Akuntansi Archives - Page 3 of 10 - RDN Consulting


No more posts

January 23, 2023
cooperation-analyst-chart-professional-paper-economics-1.jpg

Kebijakan cadangan khas atau cash ratio policy merupakan salah satu bagian dari kebijakan moneter. Adanya kebijakan ini berguna untuk mengendalikan perekonomian pada negara dan dalam praktiknya, kebijakan ini dilakukan oleh bank sentral. Untuk mengetahui lebih banyak mengenai kebijakan cadangan kas, Anda bisa melihat penjelasannya di artikel ini.

Pengertian Kebijakan Cadangan Kas

Kebijakan cadangan kas adalah kebijakan dari bank sentral untuk menambah atau mengurus jumlah uang yang beredar. Caranya dengan menurunkan atau menaikkan cadangan kas atau simpanan minimum yang dimiliki oleh bank-bank umum.

Cadangan kas minimum yaitu jumlah cadangan kas yang tidak boleh dipinjamkan kepada masyarakat oleh bank umum. Bank sentral menentukan besarnya GWM atau Giro Wajib Minimum yang disesuaikan dengan persentase DPK (dana pihak ketiga) yang bank himpun dari masyarakat.

Cara Kerja Kebijakan

Cara kerja dari kebijakan ini bisa dilihat dari tujuannya, menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Bila ingin mengurangi, maka yang dilakukan bank sentral adalah menaikkan cadangan kas. Sedangkan untuk menambah, bank sentral menurunkan cadangan khas.

Saat bank sentral menaikkan cadangan kas, semua bank umum harus menahan lebih banyak uang di bank dan tidak mengedarkan kepada masyarakat. Akibatnya, uang yabg beredar di masyarakat pun berkurang. Pemberlakuan kebijakan ini biasanya terjadi saat perekonomian tengah mengalami inflasi.

Sebaliknya saat bank sentral menurunkan cadangan kas, itu tandanya bank umum bisa lebih banyak mengeluarkan atau mengedarkan uang kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau pinjaman. Dengan begini, jumlah uang yang beredar pun bertambah. Kebijakan dilakukan saat kondisi ekonomi menunjukkan tanda deflasi.

Tujuan Kebijakan

Selain tujuan tadi, masih ada tujuan umum dari kebijakannya. Tujuan umumnya adalah mengendalikan jumlah uang yang beredar di masyarakat lewat penaikan dan penurunan jumlah cadangan kas sehingga permasalahan ekonomi dapat diatasi.

Tujuan lainnya yaitu meningkatkan kesempatan kerja, menjaga stabilitas harga dan ekonomi, serta perbaikan pada neraca pembayaran. Beberapa tujuan itu tidak lepas dari tujuan kebijakan moneter.

Baca Juga: Manajemen Kas: Pengertian, Tujuan, Model, dan Contoh Kasus

Dampak Kebijakan

Setiap kebijakan tentunya memiliki dampak, begitu juga dengan kebijakan cadangan kas. Dampak yang paling terasa adalah jumlah edaran uang yang semakin bertambah atau berkurang tergantung kebijakan yang diberlakukan.

Tidak hanya itu, kebijakannya juga bisa berdampak pada sektor lain seperti pengangguran. Contohnya, saat bank sentral menurunkan cadangan khas, uang yang dipinjamkan oleh bank itu bisa peminjam manfaatkan untuk membuka usaha sendiri. 

Usaha-usaha baru itu pastinya membutuhkan pegawai agar bisa berjalan. Jadi, usahanya dapat mengurangi jumlah pengangguran karena membuka peluang kerja baru untuk para pengangguran.

Penutup

Apa sekarang Anda sudah memahami apa itu kebijakan cadangan kas? Dari penjelasan di atas Anda bisa mengetahui apa yang mempengaruhi peredaran uang di masyarakat dan dampaknya pada negara. Anda juga jadi paham bagaimana kebijakan itu bekerja dan tujuan diadakannya kebijakan tersebut. Semoga informasi ini bermanfaat untuk Anda.


January 13, 2023
WhatsApp-Image-2023-01-06-at-4.25.21-PM.jpeg

Secara sederhana, kas adalah uang tunai yang dibayarkan secara langsung. Namun dalam akuntansi, kas memiliki arti yang lebih luas lagi. Selain itu, ada juga yang disebut sebagai setara kas. Untuk lebih jelasnya bisa melihat pengertian, contoh, tujuan audit, dan perbedaan antara kas dan setara kas di sini.

Pengertian serta Perbedaan Kas dan Setara Kas

Kas adalah bagian dari aset perusahaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan di perusahaan dan mudah dicairkan. Biasanya perusahaan membagi kas menjadi dua kategori yaitu cash on hand dan cash on bank.

Setara kas adalah jenis investasi dalam jangka waktu pendek yang memiliki risiko tingkat bunga minimum. Karena instrumennya sangat likuid, setara kas dapat diubah perusahaan menjadi kas dengan cepat.

