merupakan metode pembayaran dilakukan dengan batas maksimal yang diberikan. Umumnya di akhir bulan tertentu waktu untuk mulai melunasi tagihan yang ditagihkan. Contoh Net EOM 30 memiliki makna pembayaran penuh jatuh tempo 30 hari sejak akhir bulan.

Cash On Delivery

COD cukup dikenal kalangan masyarakat bahkan menjadi metode andalan pembayaran bagi beberapa marketplace. Metode ini menuntut pembeli membayar langsung ketika barang sudah diterima.

Pembayaran bisa tunai maupun dengan cara lain asal dilakukan pada waktu itu juga ketika barang datang. Pembayaran dilakukan langsung ke pihak yang mengantarkan barang tersebut. 

Cash in Advance

Jenis metode pembayaran ini dilakukan terlebih dulu kepada pihak penjual. Setelah penjual mendapatkan uangnya maka barang akan dikirimkan ke pembeli. Barang tidak akan dikirimkan bila pembayaran belum dilunasi oleh pembeli.

Manfaat Term of Payment

Manfaat memiliki sistem pembayaran seperti ini adalah memberikan variasi pelunasan kepada pelanggan. Transaksi lebih mudah dan cepat bahkan menjangkau berbagai konsumen. TOP mampu memastikan bisnis dapat berjalan dengan lancar.

Pembayaran terarah dan jelas serta sesuai dengan yang diharapkan. Fungsinya memberikan keuntungan finansial dan waktu lebih bagi pembeli dalam memperoleh dana untuk membayar tagihannya.

 

Baca Juga: Memahami Petty Cash atau Kas Kecil dalam Pembukuan

 

TOP sendiri dapat diidentifikasi pada invoice yang digunakan. Posisi biasanya ada pada pojok atas maupun sudut bawah faktur. Metode pembayaran ini sering pula dijadikan bahan pertimbangan untuk memilih vendor.

Term of payment menjadi bagian penting dalam transaksi jual beli. Durasi jatuh tempo disesuaikan dengan kesepakatan antara penjual dan pembeli. Ada yang berdurasi harian, minggu hingga bulanan.


December 21, 2022
WhatsApp-Image-2022-12-17-at-5.49.36-AM.jpeg

Dalam aktivitas bisnis tidak hanya ada konsumen dan produsen saja namun juga supplier. Ia juga lebih dikenal sebagai pemasok. Pemasok tidak sama dengan vendor walaupun sama-sama menyediakan barang. 

Perbedaan vendor dan supplier ialah terletak pada hubungannya dengan rantai pasokan. Pemasok berada pada urutan pertama dalam rantai pasokan barang. Sementara vendor terletak di posisi terakhir kedua sebelum konsumen.

Untuk memahami lebih dalam apa itu supplier, simak dulu ulasan lengkapnya dibawah ini!

Pengertian & Fungsi Pemasok

Supplier adalah pihak yang menyediakan bahan mentah kepada pihak lain maupun pihak yang menyuplai barang atau jasa matang. Pemasok dapat berupa perorangan maupun perusahaan yang dibutuhkan entitas bisnis lain. 

Ia bisa saja memproduksi barang yang disuplainya dan bertindak sebagai distributor.  Misalnya saja pemasok frozen food membeli bahan dari kelompok berbeda-beda. Ia dapat memesan daging dari pemasok A, memesan tepung kepada pemasok B dan plastik kemasan  ke pemasok C.

Frozen food yang dibuatnya nanti juga menjadi suplai untuk restoran atau kafe. Selain sebagai distributor maka ia dapat pula membuat produknya sendiri.

Baca Juga: Istilah Manajemen Persediaan beserta Metode dan Fungsinya

Jenis-Jenis Supplier

Jika dilihat dari produk yang disalurkannya maka pemasok dapat dibedakan menjadi dua jenis yakni sebagai berikut :

1. Pemasok Produk Jasa

Pemasok ini bertugas untuk menyediakan bahan mentah yang nantinya diolah menjadi produk jasa. Ia menyediakan bahan mentah untuk diolah kembali oleh pihak lain sehingga menjadi produk jasa yang diminati konsumen. 

Contohnya saja penyedia jasa aplikasi POS system. Pemasok ini menyediakan aplikasi akuntansi bagi pemilik usaha yang menggunakan layanan pembukuannya.

2. Pemasok Produk Barang

Pemasok ini menyediakan produk bahan mentah untuk diolah menjadi produk jadi. Dari sini pemasok dapat dibagi lagi menjadi dua kategori tergantung dari jenis bahan baku yang disediakannya.

  • Pemasok Bahan Material Fabrikasi. Pemasok ini menyuplai material yang dipesan oleh pabrik. Bahan yang dipesan harus diproses dahulu oleh pemasok sesuai kesepakatan baru disalurkan ke perusahaan.
  • Pemasok Material Non Fabrikasi. Pemasok menyediakan material tanpa harus melalui proses pembuatan khusus. Walaupun bahan yang disediakannya merupakan bahan produksi atau setengah jadi

Tugasnya Dalam Bisnis

Pemasok memiliki fungsi penting dalam rantai pasokan produk. Adapun perannya adalah sebagai penyedia yang memastikan bahan baku dipasok dan mengatur proses penyimpanannya. Selain itu ia memastikan bahwa ketersediaan bahan sampai ke tangan yang membutuhkan.

