Mengenal Akuntansi Perusahaan Jasa, Siklus dan Jenis Transaksinya - RDN Consulting

June 21, 2020by admin2
556-1280x853.jpg

Sesuai namanya, perusahaan jasa adalah perusahaan yang menyediakan layanan khusus untuk pelanggan mereka. Jasa konsultasi profesional seperti dokter dan pengacara hingga pekerjaan rumah tangga seperti pengasuhan anak.

Perusahaan jasa menyediakan layanan selama satu kali atau dapat juga berkelanjutan. Perusahaan juga dapat memilih untuk meminta pembayaran berdasarkan jam atau hari atau per layanan terselesaikan.

Dalam menjalankan perusahaan jasa, tentu siklus akuntansi perusahaan jasa juga berbeda jika dibandingkan dengan lainnya karena proses kegiatan dan produk yang berbeda pula. 

Sebetulnya, proses akuntansi perusahaan jasa lebih sederhana daripada perusahaan lain. Untuk informasi lebih lengkapnya, simak ulasan berikut ini.

10 Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa

Perusahaan jasa menentukan pendapatan bersihnya dengan mengurangi biaya operasional dari pendapatannya. Siklus akuntansi perusahaan jasa dimulai ketika pelanggan membayar layanan tersebut. 

Namun, perusahaan jasa seringkali harus menunggu beberapa bulan atau minggu untuk menagih pembayaran pelanggan sesuai waktu yang telah disepakati. 

Saldo yang belum dibayar pada faktur ini adalah piutang dagang, yang sering berpotensi tidak diperhitungkan dalam situs akuntansi.

Siklus akuntansi sendiri adalah proses yang dirancang untuk membuat akuntansi keuangan kegiatan bisnis lebih mudah bagi pemilik perusahaan jasa. Terdapat 8 langkah yang harus diikuti dalam akuntansi perusahaan jasa.

  • Identifikasi Transaksi

Langkah pertama dalam siklus akuntansi adalah mengidentifikasi transaksi. Perusahaan akan memiliki banyak transaksi sepanjang siklus akuntansi. Masing-masing perlu dicatat dengan benar di buku perusahaan.

Sangat penting untuk mencatat semua jenis transaksi, biasanya perusahaan jasa menggunakan teknologi point of sale yang diintegrasikan dengan pembukuan mereka untuk mencatat transaksi penjualan. 

Contoh:  Kuitansi penjualan, nota pembelian, dan lain sebagainya. 

  •  Catat Transaksi dalam Jurnal

Langkah kedua dalam siklus adalah pembuatan entri jurnal untuk setiap transaksi. Menggunakan point of sale biasanya membantu perusahaan melewati siklus 1 dan 2, namun perusahaan juga tetap memantau pengeluaran mereka.

Catat transaksi dalam jurnal dengan detail berdasar data yang didapat agar memudahkan siklus selanjutnya. 

Pilihan antara akuntansi akrual dan kas akan menentukan kapan transaksi dicatat secara resmi. Perlu diingat, akuntansi akrual membutuhkan pencocokan pendapatan dengan pengeluaran sehingga keduanya harus dipesan pada saat penjualan. Sedangkan, akuntansi kas mengharuskan transaksi dicatat ketika kas diterima atau dibayar. 

Pilihan selanjutnya yaitu pencatatan single entry dan double entry. Single entry adalah pencatatan transaksi keuangan hanya satu kali dengan transaksi yang memengaruhi akun kas. Double entry adalah pencatatan transaksi keuangan dua kali pada debet maupun kredit agar menghasilkan laba rugi atau neraca.

  • Posting ke Buku Besar

Setelah transaksi dicatat sebagai entri jurnal, maka selanjutnya harus memposting ke akun di buku besar. Buku besar memberikan rincian semua kegiatan akuntansi dengan akun dan mencatat aktiva tertentu.

Contoh: jenis transaksi, tanggal, nomor, nama akun dan lain sebagainya. 

Hal ini memungkinkan pemegang buku untuk memantau posisi dan status keuangan berdasarkan akun. Salah satu akun yang paling sering direferensikan dalam buku besar adalah akun kas yang merinci berapa banyak uang tunai yang tersedia.

Kemudian, hitung saldo pada buku besar agar mengetahui total nilai akun.

  • Penyusunan Neraca Saldo

Pada akhir periode akuntansi, neraca saldo  dihitung sebagai langkah keempat dalam siklus akuntansi. Neraca saldo memberitahu perusahaan jasa jika terdapat saldo yang belum disesuaikan di setiap akun di buku besar.

Jumlah debet dan kredit harus sama ketika melakukan siklus penyusunan neraca saldo.