Dari pengertian kas dan setara kas itu, bisa dilihat perbedaan dari keduanya. Kas bisa langsung digunakan oleh perusahaan untuk melaksanakan bisnis sedangkan setara kas adalah investasi yang bisa diubah menjadi kas dan memiliki jangka waktu tertentu. Setara kas juga biasanya digunakan saat kondisi ekonomi sedang tidak stabil.

Contohnya

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, kas dan setara kas memiliki perbedaan. Tidak hanya dari pengertiannya tapi juga bentuknya. Perbedaan itu bisa dilihat dari contoh kas dan setara kas.

Contoh kas adalah petty cash, cek kasir, wesel bank, cek pribadi, cek bersertifikat, wesel pos dan kas yang disimpan di bank. Petty cash atau kas kecil adalah sejumlah uang yang dimiliki perusahaan untuk memenuhi kebutuhannya, hal yang termasuk kas kecil yaitu uang kertas dan uang logam.

Lalu contoh setara kas adalah commercial paper (kertas komersial), money market funds (dana pasar uang), banker acceptances (akseptasi bank) dan surat perbendaharaan negara (SPN). Nilai setara kas tak akan berubah saat dikonversi menjadi kas.

Baca Juga: Manajemen Kas: Pengertian, Tujuan, Model, dan Contoh Kasus

Tujuan Audit Kas dan Setara Kas

Laporan keuangan termasuk hal yang paling penting dalam perusahaan, begitu juga dengan audit. Dari sini bisa terlihat bagaimana kas dan setara kas itu didapat dan penggunanya.  Di bawah ini ada beberapa tujuan dari audit kas dan setara kas, yaitu:

  • Untuk melihat apakah ada internal control (pengendalian intern) yang baik atas kas dan setara kas juga transaksi penerimaan serta pengeluaran kas dan bank.
  • Memeriksa apa semua transaksi itu benar adanya dan bukannya transaksi fiktif.
  • Memastikan jika saldo kas dan setara kas pada laporan keuangan betul-betul ada dan dimiliki oleh perusahaan.
  • Melihat apakah transaksi sudah dicatat dengan akurat tanpa ada kesalahan seperti tidak ada transaksi yang dihilangkan atau tidak ada kesalahan dalam perhitungan.
  • Memeriksakan ada atau tidaknya pembatasan pada penggunaan saldo kas dan setara kas.
  • Memeriksa jika seandainya ada saldo kas atau setara kas dalam valuta asing.

Penutup

Kini Anda sudah memahami pengertian, perbedaan kas dan setara kas, contohnya, sampai tujuan audit untuk keduanya. Semoga informasi ini bermanfaat untuk Anda yang sedang mempelajari apa itu kas serta setara kas.


January 6, 2023
WhatsApp-Image-2023-01-01-at-4.13.40-PM.jpeg

Bagi para akuntan, rekapitulasi jurnal sudah bukan lagi sebuah istilah yang terdengar asing. Setiap kali mereka membuat jurnal yang dijadikan ringkasan transaksi keuangan pada suatu periode tertentu, rekapitulasi ini selalu dilakukan sebelum menutup perhitungan dan pencatatan keuangan di tahap akhir. Oleh sebabnya, proses ini tidak boleh dilewatkan.

Sebelum kita lanjut, apa definisi dari rekapitulasi ini dan jenis-jenisnya serta panduan cara melakukannya?

Apa itu Rekapitulasi Jurnal?

Secara garis besar, rekapitulasi ini adalah sebuah proses yang dilakukan setelah membuat jurnal keuangan dan sebelum melakukan posting hasil akhir ke buku besar keuangan di akhir periode. Setiap kali rekapitulasi dilakukan, proses penjumlahan secara menyeluruh dari masing-masing kolom debit dan kredit dari tiap periode turut dilakukan.

Oleh sebab itu, jika proses rekapitulasi tidak dilakukan sebelum proses posting ke dalam buku besar dilakukan, maka bisa muncul kesalahan perhitungan dalam buku besar yang akan merugikan pengguna buku tersebut di kemudian hari.

Jenis dan Fungsi Rekapitulasi Jurnal

Karena rekapitulasi melibatkan jurnal keuangan dalam proses pembukuan transaksi, jenis rekapitulasi yang ada sebenarnya juga sama seperti jenis jurnal yang ada dalam dunia akuntansi. Namun, supaya definisi masing-masing rekapitulasi menjadi lebih jelas, berikut adalah jenis-jenisnya:

1. Rekapitulasi jurnal umum

Dalam dunia akuntansi, jurnal umum adalah sebuah jurnal yang digunakan untuk mencatat semua jenis transaksi yang telah terjadi dalam suatu periode waktu tertentu. Untuk itu, rekapitulasi untuk jurnal ini dilakukan oleh perusahaan jasa untuk bisa mendapatkan kronologi transaksi yang runtut.

2. Rekapitulasi jurnal khusus

Berkebalikan dari jurnal umum, jurnal khusus adalah ringkasan transaksi dari jenis tertentu yang terjadi secara berulang kali. Rekapitulasi transaksi ini dilakukan sehingga transaksi-transaksi yang tidak bersifat umum tidak akan terlalu cepat memenuhi buku besar nantinya. Adapun jenis jurnal khusus adalah jurnal pembelian, jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas, dan jurnal pengeluaran kas.