Supplier berperan dalam product life cycle sehingga perannya sangat krusial. Ia bertugas untuk mengontrol kualitas bahan baku hingga menjaga proses produksi.

Pemasok yang baik akan memahami produk dengan baik serta bertanggung jawab penuh atas pasokan. Pemasok memiliki tujuan yang sama dengan klien sehingga keuntungan bisnis dapat diraih bersama.

Supplier berperan aktif dalam menyediakan bahan baku untuk produsen. Ia juga membantu konsumen mendapatkan produk atau jasa dengan kualitas terbaik.


December 16, 2022
WhatsApp-Image-2022-12-15-at-4.50.26-PM.jpeg

Dalam menjalankan suatu bisnis, diperlukan adanya struktur perusahaan untuk meningkatkan efektivitas kinerja perusahaan. Ini karena dengan adanya struktur, pembagian tugas, hak, dan kewajiban dapat dilakukan dengan lebih mudah dan jelas.

Untuk mengetahui lebih jauh mengenai struktur organisasi perusahaan, berikut uraian mengenai pengertian beserta contoh dan tugasnya.

Pengertian dan Manfaat Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi perusahaan adalah susunan unit kerja dalam sebuah perusahaan yang berisi jabatan beserta fungsi dan tanggung jawab dari tiap-tiap pemangkunya.

Adanya struktur organisasi perusahaan memiliki banyak manfaat. Pertama, pembagian tugas dan tanggung jawab menjadi lebih jelas dan adil. Kedua, birokrasi perusahaan dapat dijalankan dengan lebih optimal. Ketiga, adanya struktur dapat memperjelas informasi mengenai jenjang karier bagi karyawan. Terakhir, adanya struktur organisasi juga dapat mempermudah perusahaan untuk mencapai target.

Oleh karenanya, penting untuk memiliki struktur organisasi perusahaan dan tugasnya untuk menjamin keberhasilan suatu perusahaan, termasuk perusahaan kecil atau rintisan sekalipun.

Contoh Struktur Organisasi Perusahaan Startup

Biasanya, perusahaan startup atau rintisan mengadopsi struktur organisasi flat atau datar. Artinya, setiap jabatan selain CEO memiliki posisi yang setara. Sementara itu, CEO atau pemilik berada di peringkat teratas. Contoh jabatan dan tugasnya antara lain:

 

1. CEO (Chief Executive Officer)

 

CEO bertugas sebagai pemimpin dan perwakilan perusahaan. Tugasnya antara lain membentuk visi dan strategi untuk mengembangkan bisnis, menjalin dan menjaga hubungan dengan pihak eksternal seperti investor, hingga membuat keputusan terkait jalannya perusahaan.

2. CTO (Chief Technology Officer)

 

 

Tugas CTO sendiri meliputi memahami dan mengadopsi perkembangan teknologi, mengelola pengembangan produk, dan menyatukan pengembangan produk.

3. CFO (Chief Financial Officer)

 

 

Sesuai namanya, CFO bertugas mengurus keuangan perusahaan mulai dari membentuk strategi penggalangan dana, merumuskan dokumen keuangan, hingga membahas kesehatan keuangan dengan CEO.

4. CMO (Chief Marketing Officer)

 

 

Tanggung jawab CMO meliputi bidang pemasaran, mulai dari mengembangkan strategi pemasaran, membuat campaign marketing, hingga melakukan riset pasar.

5. COO (Chief Operating Officer)

 

 

Biasanya, tugas COO dilimpahkan kepada CEO saat awal mendirikan startup. Tanggung jawab COO di antaranya membuat bisnis model awal, menentukan harga produk, hingga menjadi penghubung antara karyawan dengan CEO.

6. WP Penjualan (Wakil Presiden Penjualan)

 

 

Tanggung jawab WP penjualan berkaitan dengan marketing, di antaranya mengembangkan strategi pemasaran dengan CMO dan memahami kebutuhan konsumen.

Baca Juga: Badan Usaha: Pengertian, Fungsi, Jenis, Bentuk & Pengenaan Pajaknya

Contoh Struktur Perusahaan Kecil

Berbeda dengan perusahaan besar, unit kerja pada perusahaan kecil tergolong lebih sedikit. Berikut contoh unit kerja beserta tugasnya.

 

1. Pemilik atau Direktur

 

Seseorang yang menjabat sebagai pemilik atau direktur bertugas sebagai penanggungjawab segala kegiatan dan mengatur jalannya usaha.

2. Manajer Personalia, Manajer Keuangan, Manajer Pemasaran, dan Manajer Operasional

 

 

Manajer personalia bertugas mengatur sumber daya manusia dengan melakukan rekruitmen dan mengendalikan hubungan antarlini perusahaan. Manajer keuangan bertanggungjawab atas keuangan perusahaan dengan mengurus pelaporan keuangan dan terkadang perpajakan.

