
Metode penyusutan aktiva tetap terbagi atas 5 jenis. Jika disusutkan maka nilai aset tetap tersebut akan berkurang setiap tahunnya.
Penyusutan aktiva tetap berpengaruh pada laporan laba rugi dan neraca. Tujuan diadakannya penyusutan aktiva tetap adalah untuk menunjukkan nilai real suatu aset tetap di entitas tersebut.
Faktor yang mempengaruhi besaran penyusutan adalah harga perolehan aset, umur ekonomis dan nilai residunya. Penggunaan metode penyusutan juga berpengaruh pada besaran nilai penyusutan yang dikenakan.
Metode Penyusutan Aktiva Tetap
Ada beberapa metode penyusutan aktiva tetap yang perlu diketahui. Antara lain:
Straight Line Method
Metode ini juga dikenal sebagai metode penyusutan garis lurus. Besaran beban penyusutannya tiap tahun sama. Contoh penyusutan aktiva tetap dengan metode ini dapat disimak sebagai berikut:
Dibeli mesin tahun 2020 seharga Rp50.000.000 dengan nilai residu sebesar Rp5.000.000. Diperkirakan masa manfaat mesin ini dapat digunakan hingga 5 tahun ke depan. Maka perhitungan beban penyusutannya tiap tahun adalah:
= (Rp50.000.000 – Rp5.000.000): 5
= Rp45.000.000: 5
= Rp9.000.000 per tahun
Double Declining Balance Method
Penyusutan ini dikenal dengan metode penyusutan saldo menurut. Perhitungannya menggunakan persentase pada harga buku yang bersangkutan. Besaran persentase penyusutannya biasanya dua kali persentase tarif penyusutan metode garis lurus.
Untuk memahami metode ini kita bisa gunakan soal yang sama seperti pada metode garis lurus. Persentase yang bisa digunakan dalam metode ini dapat berupa saldo menurun tunggal atau berganda.
Gunakan soal yang sama dengan metode garis lurus. Perhitungannya adalah sebagai berikut:
% depresiasi per tahun: ⅕ tahun x 100 % = 20 % x 2 = 40 %
Maka perhitungan biaya penyusutan per tahunnya menurut metode saldo menurun dari soal yang sama dengan metode garis lurus adalah:
Tahun | Harga Mesin | Penyusutan | % Tarif Depresiasi | Akun Penyusutan | Nilai Buku |
0 | Rp50.000.000 | 40 % | Rp50.000.000 | ||
1 | Rp50.000.000 | Rp20.000.000 | 40 % | Rp.20.000.000 | Rp.30.000.000 |
2 | Rp30.000.000 | Rp12.000.000 | 40 % | Rp32.000.000 | Rp18.000.000 |
3 | Rp18.000.000 | Rp7.200.000 | 40 % | Rp39.200.000 | Rp10.800.000 |
4 | Rp10.800.000 | Rp4.320.000 | 40 % | Rp43.520.000 | Rp6.480.000 |
5 | Rp6.480.000 | Rp2.592.000 | 40 % | Rp46.112.000 | Rp3.888.000 |
Sum of The Year Digit Method
Metode ini perhitungannya menggunakan besaran penyusutan aktiva tetap tiap tahun yang jumlahnya semakin menurun. Misalnya saja pada mesin yang dibeli tahun 2020 memiliki umur ekonomis 5 tahun.
Maka perhitungan jumlah umur ekonomisnya adalah 1+2+3+4+5 = 15 sebagai nilai penyebutnya. Sementara urutan tahun menjadi pembilangnya.
Tahun | Biaya Penyusutan | akun. Penyusutan | Nilai Buku |
2020 (5/15) | Rp15.00.000 | Rp15.00.000 | Rp35.000.000 |
2021 ( 4/15) | Rp12.000.000 | Rp27.000.000 | Rp23.000.000 |
2022 (3/15) | Rp9.000.000 | Rp36.000.000 | Rp14.000.000 |
2023 (2/15) | Rp6.000.000 | Rp42.000.000 | Rp8.000.000 |
2024 (1/15) | Rp3.000.000 | Rp45.000.000 | Rp5.000.000 |
Service Hours Method
Dalam metode penyusutan jam kerja perhitungannya didasarkan pada jumlah satuan produk yang dihasilkan. Sebagai contoh mesin yang dibeli pada 2020 tersebut memiliki kemampuan kapasitas produksi selama 10.000 jam.
Rata-rata produksi per tahunnya sekitar 2500 jam saja. Perhitungan nilai penyusutannya adalah Rp50.000.000 – Rp5.000.000 = Rp45.000.000: 10.000 jam = 4500/jam.
Nilai penyusutan per tahunnya dapat dihitung dengan cara 4500 x 2500 jam sehingga besaran beban penyusutan Rp11.250.000 per tahun.
Productive Output Method
Beban depresiasi pada metode ini didasarkan pada jumlah satuan produk yang dihasilkan pada periode bersangkutan.
Perhitungannya adalah dengan mengalikan jam dari satuan produksi dengan tarif penyusutan setiap produk. Sebagai contoh soal yang sama atas mesin dibeli pada 2020.
Ternyata kapasitas produksi mesin 10.000 unit. Rata-rata hasil produksi per tahunnya adalah 2500 menit maka perhitungan nilai penyusutan per tahunnya adalah sebagai berikut:
Rp50.000.000 – Rp5.000.000 = Rp45.000.000: 10.000 unit = 4500/unit. Sementara nilai penyusutan per tahunnya adalah 4500 x 2500 unit = Rp11.250.000 per tahun.
Baca Juga: Mengenal Metode Penyusutan dan Jenisnya dalam Akuntansi
Kesimpulan
Setiap jenis metode penyusutan yang digunakan nilainya berbeda satu dengan lainnya. Walaupun begitu jurnal penyusutan aktiva tetap sama yakni sebagai berikut:
Dr. Biaya penyusutan mesin xxx
Cr. Akumulasi penyusutan mesin xxx
Metode penyusutan aktiva harus dihitung secara teliti karena berkaitan pula dengan laba rugi. Gunakan Jasa konsultan pajak dan akuntansi Rusdiono Consulting untuk mempermudah perhitungan penyusutan aktiva tetap.