Baca Juga: Yuk Cek Cara Membuat Jurnal Umum Perusahaan!

Cara Melakukan dan Siklus Rekapitulasi Jurnal

Setelah tahu jenis-jenisnya, simak cara-cara berikut ini untuk melakukan rekapitulasi untuk laporan keuangan Anda.

  • Cara manual (Dilakukan secara manual oleh akuntan manusia)
  • Cara digital (Dilakukan dengan bantuan software digital)

Setelah memilih cara untuk melakukan rekapitulasi, proses rekapitulasi disebut juga sebagai proses siklus akuntansi. Urutan rekapitulasi dalam siklus akuntansi adalah:

  • Pencatatan semua transaksi yang telah dilakukan di jurnal umum 
  • Melakukan pencatatan semua transaksi di buku besar pembantu
  • Mempersiapkan neraca saldo
  • Membuat jurnal penyesuaian
  • Menyesuaikan neraca saldo
  • Mengeluarkan laporan keuangan
  • Menyiapkan lembar kerja akuntansi
  • Mengeluarkan jurnal penutup
  • Mengumpulkan ringkasan penghasilan
  • Menutup buku neraca saldo

Kesimpulan

Dengan melakukan rekapitulasi jurnal sesuai cara yang benar, buku besar yang ada nantinya tidak akan memiliki kesalahan perhitungan yang bisa merugikan penggunanya di kemudian hari. Tertarik dengan tips dan trik dunia keuangan lainnya? Segera kunjungi website kami untuk tahu lebih jauh!


September 9, 2022
WhatsApp-Image-2022-09-03-at-2.45.13-PM.jpeg

Dalam dunia bisnis, tidak hanya bagaimana cara sebuah produk yang kita bawa bisa laku keras di pasaran. Namun penting juga bagi kita untuk memiliki pencatatan keuangan yang baik dan rapi karena merupakan salah satu fundamental dalam sebuah bisnis. Salah satu pencatatan keuangan yang paling diandalkan dalam sebuah perusahaan ialah neraca lajur. Yuk simak seputar pencatatan keuangan satu ini!

Definisi Neraca Lajur

Neraca lajur adalah salah satu pencatatan keuangan yang cukup penting bagi perusahaan berbentuk kolom yang berisi semua data akuntansi. Pada dasarnya, ia bukan termasuk dari laporan keuangan. Namun pencatatan di dalamnya cukup mempermudah laporan keuangan yang ada. Dengan adanya pencatatan neraca ini, kamu bisa menyusun laporan keuangan dengan cukup mudah dan sistematis.

Manfaat Neraca Lajur

Selain memudahkan pencatatan keuangan, manfaat neraca lajur juga membantu dalam melihat potensi operasional perusahaan. Kamu akan mudah mengendalihan seberapa pengeluaran perusahaan sehingga tidak mudah bangkrut.

Neraca lajur juga memberikan informasi secara ringkas dan menggolongkan informasi neraca saldo yang sudah disusun. Hal itu sangat membantu dalam penyusunan laporan keuangan. Kamu juga bisa melihat ada tidaknya kesalahan dalam segala pencatatan.

Fungsi Neraca Lajur

Neraca lajur memiliki peran yang cukup penting dalam sebuah perusahaan. Berikut beberapa fungsi neraca lajur yang perlu diketahui;

1. Meringkas Data dan Membantu Pemeriksaan Data Ulang

Ada baiknya dalam setiap hal selalu ada pemeriksaan data ulang. Inilah salah satu peran neraca lajur dalam hal keuangan perusahaan. Akuntan perusahaan akan mengecek kembali data-data yang masuk melalui neraca lajur. Neraca lajur cukup membantu pemeriksaan lebih mudah karena ringkasnya data yang ada di dalamnya.

2. Mendukung Penyusunan Laporan Keuangan Perusahaan

Ternyata laporan keuangan bisa selesai lebih cepat dan tepat dengan menggunakan neraca lajur, karena isi dari neraca lajur sudah lengkap sesuai kebutuhan pada laporan keuangan. Untuk itu neraca lajur yang tepat sangat mendukung dalam proses penyusunan laporan keuangan.

3. Prosedur Laporan Keuangan

Adapun fungsi neraca ini sebagai indikator sebuah perusahaan sudah melakukan pencatatan dan pengelolaan keuangan dengan baik dan benar. Jika pencatatan pada neraca baik, maka kredibilitas ikut membaik.