Manajer operasional bertugas mengatur kegiatan operasional perusahaan dengan membawahi para staff. Sementara itu, manajer pemasaran bertanggung jawab mengatur proses penawaran produk perusahaan kepada pasar.

3. Staff atau Karyawan

 

 

Staff atau karyawan berkedudukan di bawah pemilik dan manajer, dengan tugas membantu dan mendukung kegiatan manajemen.

Nah, itu dia uraian mengenai contoh struktur organisasi perusahaan beserta tugasnya. Semoga membantu.


December 15, 2022
WhatsApp-Image-2022-12-15-at-4.25.19-PM.jpeg

Sistem shift merupakan sistem kerja yang cukup banyak diterapkan di berbagai perusahaan. Shift kerja adalah pembagian jam kerja antarkaryawan secara bergiliran dalam waktu 24 jam.

Dalam prakteknya, sistem shift memiliki keunggulan dan aturannya tersendiri. Untuk mengetahui lebih lanjut, simak ulasan berikut ini.

Keunggulan Sistem Kerja Shift

Terdapat beberapa alasan mengapa perusahaan menerapkan shift kerja.

Sistem kerja shift memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan seluruh waktu dalam satu hari sehingga bisnis dapat beroperasi dengan lebih optimal. Hal ini dapat berdampak pada meningkatnya output produksi sehingga membawa keuntungan bagi perusahaan.

Selain itu, sistem ini juga menguntungkan karyawan karena memungkinkan mereka untuk berganti shift dengan karyawan lain jika berhalangan memenuhi jadwal yang ditentukan.

Baca Juga: Sudah Tahu? Begini Cara Menghitung Gaji Karyawan Per Jam

Peraturan dalam Jam Kerja Shift

Peraturan jam kerja shift sendiri telah diatur dalam UU Ketenagakerjaan pasal 77 ayat 1-2 tentang jam kerja karyawan yang berbunyi:

  1. Setiap Pengusaha wajib melaksanakan ketentuan jam kerja;
  2. Waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi: 7 jam sehari dalam 6 hari dengan jumlah 40 jam seminggu; 8 jam sehari dalam 5 hari dengan jumlah 40 jam seminggu.

Jika jam kerja melebihi jumlah waktu tersebut, maka akan dihitung sebagai lembur.

Di samping itu, terdapat pula aturan mengenai pekerja perempuan yang berusia di bawah 18 tahun atau yang tengah mengandung. Merujuk pada Pasal 76 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003, mereka tidak diperkenankan bekerja antara pukul 23.00 hingga 07.00.

Peraturan tersebut perlu diperhatikan ketika membuat jadwal shift agar jam kerja yang diberlakukan tetap sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Baca Juga: Apa Itu Absensi Karyawan? Ini Dia Definisi, Manfaat, & Cara Membuatnya

Rumus Membuat Jadwal Shift Kerja di Excel

Merujuk pada undang-undang di atas, artinya dalam satu hari terdapat tiga shift kerja dengan durasi delapan jam kerja di setiap shift jika diberlakukan lima hari kerja dalam seminggu. Sementara itu, sisa dua hari dihitung sebagai hari libur.

Misalkan, terdapat tiga shift kerja dan lima orang karyawan, di mana:

  1. 1: shift pagi
  2. 2: shift sore
  3. 3: shift malam
  4. L: hari libur pegawai

Untuk membuat jadwal kerja di Ms. Excel, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengisi setiap jadwal shift dari kolom B sampai kolom H. Lalu, hitung total jumlah shift untuk seluruh karyawan dengan rumus COUNTIF yang berguna untuk menghitung jumlah sel dengan kondisi yang telah ditentukan sebelumnya. Gunakan rumus berikut:

  1. Sel I5 : =COUNTIF(B5:H5;1)
  2. Sel J5 : =COUNTIF(B5:H5;2)
  3. Sel K5 : =COUNTIF(B5:H5;3)

Setelah itu, jumlahkan hari libur di kolom L dan hitung jumlah hari libur di Sel L5 dengan rumus ini:

=COUNTIF(B5:H5;”L”)

Kemudian, hitung jumlah jam dalam seminggu di kolom Cell M5 dengan rumus Excel berikut:

=(l5*7)+(J5*7)+(K5*7)+5

Setelah melakukan perhitungan di atas, maka akan diperoleh jumlah shift untuk karyawan, jumlah hari libur, dan total jumlah jam kerja dalam seminggu.

Nah, itu dia uraian mengenai shift kerja hingga rumus membuatnya di Excel. Semoga membantu dan selamat mencoba!


December 9, 2022
WhatsApp-Image-2022-12-04-at-5.19.38-PM.jpeg

Bagi kalian yang bekerja di perusahaan, istilah reimburse barangkali bukan sesuatu yang asing. Reimburse adalah salah satu hak utama yang diberikan perusahaan kepada para karyawannya.

Kebijakan reimburse sendiri berbeda-beda tergantung perusahaan, mulai dari cakupan hingga sistemnya. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai reimburse itu sendiri, simak penjelasan berikut ini.

