covid 19 Archives - RDN Consulting


No more posts

May 7, 2020
ab2724c1-aa10-4af1-931d-cc43ddaea48d.jpg

117f5131-e188-4ae1-aacb-5499255e71a3
de119b99-c374-473f-a828-89717037b8c0
ab2724c1-aa10-4af1-931d-cc43ddaea48d

Selama masa Work From Home, Instellar mengadakan kegiatan Instellar Webinar Series untuk membantu pemilik bisnis dalam menghadapi Covid-19 ini. Kegiatan yang diadakan oleh Instellar ini diharapkan mampu untuk menginspirasi tidak hanya dalam menghadapi Covid-19, tetapi untuk masa depan ketika situasi sudah kembali normal. Kegiatan ini diadakan setiap Hari Rabu dan dimulai pada pukul 3 sore di aplikasi Zoom.

Pada tanggal 6 Mei 2020, Instellar bekerjasama dengan Jurnal untuk mengadakan Webinar Series membahas mengenai keuangan. Pada kesempatan ini, Rusdiono Consulting sebagai Authorized Partner dari Jurnal, berkolaborasi untuk mengisi materi didalam Webinar Series tersebut. Judul yang dibawakan oleh Leander Resadhatu R., sebagai Partner dari Rusdiono Consulting, adalah “Securing Business in Covid 19 : What is the Best Financial Strategy?”

Resadhatu memberikan materi yang cukup detail mengenai strategi keuangan dalam masa Covid-19 ini. Materi yang dibahas mengenai Financial Distress, Insolvency, Cash Management, Cash as a Buffer Stock, dan Turnover Process Model. Resadhatu menjelaskan bahwa pada kesempatan ini Ia tidak hanya ingin menjelaskan mengenai strategi keuangan saja, tetapi bagaimana perusahaan untuk menyiapkan keluar dari kesulitan keuangan yang melanda perusahaan.

Resadhatu  mengatakan, “Kondisi seperti ini seharusnya Business Owner mulai melakukan review terhadap perusahaan yang dimilikinya. Apakah ketika selesai pandemi ini, perusahaan tersebut masih bisa diterima dimasyarakat. Karena nantinya masyarakat akan start the new normal, jadi pasti akan ada yang berubah. Review terhadap bisnis harus dilakukan sekarang, bukan nanti. Kalau nanti artinya kalian telat.”

Pada kesempatan ini Resadhatu mengundang salah satu klien yang terkena dampak yang cukup signifikan akibat dari Covid-19 yaitu PT. Safari Dharma Sakti. Perusahaan tersebut diwakili oleh Marissa Leviani sebagai Business Development Manager. Marissa menerangkan bahwa perusahaan dimana Ia bekerja terkena dampak yang cukup signifikan akibat Covid-19. Perusahaan tersebut memiliki omset hanya sekitar 1%-5% ketika masa seperti ini. Namun, perusahaan tetap melakukan inovasi untuk memperbaiki pendapatan perusahaan dengan mengembangkan salah satu unit bisnisnya pada bidang logistik.

Marissa juga mengingatkan kepada seluruh peserta yang mengikuti kegiatan tersebut untuk tetap bersemangat dan berinovasi dalam menghadapi masa pandemi seperti ini. Ia yakin bahwa masa pandemi ini akan segera berakhir dan kehidupan akan kembali normal. Ia juga sangat berterima kasih terhadap pemerintah yang memberikan bantuan kepada awak bus karena sudah diberikan bantuan kepada mereka.

Resadhatu yakin dengan mengundang salah satu contoh perusahaan yang terkena dampak yang cukup signifikan ini mampu memberikan semangat kepada seluruh Business Owner yang mengikuti kegiatan tersebut. “Kita perlu bahu membahu dalam kondisi seperti ini untuk mengembalikan perekonomian Indonesia,” ujarnya.

Rusdiono Consulting sebagai Kantor Konsultan Pajak dan Kantor Jasa Akuntansi tidak hanya ahli dibidang pajak dan akuntansi saja, tetapi dilengkapi oleh Partner yang ahli juga dalam bidang bisnis. Hal ini memungkinkan memberikan pandangannya dalam bisnis ketika melakukan konsultasi pajak dan akuntansi. Salah satu contohnya adalah Resadhatu yang mampu menjelaskan secara teorinya seperti apa dan dalam aplikasi didunia bisnisnya. Hal ini menjadi salah satu keunggulan yang dimiliki oleh kantor kami.