  • Penyusunan Jurnal dan Neraca Saldo Penyesuaian

Menganalisis jurnal dan mengidentifikasi jurnal penyesuaian merupakan langkah kelima dalam siklus. Jurnal penyesuaian dibuat dan digunakan untuk memastikan bahwa debet dan kredit sama. Jika ada perbedaan maka penyesuaian perlu dilakukan.

Selain mengidentifikasi kesalahan, penyesuaian juga mungkin diperlukan untuk pencocokan pendapatan dan pengeluaran saat menggunakan akuntansi akrual.

Baca juga: Manfaat Menggunakan Kantor Jasa Akuntansi

  • Neraca Lajur

Neraca saldo dan jurnal penyesuaian menjadi acuan dalam menyusun neraca lajur. Neraca lajur menginformasikan akuntansi berbentuk laporan laba rugi dan neraca. Keduanya, akan menjadi pondasi dalam membuat laporan keuangan.

  •  Laporan Keuangan

Setelah perusahaan membuat semua jurnal penyesuaian, kemudian menghasilkan laporan keuangannya pada langkah ketujuh. Bagi sebagian besar perusahaan, laporan ini akan mencakup neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan laporan arus kas.

  • Jurnal Penutup

Akhirnya, perusahaan mengakhiri siklus akuntansi pada langkah kedelapan dengan menutup pembukuannya pada akhir hari pada tanggal penutupan yang ditentukan. Pernyataan penutup memberikan laporan analisis kinerja selama periode tersebut.

Rekening yang ditutup yaitu rekening nominal dan laba rugi. Caranya, dengan me-nol kan atau membuat nihil kedua rekening terkait. 

  • Jurnal Pembalik

Jurnal pembalik adalah siklus pembalikan terhadap beberapa akun yang telah ditutup agar mengembalikan saldonya. 

Contoh: pembayaran dimuka dan belum jatuh tempo.

  • Neraca Akhir atau Awal

Setelah penutupan, siklus akuntansi dimulai lagi dari awal dengan periode pelaporan baru. Penutupan biasanya merupakan waktu yang baik untuk mengajukan dokumen, merencanakan periode pelaporan berikutnya, dan meninjau kalender acara dan tugas di masa depan.

Neraca ini sebagai neraca akhir pada sebuah periode, dan digunakan sebagai siklus akuntansi selanjutnya. 

Baca juga: Akuntansi Biaya: Pengertian, Fungsi, dan Manfaatnya bagi Suatu Perusahaan

Jenis Transaksi Akuntansi Perusahaan Jasa

Sistem akuntansi menyediakan laporan keuangan yang merangkum posisi keuangan perusahaan jasa dalam periode tertentu, yang dikenal sebagai periode transaksi. Agar memfasilitasi hal ini, transaksi dirangkum ke dalam akun buku besar yang diklasifikasikan ke dalam lima kategori:

  • Aset

Aset adalah item bernilai yang dimiliki perusahaan jasa dan digunakan untuk melakukan penjualan. Contoh: uang tunai, peralatan, tanah, bangunan dan furniture.

  • Kewajiban

Setiap kewajiban atau utang yang dimiliki perusahaan jasa akibat operasional disebut kewajiban. Contoh: jumlah yang terutang kepada pemasok atau pinjaman bank.

  • Ekuitas Pemilik

Ekuitas pemilik adalah klaim pemilik atas aset bisnis setelah dikurangi kewajiban.

  • Pendapatan

Pendapatan dihasilkan dari penjualan jasa dalam bisnis. Contoh: transaksi penjualan jasa konsultasi.

  • Pengeluaran 

Barang atau layanan yang digunakan dalam menjalankan perusahaan jasa. Contoh: inventaris, biaya pembersihan, listrik dan telepon. 

  • Piutang 

Piutang adalah penjualan atau layanan yang diberikan secara kredit. Sesuai dengan kebijakan / perjanjian yang dibuat, pelanggan membayar pembayaran dalam periode waktu yang ditentukan. Sehingga pada saat pembayaran piutang, perusahaan juga harus mencatatnya.

Laporan kinerja keuangan menyederhanakan pendapatan dan pengeluaran dalam rumus:

Pendapatan – Beban = Laba/ (Rugi) Bersih

Laporan posisi keuangan mengikuti perhitungan yang dikenal sebagai persamaan akuntansi:

Aset – Kewajiban = Ekuitas Pemilik

Akuntansi perusahaan jasa memang berbeda dengan perusahaan lain, bahkan antar perusahaan jasa sendiri bisa menghasilkan pencatatan yang berbeda. Hal ini tergantung pada ruang lingkup dan skala operasional perusahaan.  

Perlu diingat, pahami dengan betul setiap jenis transaksi agar terhindar dari kesalahan dalam pencatatan akuntansi. 

admin

Send this to a friend