Baca Juga: Mengenal Neraca Keuangan dan Komponen yang Ada di Dalamnya

Cara Membuat Neraca Lajur

Adapun cara membuat neraca lajur yang perlu dilakukan sebagai berikut;

  1. Setelah menuliskan nama perusahaan, jenis neraca lajur, dan periode penyusunan, biasanya terdapat delapan kolom yang kemudian dibagi menjadi dua. Kedua kolom tersebut merupakan debit dan kredit.
  2. Pada tahap selanjutnya cukup sering terjadi kesalahan dan memerlukan ketelitian. Kamu harus mengisi kolom nama-nama akun dan saldo perkiraan dengan benar. Pastikan melakukan pemeriksaan kembali. 
  3. Memasukkan jurnal penyesuaian dan memasukkan data ke jurnal saldo.
  4. Memasukkan akun pendapatan maupun beban ke dalam kolom jurnal laba rugi.
  5. Setelah mengetahui dengan pasti jumlah saldo kredit maupun debit, kamu bisa menjumlahkan kolom laba rugi.

Itulah sedikit pembahasan mengenai neraca lajur. Pastikan semua data yang dimasukkan benar dan akurat. Semoga bermanfaat!


September 7, 2022
WhatsApp-Image-2022-09-03-at-2.36.09-PM.jpeg

Jurnal khusus tentu bukan istilah asing di dunia akuntansi. Buat kamu yang memiliki usaha, jurnal ini memiliki beberapa manfaat untuk kegiatan operasional yang akan menunjang berjalannya perusahaan. Pada artikel ini kamu akan memahami sedikit mengenai definisi hingga fungsi dari jurnal ini. Berikut penjelasan singkatnya.

Definisi Jurnal Khusus

Jurnal khusus merupakan jurnal yang dibuat oleh seorang akuntan sesuai dengan jenis transaksi yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dalam waktu tertentu. Jurnal ini memudahkan perusahaan-perusahaan besar dalam mencari sebuah transaksi tertentu. Jika semua catatan transaksi ditulis pada jurnal umum maka akan sulit untuk mencarinya dengan semua jumlah transaksi yang ada.

Jenis Jurnal Khusus

Jurnal khusus terbagi sesuai dengan jenis transaksi yang ada. Berikut beberapa jenis jurnal khusus yang perlu diketahui;

1. Jurnal Khusus Penjualan

Jika ingin mengetahui informasi mengenai transaksi penjualan secara detail, kamu bisa menemukannya pada jurnal penjualan. Di dalamnya terdapat beberapa keterangan seperti tanggal transaksi, nomor faktur, nama pelanggan, dan total penjualan. Biasanya, jurnal ini digunakan sebagai pencatatan piutang, sedangkan penjualan dalam bentuk tunai masuk ke dalam pencatatan kas. Tetapi prakteknya seringkali keduanya digabung dalam jurnal penjualan.

Baca Juga: Laporan Penjualan : Contoh dan Manfaatnya bagi Pengusaha

 

2. Jurnal Khusus Pembelian

Jika ada jurnal penjualan, tentu ada pula jurnal pembelian. Jurnal ini berfungsi untuk mencatat segala transaksi pembelian berupa barang maupun non barang secara kredit. Biasanya digunakan untuk transaksi pembelian dengan jumlah yang cukup tinggi. Nantinya jurnal ini akan di masukkan ke jurnal umum dengan lebih simple.

 

3. Jurnal Khusus Penerimaan Kas

Jurnal ini juga merupakan salah satu contoh jurnal khusus yang biasa dimiliki perusahaan dagang. Jurnal penerimaan kas berfungsi dalam pencatatan penjualan secara tunai. Adanya jurnal ini kamu bisa menemukan informasi mengenai tanggal transaksi, nama pelanggan, informasi mengenai penerimaan uang tunai, serta kolom debit dan kredit.

 

4. Jurnal Khusus Pengeluaran Kas

Jika berurusan dengan pengeluaran kas perusahaan, jurnal ini menjadi kumpulan catatan mengenai hal itu. Biasanya yang dicatat dalam jurnal ini ialah retur penjualan, pembayaran hutang, pembelian secara tunai, dan pengeluaran-pengeluaran kas perusahaan lainnya.

Baca Juga: Manajemen Kas: Pengertian, Tujuan, Model, dan Contoh Kasus

Fungsi Jurnal Khusus

Pada dasarnya banyak fungsi jurnal khusus yang bisa kamu dapatkan, seperti mengurangi adanya kesalahan dalam perhitungan keuangan sebuah perusahaan, memberikan kemudahan dalam proses audit, dan mencegah terjadinya kecurangan di dalam perusahaan terutama mengenai keuangan atau aset perusahaan.

Selain fungsi di atas, jurnal ini juga berfungsi untuk mempermudah proses pemeriksaan secara berkala. Secara yang tertulis di dalamnya cukup ringkas tetapi cukup lengkap untuk memberikan informasi yang seringkali dibutuhkan. Nggak heran jika jurnal ini cukup penting dalam perusahaan yang memiliki transaksi cukup tinggi.

Itulah penjelasan singkat mengenai jurnal khusus yang perlu diketahui. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan!


September 2, 2022
WhatsApp-Image-2022-08-28-at-9.31.33-AM.jpeg

Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu usaha dalam setiap periode, jurnal penutup perlu dibuat. Setelah jurnal ini dibuat, maka neraca akhir periode pun dapat disiapkan. Seperti apa sebenarnya peranan jurnal penutup di sebuah perusahaan? Bagaimana cara membuatnya? Baca terus artikel ini untuk mengetahuinya.