Pengertian Reimburse

Jadi, apa itu reimburse? Secara singkat, reimburse merupakan sistem penggantian biaya pribadi yang dikeluarkan oleh karyawan guna keperluan perusahaan. Jadi, jika ada keperluan terkait pekerjaan yang mengharuskan karyawan untuk merogoh kocek pribadi terlebih dahulu, karyawan bersangkutan dapat mengajukan reimbursement untuk mengganti dana yang dikeluarkannya.

Cakupan reimburse sendiri berbeda-beda tergantung kebijakan tiap perusahaan. Tidak semua uang pribadi yang dikeluarkan dapat dikembalikan melalui reimbursement. Meski begitu, reimburse sendiri biasanya mencakup hal-hal berikut:

 

1. Reimbursement Kesehatan

 

Beberapa perusahaan memberikan fasilitas kesehatan bagi karyawannya dengan cara reimburse. Biaya kesehatan yang ditanggung mencakup biaya medical check-up, konsultasi dokter, biaya obat, serta biaya ke dokter gigi dan dokter spesialis mata.

Baca Juga: Mengenal Program BPJS PBI dan Cara Mengurusnya

 

2. Reimbursement Biaya Perjalanan

 

Penggantian biaya perjalanan mencakup uang yang dikeluarkan karyawan ketika melakukan perjalanan dinas. Misalnya ketika karyawan diminta untuk menghadiri pertemuan antarcabang di luar kota atau luar negeri untuk mewakili perusahaan. Biaya perjalanan yang ditanggung biasanya mencakup biaya makan, transportasi, dan akomodasi.

 

3. Reimbursement Operasional Bisnis

 

Contoh pengeluaran yang ditanggung reimburse jenis ini antara lain: pengeluaran untuk menyewa tempat ketika melakukan meeting dengan klien, biaya pulsa untuk menghubungi klien, membayar perlengkapan kantor, dan sebagainya.

Hal yang Harus Diperhatikan Saat Mengajukan Reimburse

 

1. Pahami Ketentuan

 

Setiap perusahaan memiliki kebijakan yang berbeda-beda terkait sistem reimburse, mulai dari jenis biaya yang ditanggung, rentang waktu, hingga syarat dan alur pengajuannya. Pahami ketentuan terlebih dahulu supaya tidak terjadi kendala dalam proses pengajuan.

Misalnya, beberapa perusahaan memberi rentang waktu yang cukup singkat bagi karyawan untuk mengajukan reimbursement, yakni hanya 3 sampai 7 hari setelah pembayaran untuk diajukan ke tim HRD. Jika begitu, artinya pengajuan harus dengan segera dilaksanakan.

 

2. Melampirkan Dokumen yang Diminta

 

Dalam mengajukan reimburse, karyawan biasanya diminta melampirkan invoice alias tagihan sebagai bukti. Oleh karena itu, penting untuk menyimpannya usai melakukan transaksi. Jika mengajukan reimburse biaya kesehatan, biasanya karyawan diminta melampirkan salinan resep, kuitansi pembayaran obat dan konsultasi, maupun salinan diagnosis.

Untuk mengajukan reimbursement biaya perjalanan, invoice yang dilampirkan dapat berupa bukti pembelian tiket perjalanan dan akomodasi. Sementara itu, invoice untuk reimbursement biaya operasional bisa berupa struk belanja alat kantor, bukti bayar tempat sewa, dan sebagainya. Lampirkan dokumen asli dan bukan salinan alias fotokopi.

 

3. Mengisi Formulir dengan Benar

 

Perusahaan akan meminta karyawan untuk mengisi formulir reimburse yang telah disediakan. Isi dengan teliti dan periksa ulang supaya tidak terjadi kesalahan yang dapat menghambat proses pengajuan. Jangan sampai memasukkan data-data palsu atau sengaja melebih-lebihkan nominal pengeluaran.karena hal itu merupakan suatu bentuk kecurangan yang tentu dapat berdampak buruk ke depannya.

Nah, itu dia uraian seputar sistem reimburse yang berlaku di perusahaan. Semoga membantu!


December 7, 2022
nick-fewings-GpplHQ-fyvA-unsplash-1280x853.jpg

Ketika bekerja di perusahaan, ada kalanya karyawan memutuskan untuk mengundurkan diri. Alasannya bermacam-macam, mulai dari menemukan tempat kerja lain yang dirasa lebih cocok, pindah domisili, mencari pengalaman baru di perusahaan lain, dan sebagainya.

Untuk melakukannya, karyawan diharuskan membuat dan mengajukan surat resign. Ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat surat pengunduran diri karyawan supaya proses resign berjalan lancar. Berikut pembahasannya.

Hal yang Harus Diperhatikan saat Membuat Surat Pengunduran Diri

1. Buat Surat Secara Ringkas dan Sopan

Ketika menyusun surat, penting untuk membuatnya seringkas mungkin. Selain itu, gunakan bahasa yang sopan dan hindari ucapan bernada kebencian terhadap perusahaan.

