Virus Korona : Apa Itu COVID 19? - RDN Consulting

March 19, 2020by admin
2-1280x720.jpg

Virus Korona merupakan keluarga besar virus yang bisa menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Sebagian virus korona bersifat zoonotik yaitu penyakit pada hewan yang dapat menular ke manusia.

Virus Korona jenis baru yang ditemukan pada manusia diduga berasal dari pasar hewan di Wuhan Cina, pada Desember 2019, kemudian diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2), dan menyebabkan penyakit Coronavirus Disease-2019 (COVID-19).

Lalu apakah COVID-19 sama dengan penyakit SARS yang pernah menghebohkan pada tahun 2003? COVID-19 termasuk dalam keluarga besar virus korona yang sama dengan penyebab SARS, hanya berbeda jenis virusnya. Gejalanya mirip dengan SARS, namun angka kematian SARS (9,6%) lebih tinggi dibanding COVID-19 (kurang dari 5%).

Gejala

Gejala umum berupa demam ≥380C, batuk kering, dan sesak napas. Pada kasus yang lebih parah infeksi virus dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal bahkan kematian.

Jika dalam 14 hari sebelum muncul gejala tersebut seseorang pernah melakukan perjalanan ke negara terjangkit, atau pernah merawat/kontak erat dengan penderita COVID-19, maka orang tersebut dianjurkan untuk melapor ke fasilitas kesehatan setempat untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Cara Penularan

Penyakit ini dapat menyebar melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung atau mulut pada saat batuk atau bersin. Droplet tersebut kemudian jatuh pada benda di sekitarnya. Jika ada orang lain menyentuh benda yang sudah terkontaminasi dengan droplet tersebut, lalu menyentuh mata, hidung atau mulut, atau tanpa sengaja menghirup droplet tersebut maka orang itu dapat terinfeksi COVID-19. Inilah sebabnya penting untuk menjaga jarak hingga kurang lebih satu meter dari orang yang sakit

Pengobatan

Belum terdapat pengobatan spesifik terhadap COVID-19. Tetapi dokter dapat memberikan obat-obatan seperti pereda demam, nyeri, obat batuk ataupun pilek untuk meredakan gejalanya. Dokter juga mungkin akan memberikan antibiotik, karena seringkali terjadi infeksi sekunder yang disebabkan bakteri.

Sekitar 80% kasus dapat pulih tanpa perlu perawatan khusus. Walaupun angka kematian penyakit ini masih rendah (sekitar 3%), namun bagi orang yang berusia lanjut, dan orang-orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya (seperti diabetes, tekanan darah tinggi dan penyakit jantung), mereka biasanya lebih rentan untuk menjadi sakit parah.

Pencegahan

Saat ini belum ada vaksin untuk mencegah COVID-19. Vaksin pencegahan tersebut sedang dalam tahap pengembangan/uji coba. Virus korona dapat dicegah dengan kondisi badan sehat dan imunitas yang baik. Perilaku hidup bersih dan sehat juga menjadi hal utama untuk mencegah terjadinya penularan infeksi.

Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah terinfeksi adalah:

  • Mencuci tangan dengan benar secara teratur menggunakan air dan sabun atau hand-rubberbasis alkohol. Sekitar 98% penyebaran penyakit bersumber dari tangan. Karena itu, menjaga kebersihan tangan adalah hal yang sangat penting.
  • Ketika batuk dan bersin, tutup hidung dan mulut dengan tisu atau lengan atas bagian dalam (bukan dengan telapak tangan).
  • Hindari kontak dengan orang lain atau bepergian ke tempat umum..
  • Gunakan masker dengan benarhingga menutupi mulut dan hidung ketika Anda sakit atau saat berada di tempat umum.
  • Buang tisu dan masker yang sudah digunakan ke tempat sampah dengan benar, lalu cucilah tangan Anda.
  • Menunda perjalanan ke daerah/ negara dimana virus ini ditemukan.

dr. Amadea Hasian

Referensi

  1. Coronavirus [Internet]. Who.int. 2020
  2. QnA : Pertanyaan dan Jawaban Terkait COVID-19 (Update 6 Maret 2020) » Info Infeksi Emerging Kementerian Kesehatan RI [Internet]. Info Infeksi Emerging Kementerian Kesehatan RI. 2020

admin

Send this to a friend