Pengertian Liabilitas dan Jenis-Jenisnya dalam Bisnis

April 22, 2021by Admin dua
iStock-636772794-liability-1000x800-1.jpg

Dalam menjalankan operasional bisnis, pengusaha tidak hanya mengandalkan modal dan aset. Seringkali perusahaan juga berhutang. Nah, kewajiban untuk membayar hutang ini lah yang disebut dengan liabilitas.

Dalam praktiknya, perusahaan tidak melulu mengandalkan modal dan aset yang ada. Mengambil risiko seperti berhutang menjadi kunci agar bisnis tetap berkembang.

Misalnya ketika membeli barang atau jasa dari vendor, perusahaan biasanya akan berhutang dan itu wajar. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan jumlah aset dalam waktu singkat.

Jadi apa itu liabilitas? Kenapa perusahaan melakukan liabilitas dan apa jenis-jenis liabilitas itu sendiri?

Liabilitas dalam Bisnis

Mengutip Investopedia, liabilitas adalah kewajiban perusahaan atau perorangan yang diselesaikan seiring berjalannya waktu dengan memberikan manfaat ekonomi seperti uang, barang, atau jasa.

IASB (International Accounting Standard Boards) mendefinisikan liabilitas sebagai kewajiban entitas saat ini yang berasal dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya melalui arus kas keluar entitas tersebut.

Australian Accounting Standard Boards menjelaskan juga bahwa liabilitas terjadi karena sebuah pengorbanan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat ekonomi.

Manfaat ekonomi yang dimaksud adalah penghasilan, peningkatan aset, atau kekuatan modal.

Singkatnya liabilitas adalah kewajiban yang harus dibayarkan perusahaan dari pihak lain untuk mendapatkan nilai ekonomi salah satunya dalam proses operasional bisnis.

Misalnya saja utang yang berasal dari pembelian aset, gaji karyawan, pajak, sewa, atau obligasi.

Dalam akuntansi, liabilitas berbanding terbalik dengan aset. Hal ini karena liabilitas adalah kewajiban kepada pihak lain sedangkan aset adalah sumber daya yang dimiliki untuk menjalankan operasional.

Selain itu, perubahan liabilitas juga bisa dianalisis melalui persamaan dasar akuntansi. Dimana persamaannya adalah Aset = liabilitas + ekuitas (modal).

Oleh karena itu,adanya hak yang dimiliki oleh perusahaan akan selalu diikuti dengan adanya kewajiban (liabilitas).

Di sisi lain, liabilitas berbeda dengan beban. Hal ini karena beban adalah pengeluaran yang dilakukan untuk menjalankan bisnis. Sedangkan hutang adalah sesuatu yang wajib dibayar tanpa melihat kondisi bisnis saat ini.

Oleh karena liabilitas tidak melihat kondisi bisnis, maka kewajiban (liabilitas) harus dibayarkan pada tenggat waktu yang sudah ditentukan.

Jenis-Jenis Liabilitas

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kewajiban atau hutang dituntaskan pada waktu tenggat yang ditentukan.

Berikut jenis-jenis liabilitas yang didasari dari jangka waktu pembayaran dan sifat urgensinya.

1. Kewajiban Lancar (Jangka Pendek)

Kewajiban atau liabilitas jangka pendek juga biasa disebut dengan liabilitas lancar yaitu dimana kewajiban jatuh tempo selama siklus operasi normal atau satu tahun.

Berikut beberapa contoh dari liabilitas lancar:

 

  • Utang dagang – utang yang berasal dari transaksi pembelian barang atau jasa.
  • Utang tagihan atau akrual – beban perusahaan yang belum dibayarkan secara tunai.
  • Pendapatan di muka – kondisi dimana perusahaan telah menerima penghasilan namun barang atau jasa belum sampai ke tangan pelanggan.
  • Utang wesel – pinjaman berbunga dengan masa tagihan kurang dari satu tahun.

 

    • Utang jangka panjang yang jatuh tempo pada periode saat ini (satu tahun) misalnya obligasi berseri.

 

  • Utang dividen – Kewajiban perusahaan yang harus dibayar kepada para pemegang saham.

 

Selain contoh-contoh tersebut, liabilitas lancar juga digunakan dalam rasio keuangan yaitu:

  • Rasio kas (cash ratio) yang dihitung dengan cara membandingkan total kas dan setara kas dengan kewajiban lancar.
  • Rasio lancar yang dihitung dengan membandingkan aset lancar dengan kewajiban lancar.
  • Rasio cepat yang dihitung dengan membandingkan aset lancar yang dikurangi persediaan dengan kewajiban lancar.

2. Kewajiban Tidak Lancar (Jangka Panjang)

Liabilitas tidak lancar juga disebut dengan liabilitas jangka panjang dimana waktu tenggat pembayaran lebih dari satu tahun.

Biasanya dalam liabilitas jangka panjang terdapat restriksi atau batasan yang berguna untuk memberikan perlindungan antara peminjam maupun pihak yang dipinjamkan.

Kewajiban jangka panjang ada biasanya karena sebuah perusahaan ingin mengembangkan bisnisnya atau baru memulai bisnis.

Contoh liabilitas jangka panjang adalah hutang hipotek, hutang obligasi, atau hutang wesel jangka panjang.

3. Kewajiban Kontinjensi

Kewajiban atau likuiditas kontinjensi bisa dikatakan kewajiban berdasarkan kejadian luar biasa.

Maksudnya luar biasa adalah kewajiban yang berpotensi timbul akibat peristiwa masa lalu. Itu artinya, kewajiban tersebut tidak bersifat aktual.

Singkatnya, kewajiban bisa saja timbul tergantung terjadinya peristiwa saat ini atau mendatang.

Dalam pencatatan, kewajiban jenis ini tidak dicatat dalam laporan keuangan secara aktual. Namun hanya sebagai lampiran.

Contoh liabilitas kontinjensi adalah gugatan atau garansi produk.

Analisis Liabilitas Bisnis

Ternyata rasio liabilitas sebuah perusahaan bisa dianalisis menggunakan sebuah metode yang bernama rasio solvabilitas atau istilah lainnya leverage.

Analisis ini berfungsi menganalisis kemampuan perusahaan dalam membayar kewajibannya dengan membandingkan aspek akuntansi lain yaitu aset dan modal.

Adapun rasio yang umum digunakan adalah sebagai berikut.

1. Rasio Utang Terhadap Aset (Debt to Asset Ratio)

Rasio ini digunakan untuk menganalisis porsi hutang pada semua aset yang dimiliki perusahaan.

Perhitungan rasio ini adalah dengan membandingkan total liabilitas dengan total aset perusahaan.

Satu hal yang perlu diperhatikan adalah semakin besar persentase rasio utang terhadap aset, maka liabilitas perusahaan dianggap kurang aman.

2. Rasio Utang Terhadap Modal (Debt to Equity Ratio)

Rasio ini bertujuan untuk membandingkan jumlah kewajiban dengan ekuitas atau modal yang dimiliki oleh perusahaan.

Dimana jumlah utang tidak boleh melebihi jumlah modal yang dimiliki perusahaan. Itu artinya, semakin kecil persentase rasio ini, maka liabilitas perusahaan semakin baik.

Itulah pengertian liabilitas dan jenis-jenisnya dalam bisnis. Tentu, sebagai pebisnis, adanya liabilitas atau kewajiban adalah hal wajar. Namun hal yang perlu diingat adalah jumlah utang tidak boleh melebihi modal atau aset yang dimiliki perusahaan.

Admin dua

Send this to a friend