2. Perhatikan Kebijakan Resign Perusahaan

Setiap perusahaan memiliki kebijakan yang berbeda-beda terkait resign. Peraturan ini biasanya dapat ditemukan pada kontrak kerja. Hal ini penting diperhatikan untuk mengetahui informasi seputar denda yang dikenakan, jalur administrasi, dan semacamnya supaya proses resign berjalan lancar.

3. Bicarakan dengan Atasan

Ketika hendak mengajukan resign, jangan lupa berbicara dengan atasan supaya tidak terjadi miskomunikasi. Bicarakan juga alasan mengundurkan diri karena hal tersebut biasanya juga dicantumkan di dalam surat pengunduran diri karyawan.

Jenis-Jenis Surat Pengunduran Diri

1. One Month Notice

One month notice merupakan jenis surat yang sering kali menjadi standar syarat pengunduran diri, yaitu berupa surat pemberitahuan satu bulan sebelum karyawan resmi mengundurkan diri sehingga memungkinkan perusahaan untuk mencari pengganti.

2. Two Week Notice

 

 

Surat jenis ini diberikan dua minggu sebelum karyawan resmi mengundurkan diri. Ketika mengajukan surat jenis ini, karyawan bersangkutan harus menuliskan alasan yang logis supaya surat resign dapat dikabulkan oleh perusahaan.

Format Surat Pengunduran Diri Karyawan

1. Kepala Surat

Bagian ini berisi tempat dan tanggal dibuatnya surat pengunduran diri, nama penerima, serta alamat yang ingin dituju.

2. Isi Surat

Isi surat biasanya mencakup data diri, maksud dan tujuan dalam membuat surat pengunduran diri, apresiasi terhadap perusahaan selama bekerja, permohonan maaf, serta harapan yang diberikan untuk perusahaan.

3. Penutup Surat

Bagian ini biasanya memuat ucapan terima kasih beserta nama dan tanda tangan dari pembuat surat.

Baca Juga: Bagaimana Struktur Surat Lamaran Kerja? Berikut Penjelasannya

 

Contoh Surat Pengunduran Diri Karyawan

 

Jakarta, 13 Oktober 2022

Yth.

HRD PT Sejahtera

di Tempat

 

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ….

Departemen : ….

Jabatan : ….

No Induk Karyawan : ….

Melalui surat ini, saya selaku salah satu karyawan di PT Sejahtera mengajukan permohonan untuk mengundurkan diri terhitung sejak tanggal 13 November 2022 karena berpindah domisili.

Saya ingin mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan untuk bekerja, belajar, dan berkembang di PT Sejahtera selama dua tahun terakhir. Saya juga ucapkan permohonan maaf kepada seluruh karyawan apabila selama ini ada kata atau perbuatan yang kurang berkenan, baik yang disengaja atau tidak.

Saya berharap PT Sejahtera dapat terus berkembang dan lebih baik lagi ke depannya.

 

Hormat saya,

 

(Nama Lengkap)

Demikian uraian mengenai contoh dan format surat pengunduran diri karyawan. Semoga membantu.


December 5, 2022
WhatsApp-Image-2022-12-04-at-4.18.28-PM.jpeg

Selain gaji, biasanya seseorang akan menerima insentif atas kinerja bagusnya ketika bekerja. Memangnya, apa itu insentif? Lalu, apa tujuan diberikannya insentif dan manfaat apa saja yang bisa Anda dapatkan? Yuk, temukan jawabannya di artikel berikut.

Apa Itu Insentif?

Berdasarkan KBBI, insentif adalah tambahan penghasilan, baik berupa uang, barang, maupun dalam bentuk lainnya, yang diberikan untuk meningkatkan gairah kerja seseorang. Di samping itu, KBBI juga mendefinisikan insentif sebagai uang perangsang agar seseorang lebih giat bekerja.

 

Perbedaan Gaji dan Insentif

Banyak orang yang mengira gaji dan insentif adalah dua hal yang sama. Padahal insentif dan gaji adalah dua hal yang berbeda.

Jika dilihat dari definisinya saja, bisa Anda ketahui bahwa insentif berbeda dari gaji. Uang insentif adalah tambahan penghasilan—bukan penghasilan utama yang diperoleh seseorang karena hasil kerja kerasnya selama periode tertentu. 

Berdasarkan KBBI, gaji dapat didefinisikan sebagai upah kerja yang dibayarkan secara rutin. Gaji merupakan balas jasa yang diterima seseorang (umumnya dalam bentuk uang) setelah periode waktu tertentu.

Sifat gaji adalah rutin dan terikat pada periode waktu tertentu. Periode yang dimaksud misalnya seperti satu bulan, dua minggu, atau satu minggu. 

Di sisi lain, insentif biasanya hanya diberikan ketika perusahaan ingin memberikan apresiasi kepada karyawan atas kerja kerasnya. Maka dari itulah, sifat uang insentif adalah tidak tetap, alias tidak terikat dengan periode waktu tertentu. 

 

Perbedaan Kompensasi dan Insentif

Ada juga orang yang mengira bahwa kompensasi dan insentif adalah dua hal yang sama. Padahal, dua istilah ini memiliki perbedaan yang cukup kentara. 

