Apa itu Akuntansi Perpajakan? Begini Fungsi, Prinsip & Contohnya

May 26, 2021by Admin dua
Akuntansi-Perpajakan.jpg

Sejatinya, dunia pajak tidak mengenal akuntansi dan hanya terdapat pencatatan serta pembukuan saja. Akan tetapi, di era modern, sistem akuntansi sangat diperlukan. Maka muncul istilah akuntansi perpajakan, yang berarti segala pencatatan serta penyusunan segala transaksi keuangan agar tahu jumlah pajak yang perlu dibayar Wajib Pajak (WP).

Simak rangkuman Rusdiono Consulting berikut untuk mengenali lebih lanjut tentang akuntansi perpajakan. 

Apa itu Akuntansi Perpajakan?

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, akuntansi perpajakan adalah suatu kegiatan mencatat keuangan di suatu badan usaha maupun lembaga guna mengetahui besaran pajak yang perlu dibayar.

Sebagai salah satu cabang ilmu akuntansi, akuntansi perpajakan memiliki cara kerja yang hampir sama seperti akuntansi lainnya. Akan tetapi, akuntansi memberi hasil laporan keuangan sedangkan akuntansi perpajakan memberi hasil laporan pajak.

Fungsi Akuntansi Perpajakan 

Akuntansi perpajakan bukan hanya bermanfaat untuk mengetahui besaran pajak yang harus dibayarkan wajib pajak, tetapi juga mempunyai fungsi lain yang cukup berperan, yaitu:

 

  • Strategi 

 

Akuntansi perpajakan memiliki fungsi untuk strategi dalam merencanakan perpajakan di masa mendatang berdasarkan data pembayaran pajak dan sebagai bahan penilaian kinerja perusahaan dari periode sebelumnya.

 

  • Analisis

 

Selain strategi, manfaat selanjutnya adalah bahan analisis guna mengetahui besaran pajak sebagai tanggungan perusahaan di masa yang akan datang agar memudahkan perusahaan ketika mengurus perpajakan.

 

  • Publikasi

 

Kemudian, akuntansi perpajakan memiliki fungsi dalam laporan keuangan ketika terdapat investor maupun keperluan publikasi yang lain. Dengan laporan pajak yang baik, perusahaan pun dapat dinilai mempunyai performa yang baik pula.

 

  • Pembanding

 

Fungsi lainnya adalah sebagai dokumentasi perpajakan per tahun yang dapat dipakai sebagai perbandingan dalam memahami riwayat perkembangan keuangan perusahaan.

 

Prinsip-Prinsip yang Perlu Diketahui

Terdapat beberapa prinsip akuntansi perpajakan yang perlu dipahami agar perusahaan tidak melakukan kesalahan saat memproses penghitungan pajak, diantaranya sebagai berikut ini.

 

  • Kesatuan

 

Prinsip kesatuan berarti perusahaan adalah satu kesatuan ekonomi yang tidak dapat disatukan dengan entitas ekonomi lain yakni pemilik perusahaan maupun lembaga lain yang secara hukum tidak mempunyai hak.

 

  • Historis

 

Prinsip historis mewajibkan untuk mencatat keuangan secara real terhadap pembiayaan suatu barang ataupun aset. Contoh, jika perusahaan membeli suatu bangunan seharga Rp250.000.000 tetapi saat proses negosiasi mendapat harga Rp200.000.000, maka pencatatan adalah senilai Rp200.000.000 sesuai kesepakatan yang dibayar.

 

  • Pengungkapan Penuh

 

Agar menghasilkan akuntansi perpajakan yang akurat, setiap aktivitas keuangan yang dicatat wajib disajikan secara informatif serta detail. Bahkan, tambahkan catatan kaki serta lampiran penting sebagai referensi.

Setelah memahami prinsip-prinsip penting tersebut, diharapkan risiko kesalahan serta ketidakakuratan pencatatan data pajak dapat diminimalkan, bahkan dihilangkan.

Klasifikasi Pajak

Sebelum membahas contoh perhitungan akuntansi perpajakan, suatu perusahaan atau lembaga wajib mengetahui jenis pajak terutang. Berikut adalah klasifikasi pajak berdasarkan cara pemungutannya:

 

  • Pajak Langsung

 

Pajak langsung adalah pengenaan pajak yang didasarkan atas jumlah penghasilan maupun kekayaan yang dipunyai suatu perusahaan atau lembaga. Adapun jumlahnya sudah diatur dalam Undang-Undang Perpajakan. Pajak langsung umumnya wajib dibayar oleh wajib pajak serta tidak dapat diwakilkan maupun dibebankan pada orang atau instansi lain.

 

  •  Pajak Tidak Langsung

 

Pajak tidak langsung adalah besaran pajak pada saat terjadi suatu transaksi keuangan. Pajak semacam ini dapat diwakilkan atau dibebankan kepada orang lain. Contoh sederhana pajak tidak langsung yaitu ketika membeli pembelian barang di pusat perbelanjaan. Harga yang dibayar umumnya sudah termasuk pajak sehingga WP tidak perlu lagi membayar pajak ke pemerintah.

Baca Juga: Apa Itu Pajak PPN? Cari Tahu Definisi, Objek, dan Tarifnya di Sini

Contoh Perhitungan Akuntansi Perpajakan

Ketika telah mendalami konsep dasar mengenai akuntansi perpajakan, yang harus dilakukan sekarang adalah mempelajari cara menghitung dengan benar.

Dalam menghitung jumlah pajak yang harus dibayar, terdapat beberapa variabel yang harus dilengkapi. Apabila ingin menghitung jumlah pajak terutang, harus diketahui terlebih dahulu  jumlah setoran pajak penghasilan karyawan, penghasilan kena pajak, maupun jumlah wajib pajak di perusahaan.

Simak rumus dalam menghitung jumlah pajak terutang berikut ini:

PKP x 25% = PPh Badan

PPh Badan – PPh – PPh Pasal 23 = Pajak Terutang

Contoh Kasus Perhitungan

PT ABC menerima penghasilan kotor senilai Rp100.000.000.000. Lalu diketahui besaran PPh senilai Rp5.000.000.000, PPh Pasal 23 senilai 3 milyar, dan pengeluaran senilai Rp40.000.000.000. Cara mengetahui jumlah PKP perusahaan adalah dengan mengikuti rumus berikut ini.

Penghasilan Kotor – Pengeluaran = PKP Perusahaan

Rp100.000.000.000 – Rp40.000.000.000 = Rp60 miliar.

Dengan demikian, cara menghitung pajak terutang PT ABC yaitu:

Rp60.000.000.000 x 25% = Rp15.000.000.000

Maka besaran jumlah pajak yang wajib dibayarkan PT ABC

Rp15.000.000.000 – Rp5.000.000.000 – Rp3.000.000.000 = Rp7.000.000.000

Demikian pengertian, fungsi, klasifikasi, serta contoh akuntansi perpajakan. Namun, kini Anda tidak perlu bingung lagi dalam mengurus dunia perpajakan terlebih untuk badan. Jasa konsultan pajak Rusdiono Consulting memberi Anda tips dan solusi terbaik atas segala urusan pajak perusahaan. Biarkan kami yang membantu urusan pajak Anda, sehingga Anda dapat berfokus pada hal-hal lain dalam bisnis.

Admin dua

Send this to a friend