 


March 19, 2020
2-1280x720.jpg

Virus Korona merupakan keluarga besar virus yang bisa menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Sebagian virus korona bersifat zoonotik yaitu penyakit pada hewan yang dapat menular ke manusia.

Virus Korona jenis baru yang ditemukan pada manusia diduga berasal dari pasar hewan di Wuhan Cina, pada Desember 2019, kemudian diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2), dan menyebabkan penyakit Coronavirus Disease-2019 (COVID-19).

Lalu apakah COVID-19 sama dengan penyakit SARS yang pernah menghebohkan pada tahun 2003? COVID-19 termasuk dalam keluarga besar virus korona yang sama dengan penyebab SARS, hanya berbeda jenis virusnya. Gejalanya mirip dengan SARS, namun angka kematian SARS (9,6%) lebih tinggi dibanding COVID-19 (kurang dari 5%).

Gejala

Gejala umum berupa demam ≥380C, batuk kering, dan sesak napas. Pada kasus yang lebih parah infeksi virus dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal bahkan kematian.

Jika dalam 14 hari sebelum muncul gejala tersebut seseorang pernah melakukan perjalanan ke negara terjangkit, atau pernah merawat/kontak erat dengan penderita COVID-19, maka orang tersebut dianjurkan untuk melapor ke fasilitas kesehatan setempat untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Cara Penularan

Penyakit ini dapat menyebar melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung atau mulut pada saat batuk atau bersin. Droplet tersebut kemudian jatuh pada benda di sekitarnya. Jika ada orang lain menyentuh benda yang sudah terkontaminasi dengan droplet tersebut, lalu menyentuh mata, hidung atau mulut, atau tanpa sengaja menghirup droplet tersebut maka orang itu dapat terinfeksi COVID-19. Inilah sebabnya penting untuk menjaga jarak hingga kurang lebih satu meter dari orang yang sakit

Pengobatan

Belum terdapat pengobatan spesifik terhadap COVID-19. Tetapi dokter dapat memberikan obat-obatan seperti pereda demam, nyeri, obat batuk ataupun pilek untuk meredakan gejalanya. Dokter juga mungkin akan memberikan antibiotik, karena seringkali terjadi infeksi sekunder yang disebabkan bakteri.

Sekitar 80% kasus dapat pulih tanpa perlu perawatan khusus. Walaupun angka kematian penyakit ini masih rendah (sekitar 3%), namun bagi orang yang berusia lanjut, dan orang-orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya (seperti diabetes, tekanan darah tinggi dan penyakit jantung), mereka biasanya lebih rentan untuk menjadi sakit parah.

Pencegahan

Saat ini belum ada vaksin untuk mencegah COVID-19. Vaksin pencegahan tersebut sedang dalam tahap pengembangan/uji coba. Virus korona dapat dicegah dengan kondisi badan sehat dan imunitas yang baik. Perilaku hidup bersih dan sehat juga menjadi hal utama untuk mencegah terjadinya penularan infeksi.

Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah terinfeksi adalah:

  • Mencuci tangan dengan benar secara teratur menggunakan air dan sabun atau hand-rubberbasis alkohol. Sekitar 98% penyebaran penyakit bersumber dari tangan. Karena itu, menjaga kebersihan tangan adalah hal yang sangat penting.
  • Ketika batuk dan bersin, tutup hidung dan mulut dengan tisu atau lengan atas bagian dalam (bukan dengan telapak tangan).
  • Hindari kontak dengan orang lain atau bepergian ke tempat umum..
  • Gunakan masker dengan benarhingga menutupi mulut dan hidung ketika Anda sakit atau saat berada di tempat umum.
  • Buang tisu dan masker yang sudah digunakan ke tempat sampah dengan benar, lalu cucilah tangan Anda.
  • Menunda perjalanan ke daerah/ negara dimana virus ini ditemukan.

dr. Amadea Hasian

Referensi

  1. Coronavirus [Internet]. Who.int. 2020
  2. QnA : Pertanyaan dan Jawaban Terkait COVID-19 (Update 6 Maret 2020) » Info Infeksi Emerging Kementerian Kesehatan RI [Internet]. Info Infeksi Emerging Kementerian Kesehatan RI. 2020