Perbedaan kompensasi dan insentif bisa kita lihat dari definisi dua kata ini sendiri.

Dikutip dari KBBI, definisi utama kompensasi adalah ‘ganti rugi’. Meskipun KBBI juga menyebutkan bahwa kompensasi merupakan ‘imbalan berupa uang atau bukan uang yang diberikan kepada pegawai dalam organisasi/perusahaan’, kompensasi biasanya diberikan sebagai pengganti atas kerugian yang dialami karyawan selama menjalankan tugasnya. Maka dari itulah kompensasi dan insentif bisa diartikan berbeda.

Baca Juga: Memahami Kompensasi dan Jenis-jenisnya di dalam Perusahaan

 

Tujuan Pemberian Insentif

Ada beberapa tujuan pemberian insentif, yaitu:

  • Memberikan apresiasi kepada karyawan yang memiliki kinerja yang baik.
  • Meningkatkan produktivitas para karyawan.
  • Mempertahankan dan/atau meningkatkan prestasi kerja karyawan
  • Menjadi stimulus kerja bagi karyawan

Baca Juga: Perlunya Memahami Apa Itu Payroll

Manfaat Pemberian Insentif 

Setelah mengetahui apa itu insentif dan apa tujuan diberikannya insentif, Anda mungkin sudah bisa menduga apa saja manfaat yang diperoleh dari pemberian insentif.

Secara garis besar, manfaat yang diperoleh dari pemberian insentif ada dua, yaitu peningkatan kinerja karyawan dan peningkatan loyalitas karyawan terhadap perusahaan.

Peningkatan kinerja karyawan yang dimaksud tidak hanya dilihat dari karyawan yang menerima insentif saja. Karyawan yang tidak mendapatkan insentif pun bisa termotivasi untuk bekerja lebih produktif agar mendapatkan insentif. 

Nah, itulah penjelasan mengenai apa itu insentif, tujuan, dan manfaat yang bisa didapatkan perusahaan dengan memberikan insentif kepada karyawannya. Semoga informasi ini bermanfaat, ya!


November 30, 2022
BPJS-Loket.jpg

HFIS BPJS Kesehatan, sesuai dengan namanya, merujuk pada istilah yang berkaitan dengan layanan BPJS Kesehatan. HFIS sendiri merupakan singkatan dari Health Facilities Information System, yaitu sebuah aplikasi berbentuk situs (website) yang dibuat dengan tujuan untuk memonitor serta mencatat detail profil sebuah fasilitas kesehatan. 

Apa saja data yang tersedia di HFIS dan bagaimana cara menggunakan aplikasi ini? Pelajari caranya di artikel berikut.

 

Apa Itu HFIS BPJS?

Sebagaimana disebutkan, HFIS adalah situs (website) yang digunakan untuk menginput profil data fasilitas kesehatan serta memonitor kegiatan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan tersebut. HFIS bisa diakses di alamat https://hfis.bpjs-kesehatan.go.id/hfis/

Beberapa data yang akan diinputkan faskes di HFIS BPJS Kesehatan meliputi alamat faskes, pemilik/penanggung jawab faskes, jumlah tenaga medis baik dokter maupun perawat, jumlah tenaga nonmedis, ketersediaan tempat tidur, dll.

 

Fungsi HFIS BPJS

Fungsi HFIS adalah sebagai berikut:

1. Untuk fasilitas kesehatan

Tidak hanya digunakan untuk menginput profil data sebuah faskes, HFIS dapat membantu faskes bekerja sama dengan BPJS Kesehatan dalam rangka memberikan pelayanannya, misalnya seperti pendaftaran pasien baru maupun perujukan pasien ke faskes yang lebih tinggi. 

Selain itu, faskes juga bisa melaporkan ketersediaan kamar maupun perkembangan lain yang berkaitan dengan pasien BPJS melalui situs ini. 

2. Untuk pasien

Dari sisi pasien, HFIS BPJS Kesehatan membantu mereka untuk mengetahui ketersediaan faskes seperti RS, Puskesmas, maupun klinik di suatu wilayah. Di samping itu, pasien juga bisa mengetahui berapa ketersediaan bed di sebuah faskes melalui HFIS ini.

Baca Juga: SIPP BPJS Kesehatan: Definisi, Cara Daftar dan Manfaatnya

 

Cara Pengisian HFIS BPJS untuk Faskes

Jika Anda adalah perwakilan dari faskes yang ingin mengajukan pendaftaran faskes ke dalam sistem HFIS, inilah cara pengisian HFIS BPJS:

  1. Pertama, faskes perlu mendaftarkan lokasinya ke kantor BPJS Kesehatan terdekat/menghubungi call center BPJS.
  2. Setelah mendaftar, faskes tersebut akan menerima email berisikan username dan password untuk masuk ke sistem HFIS.
  3. Lakukan login dengan username dan password yang telah diberikan. Kemudian, isi profil dengan lengkap.
  4. Setelah semua data profil telah diisi, Anda bisa melakukan pengajuan. Data tersebut akan dianalisis dan dipelajari terlebih dahulu oleh pihak BPJS.
  5. Setelah itu, tim BPJS akan melakukan visitasi untuk memastikan agar data yang diajukan sesuai dengan keadaan sebenarnya.
  6. Jika dinyatakan lolos persyaratan, faskes Anda akan menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS). Faskes akan menerima detail informasi baru (username dan password) untuk login ke sistem HFIS. 
  7. Sistem HFIS sudah bisa digunakan oleh faskes.