Pengertian Jurnal Penutup

Jurnal penutup adalah satu bagian dari laporan keuangan yang disusun pada setiap akhir periode pembukuan akuntansi untuk menutup akun laporan laba rugi dan akun prive. Jurnal ini berupa entri tersendiri yang ada pada laporan laba ditahan. Dengan begitu, saldo laporan laba ditahan neraca dapat dipastikan sesuai dengan buku besar. 

Saldo laporan laba rugi tidak disertakan dalam periode berikutnya karena sifatnya sementara. Karena itu, komponen ini beserta penarikan oleh pemilik harus berada dalam posisi nol atau ditutup. Jurnal penutup adalah entri yang harus dibuat untuk menutup akun tersebut.

Cara Membuat Jurnal Penutup

Untuk membuat entri ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:

1. Sumber dokumen

Karena jurnal ini disusun di akhir periode akuntansi, maka dalam pembuatannya membutuhkan dokumen dari aktivitas sebelumnya. Dokumen yang digunakan sebagai dasar menyusun jurnal penutup adalah laporan perubahan modal dan laba rugi. Dua dokumen ini masuk ke dalam laporan keuangan. 

2. Ayat jurnal penutup

Ayat jurnal penutup adalah ayat-ayat yang menunjukkan pemindahan saldo-saldo akun nominal ke ikhtisar laba rugi kemudian diteruskan ke akun modal pemilik. Pencatatan ini dibuat berdasarkan neraca laba rugi. Komponen-komponen yang ada dalam jurnal penutup adalah akun pendapatan, beban, ikhtisar laba rugi, dan prive.

 

Contoh jurnal penutup

Berikut contoh jurnal dari masing-masing komponen:

  • Jurnal penutup akun pendapatan

Akun ini memuat transaksi yang menghasilkan pendapatan untuk perusahaan dalam satu periode. Dalam pembuatan laporan keuangan, saldo pendapatan dalam buku besar akan ditutup dan dipindahkan ke ikhtisar laba rugi.

 

Akun Debit Kredit
Pendapatan  20.000.000
Ikhtisar Laba Rugi 20.000.000

 

  • Jurnal penutup beban

Akun ini memuat biaya operasional yang meliputi beban usaha dan beban lainnya. Akun beban dicantumkan dalam kolom kredit.

 

Akun Debit Kredit
Ikhtisar Laba Rugi 11.000.000
Beban Listrik 3.500.000
Beban Sewa 5.000.000
Beban operasional 2.500.000

 

  • Jurnal penutup ikhtisar laba rugi

Ikhtisar laba rugi dibuat ke dalam posisi nol dengan cara memindahkan saldo ke rekening modal. Caranya, ikhtisar laba rugi dimasukkan dalam bagian debit jika perusahaan mendapat laba. Jika perusahaan menanggung beban lebih besar dari penghasilan, maka ikhtisar laba rugi dicatat dalam kolom kredit.

 

Akun Debit Kredit
Ikhtisar Laba Rugi 25.000.000
Modal  25.000.000

 

  • Jurnal penutup prive

 

Prive adalah pengeluaran pribadi oleh pemilik perusahaan. Biasanya, prive berjumlah kecil. Namun, tetap harus dimasukkan dalam buku besar karena bisa memengaruhi modal.

 

Akun Debit Kredit
Modal 1.500.000
Prive  1.500.000

Baca Juga: Jurnal Pembalik: Mulai dari Manfaat Hingga Cara Menyusunnya

Tujuan Penyusunan Jurnal Penutup

Apa pentingnya dibuat jurnal ini di akhir periode akuntansi? Berikut fungsi jurnal penutup untuk perusahaan:

  • Membuat transaksi akun pendapatan dan beban tidak tercampur dengan hasil akhir di periode sebelumnya.
  • Membuat neraca awal di periode yang akan datang setelah tutup buku.
  • Transaksi periode sebelum dan akan datang disajikan terpisah sehingga akan memudahkan pemeriksaan.
  • Setelah jurnal penutup dibuat, maka akan ada informasi aktual mengenai harta, kewajiban, dan ekuitas.

Nah, demikian pembahasan mengenai jurnal penutup. Lakukan terus pencatatan keuangan bisnismu termasuk jurnal penutup secara disiplin.


July 13, 2022
WhatsApp-Image-2022-07-09-at-4.33.35-PM.jpeg

Sebagai pengusaha, laporan keuangan menjadi salah satu hal terpenting yang harus dimiliki agar mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Berbagai jenis laporan seperti laporan laba rugi, arus kas, neraca, dan beberapa laporan lainnya akan sangat membantu Anda dalam menjalankan bisnis. Nah, untuk artikel kali ini akan membahas sedikit mengenai laporan arus kas.

Apa Itu Laporan Arus Kas?

Laporan arus kas, atau sering dikenal dengan sebutan cash flow, merupakan catatan keuangan yang memberikan informasi mengenai pemasukan dan pengeluaran perusahaan dalam satu periode. Anda dapat melakukan evaluasi secara berkala mengenai struktur keuangan secara likuiditas dan solvabilitas.