Baca Juga: Cara Mudah Cek Tagihan BPJS Kesehatan Lewat HP

 

Mengakses HFIS BPJS untuk Peserta Asuransi

Sebagai peserta BPJS Kesehatan, Anda bisa menggunakan dua aplikasi untuk menerima manfaat dari sistem HFIS ini. Aplikasi tersebut adalah Aplicares dan P-care (dua-duanya bisa diakses di browser).

Untuk menggunakan aplikasi Aplicares, Anda bisa mengunjungi link berikut. Aplikasi ini akan membantu Anda untuk mengetahui alamat rumah sakit, puskesmas, klinik utama, klinik pratama, dokter praktik perorangan, dan dokter gigi. Selain itu, Anda bisa mencari tahu ketersediaan bed di website Aplicares ini.

Lain Aplicares, lain lagi P-care. Aplikasi ini memberikan kemudahan bagi peserta asuransi untuk mengecek tagihan BPJS dan melakukan pencarian faskes terdekat. Dari sisi faskes, adanya aplikasi P-care bisa membantu mereka untuk menjadikan alur pendaftaran pasien, pencatatan diagnosa, maupun pencatatan detail pengobatan menjadi lebih simpel


November 28, 2022
WhatsApp-Image-2022-11-28-at-7.56.33-AM.jpeg

Surat lamaran kerja adalah salah satu dokumen yang umum dipersyaratkan dalam perekrutan karyawan. Surat ini merupakan dokumen yang berfungsi sebagai ‘surat pengantar’ ketika seseorang melamar pekerjaan.

Isi dokumen ini memang tidak menjelaskan detail pengalaman kerja seseorang selayaknya CV atau resume. Namun menariknya, terkadang ada personalia yang mendiskualifikasi pelamar kerja yang tidak menyertakan dokumen ini. 

Nah, tentu Anda tidak ingin hal ini terjadi, bukan? Maka dari itu, yuk, ketahui bagaimana struktur surat lamaran kerja supaya Anda bisa membuatnya!

Apa Itu Surat Lamaran Pekerjaan?

Surat lamaran kerja adalah surat yang berisikan permohonan bekerja di suatu lembaga, institusi, maupun perusahaan. Surat ini berisikan identitas diri, pendidikan terakhir, dan penjelasan singkat mengenai keahlian dan pengalaman kerja yang dimiliki seseorang. Akan lebih baik jika keahlian dan pengalaman kerja yang dicantumkan adalah yang berkaitan dengan jawatan yang ditawarkan.

Meskipun keahlian dan pengalaman kerja yang ada di CV tidak dituliskan secara mendetail di surat lamaran, Anda perlu memberikan sedikit informasi terkait dua hal tersebut di surat lamaran. Dengan begitu, personalia dapat mengetahui sekilas latar belakang Anda sebelum membaca resume/CV dan dokumen pendukung lain.

Struktur Surat Lamaran Pekerjaan

Biasanya, detail-detail berikut bisa Anda temui dalam sebuah surat lamaran pekerjaan.

1. Tempat dan tanggal penulisan surat

Sama seperti kebanyakan surat formal, Anda perlu menuliskan tempat dan tanggal penulisan surat di bagian atas surat lamaran pekerjaan. 

2. Hal dan lampiran

Bagian ‘hal’ menjelaskan mengenai isi surat tersebut. Nah, karena ini adalah surat lamaran pekerjaan, Anda bisa menuliskan ‘Lamaran kerja’ di bagian ‘Hal’. Sementara itu, pada bagian ‘lampiran’, Anda bisa tuliskan berapa lembar jumlah dokumen yang diikutsertakan bersama surat lamaran pekerjaan. 

3. Alamat pengiriman surat

Pada bagian ini, Anda akan menuliskan alamat penerima surat (pihak perekrut). 

3. Salam pembuka

Pada dokumen resmi, Anda bisa membuka surat dengan ‘Dengan hormat,’. Surat ini juga menggunakan salam pembuka ini.

4. Bagian pembuka surat

Bagian pembuka surat berisikan maksud dan tujuan Anda menuliskan surat tersebut. 

5. Isi

Pada bagian ini, Anda akan memperkenalkan diri dan menyebutkan sedikit kualifikasi yang Anda miliki. Informasi yang dibuat tidak perlu mendetail karena akan ditampilkan lagi dalam CV maupun resume. Meski begitu, Anda bisa mempromosikan diri melalui cara ini.

6. Penutup

Di bagian ini, Anda hanya perlu memberikan penutup yang sopan sebagaimana biasa digunakan di surat formal lainnya. Jangan lupa untuk menyampaikan terima kasih atas waktu yang diluangkan untuk membuka CV/resume Anda.