Metode dalam Pembuatan Laporan Arus Kas

Dalam pembuatan laporan cash flow, Anda bisa menjadikan laporan neraca dan laba rugi sebagai acuan. Sedangkan untuk metode pembuatannya terdapat 2 cara, yaitu direct method (metode langsung) dan indirect method (metode tidak langsung).

1. Direct Method

Laporan arus kas metode langsung merupakan metode pengelompokan kegiatan operasional dalam beberapa kategori. Penyusunannya pun berdasarkan buku kas atau buku bank. Jika menggunakan metode ini, Anda perlu memberikan laporan mengenai kelompok kategori penerimaan dan pengeluaran kas dalam setiap kegiatan perusahaan.

2. Indirect Method

Berbeda dengan metode langsung, laporan arus kas metode tidak langsung lebih terpusat pada laporan neraca maupun laba rugi yang sudah ada. Penyusunan laporan dengan metode ini akan mengandalkan laba bersih yang ada pada laporan laba rugi, sehingga Anda akan tahu arus kas kegiatan operasional perusahaan.

Baca Juga: Memahami Petty Cash atau Kas Kecil dalam Pembukuan

Komponen Laporan Arus Kas

Selain mengetahui metode pembuatan laporan cash flow, Anda juga perlu mengetahui komponen-komponen pentingnya. Berikut komponen laporan arus kas yang perlu diketahui;

1. Arus kas berasal dari kegiatan operasi

Arus kas ini mencakup segala transaksi yang terjadi pada kegiatan operasi. Transaksi yang dimaksud meliputi adanya pemasukan maupun pengeluaran yang dilakukan perusahaan. Beberapa contoh laporan arus kas pada kegiatan operasi termasuk gaji karyawan, pemasukan dari investor, pembayaran pajak maupun utang, dan lain-lain.

2. Arus kas berasal dari kegiatan investasi

Berbeda dengan kegiatan operasi, cash flow yang berasal dari kegiatan investasi berhubungan dengan adanya penjualan maupun pembelian yang dilakukan oleh aktiva perusahaan. Pasalnya, arus kas ini akan berpengaruh terhadap investasi dalam aset non lancar.

3. Arus kas berasal dari kegiatan pendanaan

Arus kas ini sangat dipengaruhi oleh adanya transaksi utang dan ekuitas perusahaan. Transaksi yang dimaksud ialah mengenai pembuatan dan penghentian surat berharga ekuitas maupun utang.

Manfaat Laporan Arus Kas

Adanya laporan arus kas tentu memiliki manfaat bagi perusahaan. Berikut manfaat laporan cash flow yang perlu Anda ketahui;

  • Dapat memprediksi cash flow yang akan datang berdasarkan cash flow sekarang.
  • Dapat mengukur keberhasilan perusahaan dan laba bersih yang diperoleh.
  • Dapat meningkatkan kinerja perusahaan berdasarkan laporan keuangan.
  • Dapat menentukan pembayaran deviden dan kewajiban pajak sesuai kemampuan perusahaan.

Itulah sedikit ulasan penting mengenai laporan arus kas yang perlu Anda ketahui dalam mengelola perusahaan. Semoga bermanfaat!


July 6, 2022
WhatsApp-Image-2022-07-03-at-3.11.05-PM.jpeg

Rekonsiliasi bank merupakan kegiatan mencocokkan data saldo perusahaan dengan catatan informasi lainnya yang berkaitan dengan laporan perbankan. Atau secara sederhananya, adalah kegiatan mencocokkan data catatan transaksi berdasarkan nasabah (perusahaan) dan bank. 

Rekonsiliasi bank biasanya dilakukan setiap akhir bulan. Lalu kira-kira apa tujuannya dan bagaimana cara membuatnya ya? Yuk simak artikel ini sampai selesai untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. 

Tujuan Rekonsiliasi Bank

Rekonsiliasi bank dapat terjadi karena beberapa hal. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, kegiatan ini merupakan kegiatan pencocokan data antara pihak perusahaan dan pihak bank. Biasanya setiap perusahaan akan memiliki akun di bank untuk menyimpan dan mengendalikan kas perusahaan. Dalam hal ini biasanya setiap perusahaan tidak hanya bergantung pada catatan bank, tapi  juga memiliki catatannya sendiri terkait dana masuk dan keluar secara mendetail.

Biasanya bank akan memberikan catatan atau laporan keuangan kepada perusahaan pada akhir bulan. Namun terkadang terjadi perbedaan catatan, seperti beban bank yang tidak disadari perusahaan, setoran perusahan yang dilakukan akhir bulan tapi tercatat di bulan selanjutnya, hingga kesalahan pencatatan dari salah satu pihak. 

Tujuan rekonsiliasi bank  adalah melakukan verifikasi atau pencocokan perbedaan data tersebut. Selain itu juga untuk mengecek ketelitian dalam pencatatan keuangan. Dengan begitu dari kedua belah pihak, perusahaan dan bank, mengetahui pengeluaran dan pemasukan secara mendetail dan benar. 

Lalu bagaimana kira-kira cara membuat rekonsiliasi bank?

Cara Membuat Rekonsiliasi Bank 

1. Lakukan perbandingan catatan bank dengan catatan perusahaan

Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah membandingkan catatan bank yang diberikan setiap akhir bulan dengan catatan perusahaan sendiri. Lalu lihat dengan seksama letak perbedaannya, mulai dari setoran, biaya layanan, transaksi pengeluaran dan pemasukan dan hal-hal lainnya. 

Ketika ditemukan beberapa perbedaan, maka jumlah saldo akhir dalam catatan bank dan catatan perusahaan akan berbeda. Hal-hal inilah yang kemudian menjadi perhatian penting. Kemudian kamu bisa melakukan pencatatan transaksi yang dilakukan oleh bank dan perbedaan-perbedaan tadi. 

Baca Juga: 3 Tahap Pencatatan Siklus Akuntansi Perusahan Jasa

2. Lakukan penelusuran lebih detail terkait transaksi yang sedang diproses

Agar dapat menemukan mengapa perbedaan catatan tersebut bisa terjadi, kamu perlu juga untuk mencatat transaksi yang sedang diproses. Bisa saja transaksi yang sedang diproses ini belum masuk ke catatan bank, tapi sudah masuk ke catatan perusahaan. Hal ini juga yang bisa menjadi salah satu alasan mengapa nominal kas berbeda. 

3. Buat lembar rekonsiliasi bank dan hitung selisih

Setelah mendapatkan catatan yang lengkap, maka sekarang kamu perlu membuat lembar rekonsiliasi. Dalam lembar ini nanti berisi selisih antara nominal catatan bank dan catatan perusahaan. Jika sudah tidak ada selisih, maka prosesnya sudah selesai. 

Namun jika masih terdapat selisih maka kamu harus melakukan pengecekan ulang dan menemukan perbedaan intinya. 

Nah itu dia ulasan mengenai tujuan rekonsiliasi bank dan cara pembuatannya. Semoga dapat memberikan pencerahan untuk kamu yang sedang bingung, ya!


July 1, 2022
WhatsApp-Image-2022-06-26-at-5.52.20-PM.jpeg

Biaya dan beban merupakan istilah umum dalam dunia akuntansi. Karena keduanya adalah bentuk pengeluaran dari perusahaan, banyak yang mengira jika beban dan biaya adalah hal yang sama. Padahal hal itu tidak benar, simak perbedaan biaya dan beban di sini.

Perbedaan Biaya dan Beban Dari Pengertiannya

Dari pengertiannya sendiri sudah terlihat perbedaan keduanya. Biaya adalah pengeluaran yang wajib dikeluarkan oleh perusahaan untuk membeli barang atau jasa yang mendukung jalannya bisnis. Pada umumnya biaya hanya akan dikeluarkan satu kali saja oleh perusahaan. 

Sedangkan beban adalah penurunan nilai ekonomi yang memiliki dampak pada berkurangnya pendapatan dan menyusutnya nilai aktiva. Beban ini menjadi pengeluaran wajib perusahaan untuk menunjang kegiatan bisnis serta mendapat keuntungan. Tidak seperti biaya yang dibayar satu kali, beban dikeluarkan oleh perusahaan secara reguler. Hal ini membuat beban berpengaruh pada untung dan rugi perusahaan.

Perbedaan Pada Periode Akuntansi

Perbedaan biaya dan beban lainnya bisa dilihat pada periode akuntansinya. Biaya memiliki periode akuntansi lebih panjang yaitu lebih dari satu tahun karena mereka dianggap sebagai pengeluaran modal. Jumlah yang dikeluarkan juga relatif lebih besar.

Sementara itu, periode akuntansi pada beban lebih kecil dari biaya yaitu kurang dari satu tahun. Ini karena beban diambil dari pengeluaran pendapatan. Untuk jumlah pengeluarannya juga relatif lebih kecil dari biaya.

Perbedaan Tempat Pada Laporan Keuangan

Perbedaan ini akan terlihat saat menyusun laporan keuangan. Pada laporan keuangan, biaya terletak dalam penyusunan neraca yang biasanya berbentuk aktiva yang belum terpakai dan dapat bermanfaat di masa depan.

Beda lagi dengan beban di mana mereka diletakkan pada laporan untung dan rugi. Itu menandakan jika pengeluarannya sudah terpakai dan tidak dapat dimanfaatkan lagi di masa depan. 

Perbedaan Pada Tujuan

Biaya dan beban memiliki tujuan yang berbeda pula. Tujuan dikeluarkannya biaya adalah untuk membeli investasi atau aset yang nantinya akan menguntungkan bisnis perusahaan. Aset yang dibeli itu tidak memberikan keuntungan secara instan melainkan baru akan memberi keuntungan di masa mendatang.

Lalu tujuan dari beban adalah untuk memenuhi kebutuhan operasional bisnis sehingga perusahaan bisa mendapat keuntungan secara langsung. Beban sangat berdampak pada kegiatan produksi karena apabila beban terhambat maka produksi pun akan ikut terhambat.