Baca Juga: Memahami Apa Itu Human Capital (HC), Tugas, dan Fungsinya

 

Membuat Surat Lamaran Pekerjaan

Cara membuat surat lamaran kerja sebenarnya cukup simpel. Anda hanya perlu menggunakan software pengolah kata untuk membuat dokumen Anda. Lalu, Anda bisa masukkan beberapa aspek di atas ke dalam surat lamaran pekerjaan.

Supaya lebih mudah menyusun surat lamaran pekerjaan, Anda bisa melihat contoh surat lamaran kerja terlebih dahulu. Dengan demikian, Anda tidak bingung saat proses penulisan surat nantinya.

Setelah selesai, jangan lupa untuk melakukan pengecekan ulang. Hal ini penting untuk memastikan tidak ada kesalahan ketik maupun kesalahan penggunaan bahasa di surat lamaran kerja Anda. Jika perlu, Anda bisa minta bantuan orang lain untuk mencek surat tersebut.


November 21, 2022
WhatsApp-Image-2022-11-20-at-5.42.57-PM.jpeg

Selain personalia dan HRD, istilah terkait yang sering terdengar adalah Human Capital (HC). Apakah istilah ini memiliki arti yang sama dengan personalia dan HRD? Meski terdengar mirip, keduanya memiliki perbedaan tersendiri, lho. Yuk, pelajari apa itu HC dan apa saja tugasnya di artikel berikut.

 

Definisi Human Capital

Jika diartikan secara gamblang, Human Capital dapat diartikan sebagai ‘modal manusia’. Akan tetapi, dalam sebuah setting perusahaan, HC diartikan lebih dari sekadar ‘modal manusia’. 

Human Capital adalah departemen yang mengelola serta mengembangkan SDM agar kinerjanya lebih baik. Karena upaya pengelolaan SDM ini tidak mudah, siapa pun yang berkarier di bidang ini perlu memiliki pengetahuan yang matang mengenai Human Capital Management.

Memangnya, apa sih Human Capital Management itu? Human Capital Management adalah cara mengelola sumber daya manusia yang menekankan pada peningkatan nilai ekonomis karyawan. 

Maka dari itu, fokus kerja Human Capital adalah untuk meningkatkan keterlibatan dan produktivitas karyawan. Dengan begitu, nilai karyawan sebagai aset bisnis bisa lebih ditingkatkan.

 

Perbedaan HC dan HR

Membandingkan HC dan HR memang agak sedikit sulit. Pasalnya, sering kali job description kedua profesi ini tumpang tindih.

Kedua profesi ini sama-sama mengelola SDM. Hanya saja, HR akan berfokus pada perekrutan, onboarding (penyesuaian/orientasi karyawan baru), memberikan pelatihan dan evaluasi, serta memberikan insentif atas kinerja karyawan.

Sementara itu, HC bertugas untuk memantau performa, pencapaian KPI (Key Performance Indicators), kontribusi, serta peningkatan skill karyawan. Tidak hanya itu, HC juga perlu mengatur strategi untuk meningkatkan loyalitas karyawan dan menurunkan tingkat turnover perusahaan.

Lantas, mengapa tugas-tugas HC dan HR sulit dibedakan satu dengan yang lainnya? Meskipun ada perbedaan tanggung jawab di antara keduanya, tugas-tugas HC dan HR biasanya diamanatkan ke dalam satu departemen yang sama, yaitu Human Resource Department. Karena alasan inilah orang-orang sulit membedakan tugas di antara keduanya. 

 

Tugas HC

Dilansir dari beberapa sumber, berikut adalah beberapa tugas Human Capital:

  • Melakukan perekrutan tenaga kerja baru
  • Menentukan job description dari setiap departemen dan menentukan beban kerja setiap tenaga kerja
  • Mengatur program pelatihan dan pengembangan tenaga kerja
  • Memantau dan menilai kinerja karyawan
  • Validasi data, seperti data pengajuan cuti, gaji pegawai, klaim jaminan sosial, dsb.

Baca Juga: Perusahaan Startup: Kenali Contoh, Jenis, dan Sumber Pendanaannnya

 

Fungsi HC

Dilihat dari tugas-tugas yang dilakukan HC, Anda bisa menilai betapa pentingnya HC untuk keberlangsungan perusahaan. Keberadaan HC memiliki satu fungsi penting, yaitu untuk menghindari kerugian perusahaan terkait dengan aset dan investasi yang telah ditanam perusahaan. 

Aset yang dimaksud tentunya adalah karyawan perusahaan. Dengan adanya HC, kontribusi dan pertumbuhan karyawan bisa dinilai secara berkala. Melalui cara ini, investasi yang dilakukan perusahaan terhadap karyawan—baik dalam bentuk gaji, insentif, maupun pelatihan-pelatihan—bisa menguntungkan bagi perusahaan.

Nah, itulah definisi Human Capital, tugas, serta fungsi Human Capital. Keberadaan HC sangat penting untuk kemajuan perusahaan, sebab melalui departemen inilah kinerja karyawan bisa dipantau dan terus ditingkatkan.


Send this to a friend