Perbedaan Terhadap Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio dalam keuangan yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melunasi utang jangka pendek atau kewajiban lancar mereka. Cara mengetahui rasio ini adalah membandingkan kewajiban lancar dengan aset lancar.

Biaya sangat berpengaruh pada rasio likuiditas karena kaitannya yang kuat dengan aset perusahaan. Bila biaya dapat menghasilkan aset yang lancar maka kondisi likuiditas pada perusahaan pun akan semakin baik.

Untuk beban sendiri, mereka tidak memiliki dampak pada rasio likuiditas. Penyebabnya karena beban adalah pengeluaran yang berkaitan dengan kegiatan operasional bisnis perusahaan dan tidak digunakan untuk pembelian aset.

Baca Juga: Pengertian Biaya Dibayar di Muka Beserta Contohnya dalam Akuntansi

 

Tadi itu adalah beberapa perbedaan biaya dan beban. Setelah mengetahui apa saja perbedaannya, kini kamu bisa menyusun laporan keuangan dengan benar dan tepat.


June 29, 2022
WhatsApp-Image-2022-06-26-at-5.40.45-PM.jpeg

Dalam dunia bisnis dikenal satu istilah tentang prive dan berkaitan dengan laporan keuangan perusahan. Namun ternyata masih banyak juga pengusaha atau pebisnis yang belum tahu betul apa itu prive. Padahal hal ini sangat penting sekali untuk pengelolaan keungan perusahan. 

Menjadi salah satu hal penting untuk perusahaan, perhitungan prive juga diatur dalam standar akuntasi yang dibuat pemerintah lho. Bagi kamu yang sedang belajar bisnis, yuk cari tahu lebih lanjut tentang hal ini dan bagaimana cara mengelolanya dengan baik. 

Apa Itu Prive?

Prive adalah penarikan modal yang dilakukan oleh investor perusahaan atau pemilik bisnis untuk keperluan pribadi bisnis mereka. Atau dengan kata lain modal untuk suatu perusahaan diambil sebagian atau seluruhnya oleh pemiliki bisnis atau investor perusahaan. Pada bisnis kemitraan, transaksi ini dilakukan secara tradisional. Sementara pada perusahaan besar, biasanya transaksi ini akan dirujuk sebagai aktivitas distribusi. 

Pihak dari perusahaan nantinya akan melakukan pencatatan pada entri jurnal penarikan pemilih dengan melakukan pendebetan uang. Prive juga dapat dibilang sebagai ekuitas sementara yang ditutup untuk akun modal pemiliki pada akhir tahun. 

Dalam pelaksanaannya, transaksi ini harus memiliki persetujuan dari komisaris. Jika sudah disetujui maka dan dapat dipakai oleh investor secara pribadi. Secara umum tentu saja transaksi ini akan berpengaruh pada ekuitas perusahaan. Maka dari itu penting untuk mengetahui bagaimana cara mengelola prive dengan baik. 

Baca Juga: Pengertian dan Contoh Laporan Perubahan Modal secara Umum

 

Cara Mengelola Prive

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya bahwa transaksi ini akan berpengaruh pada jalannya suatu perusahaan, maka perlu pengelolaan yang bijak. Berikut ini beberapa tips pengelolaan yang dapat dilakukan.

1. Tentukan batasan prive

Hal ini perlu dilakukan agar modal yang ditarik tidak terlalu banyak, sehingga tidak merugikan bisnis kamu sepenuhnya. Kamu bisa menetapkan batasan, misalnya maksimal sebesar 50% dari modal awal yang ada. 

2. Menyiapkan cadangan dana

Karena sudah mengetahui bahwa sewaktu-waktu investor akan melakukan transaksi ini dan hal tersebut jelas akan berpengaruh pada keadaan bisnis kamu, maka penting untuk menyiapkan cadangan dana. Hal dilakukan agar perusahaan atau bisnis kamu tidak terlalu kelabakan apabila ada keperluan mendesak sementara investor tiba-tiba melakukan penarikan modal. 

Cadangan dana bisa menjadi pilihan yang tepat yang harus kamu persiapkan. 

3. Jumlah penarikan harus kurang dari laba yang diterima

Selain dua poin di atas, kamu harus membuat peraturan terkait nominal penarikannya. Sebaiknya kamu membuat aturan bahwa jumlah penarikannya harus kurang dari laba yang diterima. 

Laba dari setiap penjualan produk kamu harus diperhatikan peningkatan dan penurunannya, jadi perlu ada batasan untuk penarikan modal yang tidak boleh lebih dari laba yang diterima. 

4. Lakukan evaluasi

Setelah melakukan poin-poin yang sudah disebutkan sebelumnya, maka kamu juga perlu untuk melakukan evaluasi secara berkala. Evaluasi ini bisa kamu lakukan dengan melihat pengurangan atau penambahan modal perusahaan.  Dari hasil evaluasi ini kamu dapat melihat keseimbangan bisnis kamu. 

Nah demikianlah ulasan terkait prive dan hal-hal yang harus kamu perhatikan saat mengelolanya.